8/Membayar Janji

130 18 11
                                    

Rembulan indah di atas sana tidak menyebarkan ketenangannya pada hati Seila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan indah di atas sana tidak menyebarkan ketenangannya pada hati Seila. Ia dirundung kegalauan pada dua cowok yang bersinggungan dengan hatinya.

Wajahnya terlihat masam karena insiden tonjok-menonjok tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Ia jadi tidak bisa konsentrasi dengan PR fisikanya. Alhasil, ia hanya mencurat-coret halaman paling belakang buku tugasnya sambil memangku dagu di tangan kiri.

"Arghhh!" Seila kesal dan langsung merobek kertas yang sedari tadi ia curat-coret. Lalu, ia remukkan kertas itu dalam genggaman tangannya dengan kasar sambil menggeretakkan giginya dengan penuh emosi.

Ia bangkit dari tempat duduk yang sedari tadi ia gunakan untuk belajar, lebih tepatnya melepas pikiran akibat kejadian di sekolah tadi.

Kakinya melangkah ke arah cermin dan muncullah cerminan wajah Seila di pantulan cermin berukuran besar yang terpasang dengan meja rias.

"Lo bisa bahagia meski cinta lo bertepuk sebelah tangan, Sei! Sebelum ada dia buktinya hati lo baik-baik aja, kan?” tanya Seila pada cermin.

“Lo harus ceria dan semangat lagi kayak biasanya karena ada yang lebih membanggakan dari cinta yang terbalas, yaitu mimpi yang tergapai." Seila tersenyum miring.

Lalu, ia mengangkat tangan kanannya sambil berkata kencang, "semangat!"

"Apasih berisik?!" protes Keyla, adiknya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Seila. Ia sukses membuat Seila malu dengan aksinya.

Seila hanya nyengir, terpampang dari pantulan cermin yang menghadap ke pintu. Keyla pun mendelik dan melanjutkan langkahnya untuk mengambil air minum di dapur.

Setelah kepergian Keyla, bayangan tonjok-menonjok tadi terngiang di pikirannya. Ia teringat bagaimana Jefry begitu emosi padahal seharusnya ia senang karena Gerald tak membalas perasaan Seila. Artinya, kesempatan untuk menjadi pacar Seila semakin tinggi.

“Kak Jefry segitu gak maunya gue sakit hati, padahal dirinya sendiri … ah, dia terlalu bodoh.”

Lalu, Seila melompat ke atas kasur dengan kencang hingga menimbulkan decitan. Mulutnya menyebut-nyebut nama cowok yang salah paham pada Gerald. Jari-jemari lentiknya terlihat menari-nari di atas papan ketik handphone.

"Jeeefryyy.... Jeeefryyy," gumam Seila sambil mengetikkan nama itu di kolom pencarian Ekstagram. Namun, nihil. Ia tidak menemukan akun Jefry.

"Sue gue harus stalk akun kelasnya dong kalo gini." Seila mengumpat.

Ia melihat daftar followers dan following akun kelas Jefry, mengecek unggahannya sambil memencet setiap foto yang memuat foto kelasnya untuk melihat siapa saja yang ditandai.

When I'm Fear of Losing You [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang