• 20∆ : Missing Person •

460 150 191
                                    

Ayo vote dulu biar afdol.
3370 word, bisa sampe seminggu bacanya.
Dah, ramein yak.

•°•°•°•°•°•


"Hana, kamu kenapa sih? Sejak pulang dari rumah bunda diem terus."

Hana menoleh kesamping kirinya, saat ini mereka berdua tengah bersantai di hadapan televisi. "Gak papa." Sahutnya singkat.

Doyoung berdecak kesal, sebelah tangannya terulur untuk menangkup pipi Hana dan menggerakkan wajah cantik itu untuk menatapnya.

"Jangan bohong, udah dua hari kamu kaya orang punya beban gitu." Wajahnya datar, tetapi tatapan mata tidak bisa dibohongi. Lagi-lagi Hana merasa bersalah.

Gadis itu bergerak maju lalu mengalungkan tangannya di leher Doyoung sambil menyembunyikan kepala di ceruk leher pria itu. Doyoung tentu saja terkejut, namun dia tidak menolak bahkan mengusap punggung Hana pelan. Mungkin memang istrinya itu memiliki suatu masalah yang tidak dapat di bicarakan saat ini.

"Kamu kenapa gak pernah minta itu?" Tanya Hana pelan, sedikit teredam suaranya.

"Apa, Na?"

Hana melepas pelukannya lalu menatap lama di sepasang bola mata lelaki itu. "Kamu kenapa gak pernah minta atau nanyain hal itu?"

"Itu?"

"Iya, itu."

Pria itu mengernyitkan dahi, merasa tidak mengerti. Lama mereka terdiam, membuat Doyoung berpikir keras.

Hal itu?

"Doyoung, jangan kelamaan mikirnya. Aku malu tau."

Doyoung mengerjap lalu memiringkan kepalanya, beberapa hal ia sangkut pautkan. Dia mencoba menyatukan potongan. Semua hal-hal yang mungkin sebuah kemungkinan terbesar kenapa istrinya ini menjadi orang yang pendiam selama dua hari.

"Mereka ngomong apa aja sama kamu?" Tanyanya.

"Mereka siapa?" Hana mendengus, "Kamu belum jawab pertanyaan aku, jangan ngalihin pembicaraan!"

"Pasti sepupu sepupu aku itu ngomongin hal yang aneh-aneh kan? Kayak.... Hal-hal..." Doyoung mengusap tengkuknya. "––intim?"

Gadis itu membuang tatapannya pada hal lain, wajahnya terasa panas. Aduh, malu rasanya–– tapi ini memang harus dibahas.

"Iya." Hana mengangguk.

Doyoung menghela nafas pelan kemudian tersenyum, "Aku gak akan minta kalo kamu belum siap." Dia menarik Hana kedalam dekapannya, "––aku gak setega itu buat maksa kamu."

"Tapi kan––"

"Udah, gak usah dipikirin ya. Aku gak masalah kok." Doyoung mengusap kepala Hana sambil lanjut menonton acara talk show di televisi. "Itu nanti kalo udah waktunya."

Mereka sama-sama terdiam menyelami pikirannya masing-masing, namun pria itu merasa tidak nyaman karena pasti Hana masih memikirkan hal yang sama.

"Hana, mau cerita lagi tentang Jaehyun?" Doyoung sedikit menunduk menatap Hana yang sedang bersandar di dadanya. "Dia ngapain setelah itu?"

"Hm?" Dia bergumam, "Setelah itu ya?"

Doyoung bergerak mengambil remote di meja lalu mengecilkan volume televisi, dia sangat ingin mengetahui cerita Hana. Cerita yang diam-diam membuat pria itu semakin menaruh rasa ketidak percayaan dan was-was ketika istrinya itu berada di satu lingkungan yang sama dengan dia.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang