• 8∆ : Fetter •

567 251 395
                                    

Hana menarik koper besar miliknya masuk ke dalam rumah asing itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana menarik koper besar miliknya masuk ke dalam rumah asing itu. Matanya menelisik ke sekitar rumah satu lantai tersebut yang luas dan terkesan mewah. Diam-diam perempuan itu berdecak kagum, berfikir bagaimana bisa dengan umur yang masih begitu muda Doyoung bisa memiliki rumah sebagus ini.

Suara tapakan kaki yang mendekat membuat Hana menoleh dan mendapati Doyoung dengan dua tas besar di sisi kanan-kirinya sedang menyimpan kunci mobilnya di laci meja dekat ruang keluarga. Setelah itu tubuhnya kembali menunduk untuk membawa dua tas besar itu ke sebuah kamar.

Hal tersebut membuat Hana urungkan niatnya untuk berkeliling. Dia pun mengikuti Doyoung memasuki kamar tersebut dan sekali lagi terkagum di dalam hati setelah melihat suasana kamar yang sangat nyaman.

Tapi dia sudah memutuskan sesuatu dari jauh-jauh hari, "Doyoung, aku gak mau kita sekamar." Kecapnya.

"Maksudnya gimana?"

Satu tangannya bersembunyi di balik tubuhnya, "Aku... Masih belum bisa buat satu ruangan sama kamu."

Lelaki itu semakin mengernyit bingung. Pasalnya, bahkan mereka tidur satu ranjang selama satu minggu lebih beberapa hari kemarin saat di rumah perempuan itu. Tapi kenapa tiba-tiba sekarang meminta pisah ruangan?

"Alasannya apa? Gak ada yang lebih spesifik lagi?" Tanyanya.

"Aku gak nyaman."

Baiklah, kembali dalam masalah kenyamanan dan ketidaknyamanan perempuan itu. Doyoung hargai jika memang istrinya tersebut masih belum bisa menerima pernikahan ini.

Berakhir dengan jawaban Doyoung, "Yaudah, pilih kamar kamu sendiri." Finalnya.

Dia agak kesal agaknya, Hana tahu itu. Terlihat dari sebelah tangannya yang mengulurkan satu tas besar milik Hana kepada pemiliknya sendiri dengan memperlihatkan wajah masam.

Hana menerima ulurannya sembari meringis dan mengucap maaf dengan lirih, lalu ia keluar dari kamar tersebut. Dia menutup pintunya lalu menoleh ke sebelah kiri, tepat menjatuhkan tatapan pada sebuah pintu coklat yang sama persis bentuknya dengan pintu di hadapannya kini.

Perempuan itu membukanya dan melihat sebuah ruangan luas dengan satu lemari dan ranjang besar beserta meja rias. Hana tersenyum, lalu dengan susah payah membawa dua barang bawaan miliknya masuk ke dalam.

Tangannya menepuk-nepuk seprai putih yang terlihat agak berdebu membuat dirinya sendiri sedikit terbatuk. Kemudian matanya menatap sekeliling, "Sedikit pembersihan, udah jadi kamar yang pas." Gumamnya.

Dia menaruh koper beserta tas besarnya di sebelah meja rias yang juga lumayan berdebu. Hana menggulung sweater nya sebatas siku dan mulai mencepol rambutnya kencang.

Tok tok

Hana menoleh, mendapati Doyoung yang sudah memegang peralatan kebersihan di kedua tangannya. "Saya bantu beberes ya." Katanya.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang