11/Malam Kerinduan

126 18 0
                                    

Luvvvv dulu dari Kak Jefry buat yang selalu setia nunggu update❤️❤️

Luvvvv dulu dari Kak Jefry buat yang selalu setia nunggu update❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
sssttttt.... Ini...
.
part yang akan mencampuradukkan perasaan
.
happy reading ya

.
.

"Air air!"

Bukannya memberikan air, Seila malah puas menertawakan Jefry. Pasalnya ia ingin balas dendam pada cowok yang sedang terbakar mulutnya itu.

Jefry sering membuat wajahnya tiba-tiba bersemu merah. Kali ini Seila yang membuat wajah Jefry merah padam lebih daripada kepiting rebus seperti ia biasanya.

Mas Bejo pun sampai lupa tidak memberikan minum pada pelanggannya itu. Mungkin Mas Bejo keburu takut balik lagi ke meja itu karena suasananya yang tidak mengenakkan.

Di tengah-tengah cengingikan Seila, Jefry langsung mengambil botol minum yang ada di tas pacarnya. Kebetulan tas Seila disimpan di pojok meja dekat tembok sejajar Jefry.

"Lemah banget jadi cowok, hahaha," ejek Seila memancing kemarahan saat Jefry sedang meminum air.

Tawa Seila membuat matanya menyipit dan tangannya refleks menutup mulut. Saking puasnya tertawa, ia sampai tidak sadar bahwa itu adalah botol minum kesayangannya.

"Dendaman banget jadi cewek!" balas Jefry setelah meneguk air minum di dalam botol berwarna ungu itu sampai habis. Ia masih menahan rasa kesalnya pada Seila. Belum dua puluh empat jam ia berpacaran dengan Seila rasanya ia lebih banyak menderita ketimbang romantis. Bahkan, tidak ada yang romantis.

"Kok tau sih?" tanya Seila yang masih tertawa renyah menampilkan mata kucingnya.

"Lo gak tau kalo gue bisa baca pikiran?" Jefry bertanya balik dengan pertanyaan yang mencoba membodohi si jenius Seila.

"Uuuulu uluuu baca pikiran? Minum rapih aja gak bisa haha," sindir Seila sambil mengelap sisa-sisa air minum yang menempel di bawah bibir Jefry. Perlahan ia mengelapnya dengan lembut sehingga membuat Jefry membeku beberapa saat. Namun, saat elapan terakhir, Seila mengelapnya dengan kasar lalu membuang tisunya ke tong sampah di sampingnya.

"Yang bener dong kalo ngelap! Romantis kok ujungnya kasar?" protes Jefry sambil menarik tisu dari kotak tisu.

"Idih siapa yang mau romantis-romantisan sama lo coba?" tutur Seila menahan gengsi sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Ia masih tertawa.

"Dasar anak monyet!" balas Jefry sambil bercanda memasukkan gulungan tisu ke lubang hidung Seila sebelah kiri.

"Maksud lo anak monyet apaan?" tanya Seila tanpa membuka mulut. Suaranya sangat pelan tetapi menusuk seperti tatapan matanya. Setelah itu ia menarik tisu dari lubang hidungnya dan menyadari tisu itu sedikit basah.

When I'm Fear of Losing You [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang