Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok Lisa dan Seulgi langsung pergi ke cafe untuk bekerja. Lisa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Seulgi yang mau menerima dirinya sebagai karyawan, padahal karyawan lain mereka sudah lulus sekolah.
"Lis, kakak gue mau balik dari New York, kayanya dia yang bakal lanjutin cafe ini. Gue mau fokus kuliah soalnya." Ucap Seulgi yang sedang membereskan piring-piring kotor.
"Terus gue gimana? Gue boleh kan Seul permanen di sini, gue kan ga akan kuliah." Jawab Lisa dengan serius, ia sedang memasak namun ucapan Seulgi mampu membuatnya hilang fokus.
"Lu kuliah deh Li, cari beasiswa sayang banget otak pinter elu." Seulgi memang tak pernah lelah membujuk sahabatnya untuk melanjutkan kuliah, namun sahabatnya itu masih belum menentukan apapun hingga saat ini.
"Tapi tetep Seul kan uang jajan ga gratis, mana kampus jauh. Kasian ibu gue jadinya." Jawab Lisa yang kini sedang fokus ke masakannya itu.
"Pake deh motor cafe, lu ga mau disebut ga pantes terus kan kalau bersanding sama Jennie?" Ucap Seulgi, emang banyak orang bilang Lisa tak pantas bersanding dengan Jennie yang terlahir sebagai orang kaya.
"Gue ga tau Seul, Jennie juga bakal pergi, entah kenapa gue takut banget akhirnya kita malah pisah karna LDR." Jelas Lisa dengan menarik nafasnya panjang.
"Lho Jennie mau kemana emang?" Seulgi yang kaget akhirnya mendekat ke arah Lisa.
Lisa tak menjawab, ia malah asik mengaduk-aduk nasi goreng pesanan orang tadi, pikirannya semakin kacau jika mengingat dirinya akan berjauhan dengan Jennie, entah mengapa rasanya ada yang aneh dengan semua ini, semua Lisa sembunyikan sendiri semua rasa kecewa dan rasa takut kehilangan. Di hadapan Jennie ia akan bersikap biasa saja, seakan-akan tak terjadi sesuatu, namun saat berjauhan dengan Jennie pasti Lisa akan merasakan takut kehilangan Jennie lagi.
"Dia mau lanjut di Korea Seul, ga tau kenapa gue ga yakin kalau bener-bener tanpa ketemu selama 4 Tahun, gue takut dia ninggalin gue Seul." Jawab Lisa dengan menundukan kepalanya.
Seulgi menepuk bahu Lisa, menenangkan sahabatnya itu, Seulgi sangat tau bagaimana Lisa begitu mencintai Jennie dan selama beberapa tahun ini sangat bergantung pada Jennie. Sejauh ini hanya Jennie lah yang bisa menerima Lisa dengan segala kekurangannya, untuk itu Lisa sangat takut kehilangan Jennie dan akhirnya Lisa sulit mendapatkan seseorang yang tulus seperti Jennie.
"Gue ga bisa ngomong apa-apa Li, gue cuma mau ngingetin ke elu kalau jodoh itu di tangan Tuhan, sekuat apapun kita mempertahankan, sekuat apapun kita berjuang jika Tuhan tak mengizinkan semua tak ada artinya." Ucap Seulgi memberi sedikit nasehat pasa sahabatnya.
Seulgi lalu pergi mengantarkan nasi goreng pesanan pelanggan, meninggalkan Lisa seorang diri di dapur, karna memang koki lain sedang istirahat.
Lisa mengambil Hp nya, melihat wallpaper di hp nya ia langsung tersenyum. Jennie adalah penyemangat dalam hidupnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pengen banget bisa edit beginian, tapi dasarnya bego kaga bisa2 deh)
Lisa lalu membuka pesan dari Jennie, karna hari ini pengunjung cukup ramai membuat Lisa belum memiliki waktu untuk membalas pesan Jennie.
Lisa... By maaf baru ngabarin, hari ini cafe rame banget jadi aku aga sibuk. Aku kangen deh by 😘😘
Setelah mengirimkan pesan pada Jennie ia langsung menyimpan hpnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya, Lisa tak boleh malas-malasan dalam bekerja ia harus profesional meskipun ini adalah cafe temannya.
***
Lisa sedang berbaring, ini masih pukul 5 pagi dan ia masih merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku, rasa pegal menjalar ke seluruh tubuhnya, kemarin memang sangat melelahkan.
"Li udah bangun? Boleh ibu masuk?" Teriak Ibu Lisa dari luar.
Lisa langsung membukakan pintu kamarnya untuk sang ibu, lalu menarik tangan ibunya dengan lembut agar masuk ke dalam kamarnya, mengajaknya duduk di pinggiran kasur.
"Ada apa Bu?" Tanya Lisa dengan terus menggenggam tangan sang ibu.
"Bentar lagi kan kamu lulus, kamu mau kuliah di mana?" Ibu Lisa mengelus kepala anak kesayangannya itu.
"Lisa ga kuliah bu, Lisa mau fokus kerja aja bantuin ibu." Jawab Lisa dengan tersenyum, namun ibunya bisa melihat jika senyuman sang anak itu palsu.
"Lisa sayang sama Jennie kan? Lisa serius sama Jennie kan?" Tanya Ibu Lisa lagi.
"Pasti bu, emang kenapa?" Lisa merasa heran mengapa dari pembahasan kuliah jadi ke Jennie.
"Jadilah pantas untuk Jennie, di luar sana banyak lelaki yang jauh segalanya dari pada kamu, Jennie bisa tulus mencintai kamu tapi tidak dengan orang tuanya Li. Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu, Ibu tak mau jika ada yang menghinamu. Ibu sudah janji pada ayahmu akan merawat dan mendidikmu dengan benar. Jadi kuliah ya nak, demi Ibu dan Jennie." Setiap kata yang keluar dari mulut ibu Lisa membuat Lisa sadar.
"Baik bu, Lisa akan mencari beasiswa dan semangat untuk menjadi orang sukses." Ujar Lisa dengan semangat.
Mereka lalu berpelukan, memang benar jika Lisa sukses Lisa akan membuat ibunya bangga dan Jennie bangga, jika Lisa terus menerus menjadi seorang tukang masak di cafe kecil bagaimana caranya Lisa bisa sukses. Lisa ingin menjadi pantas untuk Jennie, dan semua orang tak merendahkan Lisa lagi.
"Oia satu lagi, ibu punya sesuatu untukmu Li." Lanjut Ibu Lisa.
Lisa mengernyitkan dahinya, tumben sekali ibunya seperti ini, biasanya jika ada apa-apa langsung bilang.
"Ibu beli motor buat kamu, ya emang bukan motor baru tapi ini masih bagus ko, lumayan kan buat pergi ke sekolah." Ibu mengelus kepala Lisa dengan sayang, tersenyum manis demi kebahagiaan sang anak.
"Ya Tuhan bu, ibu ga perlu kaya gini. Lisa bisa beli sendiri pake tabungan Lisa nanti." Jawab Lisa dengan nada tak enaknya.
"Sudah jangan menolak, ini kuncinya dan sekarang kamu mandi. Kamu bisa jemput Jennie ke sekolah hari ini." Ucap Ibu Lisa lalu ia pergi meninggalkan kamar Lisa.
Lisa tersenyum penuh kehangatan, ia beruntung memiliki ibu yang sangat menyayanginya, selalu membuat Lisa bahagia meski hidup dalam kesulitan.
Lisa langsung mengambil Hpnya, membuka chat dengan Jennie.
Lisa... By aku jemput ya. Aku mau siap-siap dulu ketemu bidadari cantik, mau dandan biar makin ganteng. Love you 😘😘
Lisa langsung menyimpan Hpnya, lalu pergi untuk mandi, pokonya Lisa harus menjemput Jennie dan menceritakan semua kebahagiaannya, serta ingin meminta pendapat tentang jurusan yang akan Lisa ambil ketika ia kuliah nanti.
Jennie.... Siap sayang, aku juga mau mandi dan mau dandan cantik soalnya mau ketemu cowok ganteng pujaan hati Jennie. Love you too 😘😘😘
Jennie pun langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, sudah tak sabar bertemu Lisa kekasih hatinya yang mesum tapi Jennie suka. Jennie harus terlihat cantik di depan Lisa, karna Lisa itu tampan dan banyak cewek-cewek centil yang menggodanya.