• 17∆ : Deep Talk •

517 168 155
                                    

Vote dulu, sekalian komen nanti.

Siapin cemilan, panjang soalnya.

Kalo ada typo tolong ingetin aku ya.

Selamat membaca^^

•°•°•°•°•

Now on playlist :
Adaptasi - Tulus

•°•°•°•°•

Suara musik yang berdentum keras ke seluruh penjuru sekolah seakan memberi tanda bahwa sebuah kegiatan besar sedang dilaksanakan saat ini. Hana selaku panitia acara sibuk mengontrol semuanya agar berjalan sesuai rencana. Tangannya melirik jam di pergelangan tangan, dan langsung buru-buru mengkonfirmasi pada pihak panitia yang berada di dekat panggung.

"Kak, istirahat dulu, sampe jam satu." Katanya.

Seseorang yang dia ajak bicara juga langsung melirik pada jamnya, "Oh iya. Sip." Jawabnya sambil mengangkat satu jempol.

Setelah satu guest star turun dari panggung, MC langsung memberikan informasi bahwa akan ada jeda ishoma acara pada sampai jam satu siang. Seluruh penonton yang berkumpul di depan panggung segera membubarkan diri hingga memenuhi stand-stand makanan, atau bahkan ada juga yang pergi keluar untuk membeli jajanan pedagang kaki lima.

Hana menghela nafas panjang sambil mengusap peluh. Dia ingin pergi ke kantin untuk membeli minuman yang bisa menyegarkan seluruh tubuhnya hingga pikiran.

"Ish, gue cari ternyata udah disini duluan." Hana mendongak menemukan Kanaya dengan semangkuk soto di tangannya.

"Gak makan nasi kotaknya OSIS?"

Kanaya menggeleng, "Buat ntar aja lah pas acara selesai."

"Ya udah, gue mau beli somay dulu bentar." Hana berdiri dan segera berbalik. Namun sialnya dia, saat baru beberapa langkah tiba-tiba saja baju putih yang ia kenakan tersiram kuah bakso sehingga membuat noda.

"Aduh," Hana ingin memaki rasanya, dari bahu hingga ke tangan kanannya terasa sangat panas. Bahkan ada beberapa bercak di bagian perutnya. Kepala perempuan itu mendongak, menatap tajam lelaki tampan di hadapannya.

"Gue yang minta maaf, atau lo?" Katanya tajam.

Lelaki itu hanya diam menatap Hana. Hana mengernyit membalas tatapan lelaki di hadapannya, terlihat seperti seorang mahasiswa.

"Bukan alumni sini ya?" Tanya Hana. "Lo gak mau ganti rugi gitu ke gue?"

Lelaki itu segera menaruh mangkuk baksonya ke meja terdekat. Melepas jaketnya dan mengulurkan kearah Hana.

"Cuci bagian lengannya, kalo gak nyaman gunting aja. Tutupin pake ini." Katanya.

Hana benar-benar naik pitam, lelaki itu tidak ada mengucapkan kata maaf kepadanya.

"Woy!" Teriak Hana. Perhatian setengah dari penduduk kantin menoleh sepenuhnya ke arahnya. Kanaya dari bangkunya ikut terkejut dan langsung berdiri, menarik Hana untuk sedikit menjauh.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang