18

3K 250 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tak terasa hari bahagia sudah di depan mata, pernikahan itu akan terjadi 2 hari lagi. Segala Persiapan jelas sudah rampung. Lisa jelas sangat bahagia akhirnya bisa menikahi sang kekasih, namun di sisi lain Lisa mulai terusik oleh hadirnya Jennie, meski tak pernah bertemu setelah kejadian itu namun percayalah Lisa selalu diam-diam memikirkan Jennie. Jennie masih tampak cantik meski sudah memiliki anak.

Lalu apakah Irene tau? Jelas Irene tau jika calon suaminya sedang memikirkan perempuan lain, perempuan yang pernah mengisi seluruh hati dan hidup Lisa, namun Irene adalah Irene perempuan sabar yang sangat mencintai Lisa.

"Rose, jadi aku harus gimana? " Lisa sedang bersama Rose di cafenya, ia sedang menceritakan perihal kebingungannya.

"Li, kalau emang kamu penasaran siapa Brian kamu berhak cari tau, tapi harus kamu ingat semua hanya demi Brian tidak untuk Jennie. Kamu ingat kan berapa besar perjuangan Irene buat bahagiain kamu dan suport kamu. Lisa yang miskin kini berubah jadi Lisa si pengusaha muda sukses, semua karna suport Irene. " Rose sebagai sahabat Lisa hanya mengingatkan agar Lisa tak melakukannhal bodoh yang akan membuatnya menyesal suatu saat nanti.

Lisa mengangguk, lalu mengelus kepala Rose. "Aku mencintai Irene asal kamu tau, Jennie hanya bagian terindah dari kisah hidupku. Aku hanya ingin memastikan jika Brian benar anakku, perasaan saat melihat Brian terasa beda dibanding aku melihat anak kecil lain. " Jelas Lisa, ia meyakinkan Rose tentang kesetiaannya pada Irene.

Rose tersenyum mendengar jawaban Lisa, meski Rose tau dihati Lisa ada dua nama perempuan yang sama pentingnya kini. Tapi Rose percaya Lisa tak akan menyekiti Irene perempuan yang dengan sabar menemani dan mendukung Lisa hingga sukses seperti ini.

"Ya sudah aku pulang dulu, Jaehyun udah nunggu di depan tuh. Jangan galau lagi ya ganteng. " Pamit Rose pada Lisa, sahabat yang paling Rose sayangi selain Seulgi.

"Hati-hati, awas lusa jangan telat ya. " Jawab Lisa dengan melambaikan tangan pada Rose.

Setelah kepergian Rose keadaan menjadi sepi, Lisa duduk di sofa ruangannya, memejamkan mata dan entah memikirkan apa. Terlihat Cukup tak bersemangat untuk seseorang yang akan menikah dua hari lagi.

Lisa lalu berdiri dan mengambil kunci mobilnya, ia ingin bertemu dengan Irene karna hanya Irene lah yang mampu menenangkan pikirannya. Ia buru-buru pergi dengan senyuman khas yang terpancar dari wajahnya.

"Daddy... " Teriak anak kecil dan mengejar Lisa.

Lisa melihat siapa yang menarik tangannya, Lisa tersenyum lalu berjongkok di hadapan anak itu yang tak lain adalah Brian.

"Daddy bagaimana kabarnya? Mana Mommy Irene? " Brian seperti anak yang sudah akrab dengan Lisa, menanyakan kabar dan keberadaan Irene.

"Kabar Daddy baik, Mommy Irene ada di rumah. Kabar Brian bagaimana? Dengan siapa Brian ke sini? " Lisa menjawab pertanyaan Brian, meski terasa asing namun Lisa mencoba untuk tak mengecewakan Brian.

"Brian dengan Mommy dan aunty Jisoo, Brian sedang flu daddy " Ucap Brian dengan wajah polos dan menggemaskannya.

Brian lalu mengajak Lisa untuk menghampiri Jennie dan Jisoo, ada rasa tak enak di hati Lisa karna di sana ada Jennie dan Jisoo, terutama Jisoo orang yang selalu menghinanya.

"Mom lihat ada Daddy. " Ucap Brian dengan riang.

Jennie hanya tersenyum melihat kehadiran Lisa.

"Kalian udah pesen? " Tanya Lisa basa basi.

Jennie menggeleng sedangkan Jisoo hanya diam dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Ya udah pesen aja langsung ua, Jimin sini ada pelanggan. " Lisa memanggil 1 pelayan yang sedang berdiri di dekat kasir.

"Siap bos. " Jawab pelayan yang bernama Jimin.

Deg...
Jisoo dan Jennie otomatis kaget saat mendengar jawaban pelayan itu, Bos? Lisa bos? Begitulah pertanyaan dari kedua adik kakak itu.

Saat mereka berdua memilih menu makan apa, Lisa dan Brian asik mengobrol berdua, sesekali Jennie melirik ke arah lelaki yang ada di hadapannya itu. Jennie sadar jika Lisa jauh lebih dewasa, tampan dan mapan.

"Mom 2 hari lagi Daddy akan menikah, daddy mengundang kita untuk ke pestanya. " Ucap Brian dengan riang. Brian hanya senang ia akan bertemu dengan Lisa tanpa peduli perasaan sang mommy.

"Ia Jen, lusa aku dan Irene akan menikah, jika ada waktu kalian datang ya. " Lisa dengan ketenangannya mengundang Jennie ke acara pernikahannya.

"Ka Jisoo juga dan semua keluarga kamu jika berkenan datang ya. Aku jamin ka Jisoo ga akan kesulitan masuk ke gang kecil untuk datang ke pesta kami, pestanya di hotel Bintang malam. " Lanjut Lisa dengan sedikit menyindir Jisoo.

"Aku usahakan ya Li, kalian cocok banget deh." Jawab Jennie yang juga mencoba untuk santai.

Tak lama pesanan mereka sampai "nah silahkan disantap hidangannya. Hehe. " Ucap Lisa dengan formal.

"Dad apa ini cafe daddy? " Brian yang penasaran karna sedari tadi orang yang ia panggil daddy itu dipanggil bos oleh karyawan-karyawan cafe ini.

"Iya ini milik Daddy. Apa Brian suka tempat ini? " Tanya Lisa dengan mengelus kepala Brian.

"Wah daddy hebat, berapa cafe yang Daddy punya? Brian sangat suka cafe ini. " Lagi dan lagi Brian sangat antusias dan bahagia dengan obrolannya dengan Lisa.

"Daddy hanya punya 2, Brian makan yang benar ya. " Jawab Lisa, lalu menyuapi Brian dengan sabar.

Jennie tersenyum melihat itu, ada rasa bahagia bercampur sedih melihatnya, sedih karna ia pernah meninggalkan lelaki sehebat Lisa dan sebaik Lisa.

"Lisa Sorry, karna Brian masih menganggap mu daddynya. " Ucap Jennie dengan menundukan kepalanya.

Lisa hanya tersenyum dan mengangguk. "Tak masalah Jen. " Jawab Lisa.

Lisa lalu melirik jam ditangannya, sudah mendekati jam makan siang, ia harus segera menemui Irene.

"Brian, daddy pamit ya. Daddy harus menemui Mommy Irene. Dua Hari lagi mari bertemu di pesta pernikahan Daddy ya. " Pamit Lisa lalu ia mengelus kepala Brian, meski kecewa akhirnya Brian menganggukan kepalanya.

"Jen, Ka Jisoo aku pamit ya. Permisi. " Lisa pun pamit pada Jennie dan Jisoo.

Lisa langsung pergi meninggalkan cafenya, ia tak mau berlama-lama bersama Jennie karna pasti akan menyebabkan masalah, dan Lisa harus bercerita pada Irene tentang pertemuannya dengan Jennie.

Brak!!!
Jisoo menyimpan sendok dengan menggebrak meja, ia sangat tersinggung dengan ucapan Lisa tadi.

"OKB emang kampungan! " Ucap Jisoo dengan nada ketusnya.

"Emang Lisa sekarang kaya kan ka, lagian udahlah jangan gitu terus sama Lisa, apa kalian ga puas udah bikin aku pisah sama Lisa terus aku harus hidup sama cowok brengsek kaya si itu? " Ucap Jennie yang kesal dengan tingkah sang kakak.

Jisoo hanya melirik Jennie tak suka, Jennie masih saja membela Lisa padahal sudah putus sejak lama. Sedangkan Brian tak peduli dengan drama di hadapannya itu.

Another of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang