• 26∆ : Somehow •

329 90 145
                                    

Semakin sepi ya ....

Btw, selamat atas pencapaian 10k readers untuk anakku yang satu ini ^^

•°•°•

Hana menopang dagunya sambil bergumam panjang, memperhatikan wajah Dhimas yang masih sangat ketara sekali berwarna ungu kebiruan di bagian pelipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana menopang dagunya sambil bergumam panjang, memperhatikan wajah Dhimas yang masih sangat ketara sekali berwarna ungu kebiruan di bagian pelipis. Dia mengulum bibir kedalam, menyendok kan beberapa lauk keatas piring suaminya tersebut.

"Banyak banget, Na," Dhimas menginterupsi.

"Makan yang banyak, nanti kamu kangen sama masakan aku," balas Hana sambil tersenyum tipis.

"Iya sih ... tapi sekarang bibir aku luka. Perih, Na, kalo ngunyah." Dhimas memotong ayam goreng buatan Hana tersebut menjadi dua, dan memberikan setengah ke atas piring Hana yang masih utuh belum tersentuh sedikitpun makanannya.

"Makan, cepet!" seru Dhimas.

"Kenyang," sahut perempuan tersebut. Dhimas mendengus dan langsung melirik arloji di tangannya, "cepet makan, nanti kamu telat."

"Kamu gak usah kerja ya hari ini."

"Hah?"

"Mukanya jelek gitu," celetuk Hana sekenanya. Dia langsung menyuapkan sesendok nasi kedalam mulut lalu mengunyah sambil menatap Dhimas tanpa berniat menjelaskan lebih.

"Terus kenapa kalo jelek?"

"Masa bos ketauan abis berantem."

"Emang ada larangannya bos gak boleh berantem?"

Hana mengangkat bahu. "Gak tau."

"Ngaco ah," sahutnya sambil menggelengkan kepala. Dia mengambil segelas air putih hangat lalu meminumnya hingga tandas. Tangannya merogoh ponsel, berniat membalas pesan dari Tristan yang mengabarkan tentang jadwal hari ini.

"Serius, kamu libur aja ya?"

"Enggak, Na," kukuh pria itu, "cepet abisin, kita berangkat."

"Kalo kamu libur, aku juga titip absen deh."

Dhimas menghela nafas panjang sambil kembali menaruh ponsel di atas meja. Dia menjauhkan piring dihadapannya lalu menangkupkan kedua tangan sambil menopang dagu. Memperhatikan gerak-gerik Hana yang terasa sangat aneh di matanya.

"Kamu kenapa, hm?"

Perempuan itu menggeleng sambil mengaduk asal nasi di piringnya. Baru dua suap masuk kedalam tubuh Hana, dan dia sudah tidak nafsu lagi. Benar-benar merasa kenyang.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang