• 13∆ : Fighting •

511 215 262
                                    

[mmf klo part ini g seru🏃 ditunggu vote dan bacotannya ya.]

[Doyoungnya omelin aja]

•°•°•°•°•

"Tumben bang, ngajak makan siang bareng." Setelah bersalaman layaknya laki-laki pada umumnya, Doyoung duduk di hadapan Johnny.

"Lagi pengen aja." Jawab Johnny asal. "Makan tuh, udah gue pesenin duluan."

"Makasih banget loh ini, jadi gak nunggu lama. Saya juga harus buru-buru balik kantor lagi."

Johnny meminum es tehnya setelah itu duduk tegak menatap Doyoung, "Abis makan jangan balik dulu, ada yang mau gue omongin bentar."

"Soal apa?" Tanya Doyoung sambil mengunyah.

"Udah, makan aja dulu."

Mereka berdua akhirnya makan dalam beberapa pembicaraan ringan dan tentang pekerjaan. Johnny selesai terlebih dahulu dan di susul oleh Doyoung. Setelah Doyoung kembali dengan tangan yang sudah di cuci bersih, Johnny menyimpan ponselnya di atas meja.

"Mau ngomong apa, bang?"

"Gini... Ini masalah Hana."

Doyoung terdiam lalu berdeham, "Iya, Hana kenapa?"

"Gue atas nama Hana mau minta maaf sama lo. Gue tau, adek gue udah mengecewakan banget kan?"

Doyoung mengerjap bingung lalu tiba-tiba menggeleng, "Enggak kok, enggak. Saya gak kecewa sama Hana."

Johnny terkekeh, "Gak usah bohong."

"Gue tau lo kecewa sama dia yang gak cepet-cepet putus sama Jaehyun. Dan gue tau lo juga rada kesel karena bagi lo, Hana gak ada kemajuan sebagai istri."

"Contohnya dalam hal memasak dan menyiapkan pakaian, gue bener apa salah?" Johnny tersenyum tipis melihat Doyoung yang kelimpungan dan hanya diam.

"Gue tau, Doy... Ini bukan ranah gue. Maksudnya, ya... Ini pernikahan kalian. Gue gak berhak ikut campur." Johnny berdeham lalu terdiam sebentar, seperti memilih kata dengan baik. "Tapi gue selain kakak, juga berperan sebagai ayah buat Hana saat ini. Jujur... Gue marah dan kesel juga sama dia, tapi dia kan masih belajar, Doy."

Melihat tidak ada respon dari Doyoung yang hanya diam memainkan jarinya di pinggiran gelas, Johnny melanjutkan. "Hana sakit, tadi pagi dia nelfon gue."

Doyoung mendongakkan kepalanya menatap Johnny terkejut. "Bang, saya..."

"Tunggu dulu." Sela Johnny, "Dia emang udah kecapekan dari beberapa hari lalu, katanya. Dan dari semalem udah ngedrop banget. Cuma ya dia paksain buat ngurus rumah dan kuliahnya."

Doyoung duduk dengan gelisah, "Serius, bang... Saya sendiri gak sadar kalo Hana sakit. Beberapa hari ini saya selalu pulang larut."

Johnny menganggukkan kepalanya, "Iya, iya... Ngerti."

"Gue juga tau lo lagi capek banget kan sama urusan kantor?"

Doyoung menjawabnya dengan anggukan pelan.

"Tapi, sebisa mungkin tahan amarah dan kekesalan lo." Badannya bersandar pada sandaran kursi. "Apalagi lo lagi capek, Hana juga lagi capek. Kalo lo meledak terus ngucapin kata-kata yang bisa bikin sakit hati, kalian bakalan hancur saat itu juga."

"Dan lo sebagai suami kalo ngerasa Hana ada kurangnya ya diomongin baik-baik."

Lelaki di hadapan Johnny itu memejam lalu menghela nafasnya panjang, dia berusaha mengingat apa yang sudah menjadi kekesalannya pada pagi ini. Apa yang sudah ia katakan pada Hana. Tiba-tiba saja dia merasakan kegundahan di hatinya.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang