27

3.3K 244 23
                                    


Apakah salah jika seorang anak berharap memiliki banyak waktu dengan kedua orang tuanya? Ia hanya terlalu kecil untuk memahami perpisahan kedua orang tuanya, semua yang ia harapkan dan bayangkan selalu berujung pada kekecewaan.

Anak kecil tampan ini harus merasa kecewa untuk kesekian kalinya ketika ia merasa jika sang ayah tak tulus menyayanginya.

"Mom, apa benar yang dikatakan aunty Jisoo jika Brian anak haram?" Pertanyaan polos keluar dari mulut manis anak lelaki tampan ini.

Jennie menghela nafas panjang, sekuat tenaga ia meredam emosi saat mengetahui jika sang kakak selama ini merusak psikis anaknya.

"Brian jangan dengarkan Aunty Jisoo, Brian adalah segalanya bagi Mommy jadi jangan berpikir seperti itu lagi." Jelas Jennie dengan memangku sang anak dan mendudukan ke arahnya.

"Tapi Daddy ga pernah sayang Brian, Daddy selalu meninggalkan kita, tak pernah menganggap kita." Lanjut Brian dengan menahan tangisnya.

Jennie langsung memeluk erat tubuh mungil sang anak, ia tau anaknya pasti terluka karna Lisa selalu bersikap sesuka hatinya saja. Saat mereka bertiga sedang asik bermain Lisa pamit untuk mengangkat telpon namun bukannya kembali bahkan Lisa pergi tampa pamit, Jennie tau pasti terjadi sesuatu karna ia bisa membaca raut wajah khawatir dari Lisa, namun Brian tak mengerti itu, ia menangis dan berpikir jika Lisa hanya kasian dan tak menyayanginya, ditambah ucapan Jisoo selalu terngiang-ngiang jika dirinya adalah anak haram Lisa dan Jennie, itulah penyebab Lisa tak menyayangi Brian seperti seorang ayah yang menyayangi anaknya.

"Besok kita telpon daddy lagi ya, besokkita undang daddy untuk makan siang, bagaimana?" Tanya Jennie, berharap Brian menyetujui sarannya.

Brian menggeleng perlahan "Brian ga mau, nanti Brian ditinggalkan lagi." Jawab Brian yakin.

Elusan tanda penenang Jennie berikan pasa bahu sang anak, Brian tak boleh membenci Lisa, Lisa tak salah selama ini. Jennie akan bertanya alasan Lisa pergi tanpa pamit pada Brian apa.

"Tapi jangan pernah Brian dengar ucapan Aunty yang buruk tentang Daddy ya, daddy sangat menyayangi Brian dan Brian harus percaya itu." Jennie hanya berusaha untuk membuat sang anak tenang dan tak membenci Lisa ayah kandungnya sendiri.

Brian mengangguk paham "Sorry mom." Ucap Brian yang merasa bersalah.

"Iya sayang, sekarang ayo kita pulang ya. Brian harus istirahat besok harus sekolah." Jawab Jennie yang langsung menuntun sang anak untuk mengambil barang-barangnya lalu mereka akan segera pulang.

***


Lisa terus berlari menyusuri lorong rumah sakit, saat sedang bersama Brian dan Jennie salah satu karyawan Lisa menghubungi dan memberi kabar jika Irene pingsan, sontak membuat Lisa panik dan langsung berlari sekuat mungkin agar cepat sampai rumah sakit, Lisa lupa untuk berpamitan dengan Jennie dan Brian saking paniknya.

Sesampainya di depan ruangan Irene, Lisa berdiri mengatur nafasnya, rasa lelah dannkeringat bercucuran membuat kondisi Lisa sangat kacau.

Ceklek...
Lisa membuka pintu, di sana Irene sedang berbaring dengan senyum indahnya.

"Sayang, ko keringetan gitu sih?" Tanya Irene dengan mengerutkan dahinya heran.

Lisa mendekat lalu memeluk Irene sekuat tenaga, ia sangat khawatir karna ini pertama kalinya Irene masuk rumah sakit saat sudah bersamanya.

"Maaf baby, aku ga bisa jaga kamu sampai kamu bisa sakit kaya gini." Ucap Lisa dengan lirih tanpa melepas pelukannya.

Irene hanya tersenyum mendengar ucapan sang suami.

"Selamat sayang, kamu akan jadi seorang papa." Ucap Irene dengan mengecup pipi Lisa.

"Apa maksud kamu? Kamu hamil baby?" Lisa memperjelas pernyataan Irene.

Irene mengangguk lalu kembali memeluk Lisa. Mereka berdua sangat bahagia akhirnya dikaruniai seorang calon anak. Mereka berdua berharap bisa menjadi orang tua yang bertanggung jawab.

"Tapi kenapa kamu sampai pingsan?" Tanya Lisa yang masih khawatir.

"Aku cuma kecapean aja sayang, dokter nyuruh aku banyak istirahat karna kandungan aku kan masih kecil. Sekarang juga udah boleh pulang ko." Jelas Irene, ia tak mau Lisa terlalu khawatir akan dirinya.

"Syukurlah, ya sudah aku beresin administrasi dulu ya." Ucap Lisa dengan mengelus kepala Irene.

"Ga usah sayang, tadi udah di urus Joy, kebetulan tadi yang anter aku Joy." Jawab Irene.

Akhirnya Lisa membereskan semua barang Irene, Lisa sangat bahagia sampai ia melupakan kejadian dimana dirinya meninggalkan Brian begitu saja.

Dalam perjalanan pulang Irene sangat manja, ia terus menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami yang sedang menyetir, sesekali Lisa mengecup sayang pucuk kepala Irene. Pasangan muda ini sungguh saling mencintai dan menyayangi dengan tulus, bahkan mereka dipercaya akan segera mendapatkan momongan karna kandungan Irene yang sudah 2 bulan.


***

Jennie melangkahkan kakinya ke taman belakang, dimana sang kakak sedang diam bersantai dengan memainkan ponsel pintarnya yang dibandrol cukup mahal itu.

Brak...
Jennie menendang pot bunga yang berada di samping Jisoo, otomatis Jisoo kaget dan berdiri menatap tajam ke arah Jennie.

"Jangan pernah bilang kalau Brian anak haram! Sekali lagi kakak bilang Brian anak haram atau kakak ngerusak psikis Brian aku ga akan segan-segan buat hancurin hidup kakak!" Ucap Jennie penuh ancaman, sebuah api emosi berkobar di dalam matanya.

"Apa maksud kamu Jennie! Jaga sopan santun kamu?!" Jawab Jisoo yang mencoba mengelak.

Plak...
Jennie menampar Jisoo, namun saat Jisoo akan membalas tamparan Jennie tangannya ditahan oleh sang ayah.

"Cukup! Apa yang kalian lakukan. Jennie kenapa kamu sangat tidak sopan?" Bentak ayah Jennie yang meminta penjelasan.

"Dia, dia merusak psikis anakku, dia bilang Brian anak haram Dad." Jelas Jennie dengan menunjuk Jisoo dengan emosi.

"Cih! Kenyataan anakmu memang anak haram, kamu hamil diluar nikah karna bocah miskin sialan itu. Dad harus Daddy tau kalau Brian adalah anak Lisa bukan anak Taehyung.!" Jisoo tak kalah emosi, ia membocorkan rahasia yang selama ini Jennie simpan, Jennie hanya menunggu waktu tepat untuk mengatakan semuanya.

"Benar itu Jen? Benar Brian anak Lisa?" Tanya ayah Jennie dengan sorot mata tajam yang sangat menyeramkan.

"Benar Dad, Brian anak Jennie dan Lisa tapi Dad kami pun baru tahu kemarin untuk kebenaran ini. Jadi Tolong Daddy jangan marah dan dengarkan dulu penjelasan Jennie." Jelas Jennie dan ia memohon agar sang aayah tak marah.

"Baik, silahkan jelaskan." Ucap ayah Jennie dengan tenang.

Jennie langsung menjelaskan semua kenyataan yang baru terkuak selama beberapa tahun ini, kenyataan yang sangat menyakitkan baginya. Jennie pun menceritakan bagaimana Jisoo turut andil dalam masalah ini, Jisoo yang selalu menghina Lisa.

"Lisa harus bertanggung jawab!" Ucapan tegas itu keluar dari mulut ayah Jennie.

Semua hening dan tak tau harus menjawab apa, Jennie bingung dan rasanya ingin menangis sejadi-jadinya, cinta Jennie masih begitu besar untuk Lisa, Jennie ingin Lisa kembali, Jennie ingin hidup bersama dengan Lisa dan Brian sebagai keluarga bahagia, tapi Jennie sadar semua tak mungkin terjadi.

Another of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang