Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie menangis tersedu, dan dengan lapang dada Irene memeluk dan menenangkan Jennie, Irene tau masa lalu Jennie sangat menyakitkan, namun bagi Irene semua hanya demi sang suami dan Brian, Irene tak akan memberikan Lisa pada Jennie, sungguh tak akan pernah selama Irene masih bernafas, terkecuali jika memang Irene tak ada di dunia ini lagi.
"Sudah ya, tenangkan dirimu Jen. Dari ceritamu aku merasa ada yang janggal. " Ucap Irene dengan terus mengelus bahu Jennie.
Mendengar ucapan Irene ia langsung melepaskan pelukannya dan mentap Irene berharap Irene menceritakan apa yang menurutnya janggal.
"Jadi begini, dari ceritamu tadi jika setelah 1 bulan kalian berhubungan kamu hamil, sedangkan Dokter bilang kandunganmu sudah berusia 8 minggu ya berarti itu adalah 2 bulan. Jadi? " Jelas Irene, namun ia justru menghentikan ucapannya dan menanyakannya pada Jennie.
Sontak Lisa dan Jennie kaget dengan ucapan Irene dan menyadari sesuatu?
"Brian anakku? " Ucap Lisa dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Irene mengangguk "bisa dibilang begitu sayang. " Jawab Irene.
Entah terbuat dari apa hati Irene, ia justru menjadi penengah antara Lisa dan Jennie untuk menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun tak disadari Jennie.
"Lakukanlah tes DNA. Tapi Jennie jika benar Brian anak Lisa tolong urusan ini selesai hingga Brian sebagai anak Lisa, aku sangat tak ingin kamu pun masuk dalam rumah tanggaku dengan Lisa. Carilah lelaki lain jangan suamiku. " Dengan tegas Irene mengatakan, ia sungguh tak ingin kehilangan Lisa, bagaimanapun caranya Irene akan mempertahankan Lisa.
"Tenang Ka Irene, aku sudah mengikhlaskan Lisa untukmu. Jikapun Lisa tak mau mengakui Brian sungguh tak masalah bagiku, jika akhirnya kamu tak nyaman maka hentikan ini dan selamanya Brian akan menjadi anak Taehyung. " Jawab Jennie, ia merasa tersinggung dengan ucapan Irene barusan.
"Tak masalah, lakukan tes DNA Agar suamiku tak penasaran terus. " Setelah mengucapkan itu Irene langsung pergi untuk mengangkat telpon.
"Jen maafkan Irene ya, maaf kalau ucapan Irene ada yang menyinggung kamu. " Ucap Lisa karna merasa tak enak dengan suasana ini.
"Iya Lisa, aku pulang ya. Urusan tes DNA bisa kita bicarakan lain waktu. Maaf sudah mengganggu. " Jennie langsung menggendong Brian dan pergi meninggalkan Restoran Lisa.
Lisa tak nyaman dengan suanasa ini, ia baru menyadari jika sang istri mungkin selama ini merasa cemburu dan takut, hanya saja ia mencoba menutupi semuanya di hadapan Lisa.
"Aku harus ke Restoran. " Pamit Irene lalu ia membawa tasnya dan pergi meninggalkan Lisa.
Lisa tak tinggal diam, ia mengejar Irene dan langsung memeluk Irene dari belakang.
"Maaf, maafkan aku tak peka dengan perasaanmu." Bisik Lisa dengan menenggelamkan wajahnya dileher Irene.
Pertahanan yang ia kukuhkan selama ini akhirnya pecah, Irene menangis sesenggukan meluapkan apa yang selama ini ia rasakan, menahan sakit dan takut jika sang suami meninggalkannya membuat hatinya sangat rapuh, istri mana yang tak cemburu melihat sang suami masih memikirkan mantanya dan anak yang saat ini berada dengan mantannya, sekuat apapun Irene mencoba tegar dan membantu tak bisa ia pungkiri hatinya sangat sakit.