Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Lisa tak masuk kerja, ia memutuskan untuk menghabiskan hari bersama Irene. Seperti saat ini Lisa sedang tidur di paha Irene dengan Irene yang terus mengelus rambut Lisa dengan sayang. Mereka sedang menonton Film sejak 2 jam yang lalu. Lisa sangat menikmati kebersamaan ini, ia terlalu lelah karna kuliah dan bekerja hingga tak punya waktu untuk bersantai.
Lisa merasa bosan dengan kegiatan menontonnya, ia membalikan badannya dan menghadap perut Irene.
Cup... Lisa mengecup perut Irene beberapa kali, bahkan mengangkat bajunya sehingga perut Irene sudah terekspos.
"Geli ih." Irene mendorong kepala Lisa yang masih asik menciumi perutnya itu.
"Sayang." Panggil Lisa
"Iya sayangku." Jawab Irene dengan gemas.
"Maaf ya aku bolos kerja, aku pengen sama kamu seharian ini." Lisa bangun dari tidurnya dan menghadap Irene.
Irene tersenyum, mengelus pipi Lisa dengan sayang. "Ga masalah, aku ini bosnya." Jawab Irene lalu bersandar di dada bidang kekasihnya.
Lisa langsung memeluk Irene dari belakang, wajahnya sudah ia telusupkan ke leher Irene, mengendus leher Irene dan merasakan wangi dari kekasihnya itu. Sedangkan Irene sedang menahan geli, ia berpikir apakah ini adalah waktunya Lisa menginginkannya atau hanya sekedar bermain-main saja.
Irene semakin menegang saat tangan Lisa sudah masuk ke dalam bajunya, mengelus lembut payudara milik Irene, demi apapun Irene sangat menginginkan Lisa menyentuhnya lebih jauh lagi. Irene masih diam menikmati segala sentuhan Lisa, ciuman Lisa di leher Irene saat ini semakin membuat darah Irene berdesir hebat. Remasan tangan Lisa di payudara Irene, mencium leher Irene itu Lisa lakukan tanpa disengaja, ia sudah terbawa napsu, napsu yang sudah sangat lama ia tahan.
"Ehhmmm Lisa..." Desah irene akhirnya keluar, tak kuat menahan setiap sentuhan dari kekasihnya.
"I love you bos." Bisik Lisa tepat ditelinga Irene, tak lama Lisa langsung menjilati telinga Irene.
Irene mencengkram kuat kaos yang Lisa kenakan, rasanya Irene sudah tak tahan lagi dengan semua ini, namun Irene terlalu malu untuk memulai ataupun meminta.
Tanpa banyak bicara Lisa langsung membalikan badan Irene, mereke berdua kini saling tatap dengan tatapan penuh nafsu. Lisa mengelus pipi Irene dengan tatapan tajamnya, hasratnya semakin menggebu-gebu.
Cup... Lisa mengecup bibir Irene, awalnya hanya menempel namun lama kelamaan Lisa mulai melumat bibir mungil kekasihnya itu, Irene pun ikut membalas lumatan Lisa dengan perasaan gugup tak seperti biasanya.
Tak lama Lisa menghentikan ciumannya, membuat Irene bertanya-tanya. "Udah malem aku pulang ya." Lisa menggenggam tangan Irene kemudian hendak berdiri untuk pulang.
"Lisa..." Panggil Irene dengan nada kecewanya.
"Iya sayang," Jawab Lisa dengan merapihkan pakaiannya dan tanpa menoleh ke arah Irene.
"Kenapa kamu ga pernah nyentuh aku kaya kamu nyentuh Jennie?" Tanya Irene ragu-ragu.
Lisa langsung menatap Irene, entah mengapa ia bingung harus menjawab apa.
"Ya udah hati-hati dijalan." Ucap Irene lalu ia pergi ke kamar mandi.
Irene sangat kecewa, karna Lisa tak pernah benar-benar menyayanginya, tak pernah benar-benar menganggapnya kekasih, Lisa hanya menganggap dirinya teman tak lebih dari itu. Irene sadar dirinya tak bisa menggantikan Jennie dihati Lisa, selama ini Irene sabar namun lama-lama Irene kesal dengan keadaan seperti ini. Akhirnya Irene menangis sejadi-jadinya di kamar mandi, semua keluh kesahnya ia tumpahkan semua saat ini. Apa yang harus Irene lakukan saat ini, ia sudah sangat mencintai lisa namun Irene pun lelah. Tak hanya hati Lisa saja untuk Jennie, bahkan password Hp Lisa masih tanggal jadian mereka, entah lupa atau memang Lisa tak niat menggantinya.
Dirasa sudah puas menangis dan irene tau jika Lisa pasti sudah pergi jadi ia memutuskan untuk keluar setelah mencuci wajahnya. Irene pergi menuju kasur queen size miliknya itu, berniat untuk merebahkan badannya dan ingin tidur agar semua pikirannya hilang, namun tiba-tiba seseorang memeluk perut Irene dari belakang, Irene melirik itu adalah tangan Lisa, Irene hanya diam tak mengatakan apapun.
"Maafin aku." Bisik lisa dengan menenggelamkan wajahnya di leher Irene.
"Aku ga apa-apa ko, Lisa kamu masih muda, kamu pantes dapetin orang yang seumuran kamu, bukan orang dewasa sepertiku, carilah kebahagiaan kamu, jika memang kebahagiaan kamu ada di Jennie maka berjuanglah untuk Jennie. Kita akhiri hubungan ini, sebelum semua menjadi sulit untukku." Irene membalikan badannya, ia tersenyum dengan menatap wajah Lisa, orang yang sangat Irene sayangi dan cintai.
Deg... Lisa kaget, ia tak menyangka jika Irene akan meninggalkannya, Lisa tak mau kehilangan Irene.
"Ga Rene, jangan ngomong gitu, aku mau terus sama kamu, jangan tinggalin aku." Lisa memohon pada Irene dengan menggenggam tangan Irene dengan erat.
"Kan masih ada Nancy, Rose, Tzuyu dan siapa lagi ya cewek-cewek yang deket sama kamu." Ucap Irene dan ia langsung melepaskan tangan Lisa.
Lagi-lagi Lisa dibuat kaget oleh ucapan Irene, dari mana Irene tau jika ia selalu menggoda perempuan-perempuan itu.
"Yank maaf, tapi seriusan aku ga mau kita putus. Aku janji ga akan deketin cewek lain lagi." Lisa masih terus memohon berharap Irene tak meninggalkannya.
"Pilihlah salah satu dari mereka Lisa, mereka masih muda dan cantik, kamu pasti ga akan malu ngenalin mereka ke temen-temen dan keluarga kamu, ga kaya aku tua makanya kamu malu punya aku. Pulanglah, aku cape mau istirahat." Entah keberanian dari mana, pada akhirnya Irene lebih memilih untuk berpisah dengan Lisa.
Irene memang sudah mengetahui tentang lisa yang selalu mesra dengan perempuan lain, berawal dari Irene mendengar Lisa sedang mengangkat telpon dari Tzuyu yang dengan genitnya Lisa menggoda Tzuyu, setelah itu Irene sering diam-diam datang ke kampus Lisa untuk memastikan tingkah laku kekasihnya itu.
Akhirnya Lisa mengalah, ia pamit dan meninggalkan apartemen Irene dengan hati yang sakit, menjadi setia ditinggalkan apa lagi genit seperti ini sudah pasti akan ditinggalkan, karna wanita mana yang rela berbagi kekasihnya.
****
" besok waktunya kita ke dokter kan, aku udah ga sabar buat lihat si kecil." Ucap seorang lelaki tampan dengan senyum merekah di wajahnya.
"Iya Tae, berangkat abis jam makan siang aja ya." Jawab perempuannya yang tak lain adalah jennie.
Jennie sedang menikmati roti coklat miliknya, malam ini ia sangat lapar dan ya apa lagi penyebabnya jika bukan si jabang bayi yang ada di dalam kandungannya, ibu hamil memang selalu lapar, badan seksi Jennie kini sudah nampak lebih berisi lagi, namun kecantikan jennie masih terpancar dengan indah, tak salah jika Taehyung sangat mengagumi paras cantik wanita di hadapannya ini.