2 bulan kemudian...
Ini hari Rabu, hari yang akan taehyung ingat selamanya. Tidak ada hal luar biasa yang terjadi tetapi tetap saja ini menandakan bayinya tumbuh semakin besar. Semua anak laki-laki juniornya pergi ke galeri lukisan sesuai yang dijanjikan taehyung.
Pertama, taehyung memiliki banyak hal untuk diajarkan karena dia seorang pecinta seni. Terkadang dia juga menyaksikan jungkook mengajarkan para junior sebelum perlombaan. Itu hampir sama. Hanya taehyung mengajar mereka dalam hal yang berbeda dan dia juga mengajarkan sesuai komunitas.
Taehyung bersiap dan dia sedang memilih pakaiannya hari ini. Dia tahu hal ini akan terjadi tetapi itu membuatnya frustasi. Celana jeansnya tidak cocok lagi. Taehyung tidak mencoba dan mengambil sepotong celana lainnya. Dia duduk di lantai hangat dengan pakaian dalam dan t-shirt hitam sederhana. Tidak ada sponsor sekarang, persetan. Taehyung mulai menangis dia bahkan tidak tahu kenapa.
Dia terisak ketika jungkook menemukannya.
"Apa yang salah?" Dan jungkook akhirnya bertanya.
"Celana jeansku tidak cocok lagi, aku jadi gemuk." Jungkook pikir taehyung terlihat bagus mengenakan apapun, tapi akan lebih bagus jika telanjang. Dengan wajah yang tidak bersalah, taehyung bertingkah seperti rubah. Jungkook memikirkannya hari ini, tentang bagaimana perasaan taehyung. Dia sangat mudah tersenyum tetapi terkadang air mata jatuh dari matanya. Bagai musim panas dengan awan yang nyaman di atas langit, jungkook akan menjadi senyuman abadi dan taehyung bersinar seperti bintang di atasnya.
Dalam dua titik, dia dan taehyung bertemu menggambar garis demi garis hingga menjadi sebuah gambar.
"Tidak, kau tidak gemuk." Jungkook mencoba meyakinkan, dia tidak akan membiarkan taehyung berpikir seperti itu karna taehyung membawa bayi mereka.
Jungkook mengangkat baju taehyung sedikit untuk meletakkan tangannya di sana. Dia menunjukkan padanya bahwa itu normal tetapi jungkook membeku ketika merasakan sesuatu untuk pertama kali. Perut taehyung memang lebih besar dari sebelumnya orang tidak akan mengira taehyung hamil namun sekarang jungkook merasakan benjolan bayi yang masih kecil di sana.
"Apa ada sesuatu yang salah?" Mereka berdua masih duduk di lantai dan taehyung makin khawatir. Tampaknya jungkook hampir menangis, tetapi apa yang dia lakukan setelahnya membuat taehyung terkejut.
Jungkook segera mendekapnya dengan pelukan hangat. Dia menggendong taehyung hingga ke depan cermin.
Memulai sebuah ciuman panjang.
Dengan gerakan kilat, jungkook menangkup wajah taehyung. Bibirnya mengarah langsung pada bibir merah muda milik taehyung, dia menyatukannya.
"eugh...eumph..." Bibir basah terlumat ke dalam sensasi gigitan yang membakar pesona. Awalnya jungkook hanya mengulum bibir bawah taehyung kemudian dia mulai merasakan manisnya bibir itu.
"Jung... euh..." Taehyung yang bersusah payah untuk menghirup oksigen hanya dapat memohon dengan kata yang terpenggal. Rasanya jantungnya sudah melompat kelewatan tinggi bersiap untuk meninggalkan tempatnya. Kedua kaki miliknya sudah sangat lemas.
Tangan kanan jungkook dipakai untuk menahan kepala karamel taehyung, memperdalam ciuman mereka sedangkan tangan kirinya melingkari pinggang taehyung dimana tangan pria manis itu yang hanya bisa menonjok-nonjok kecil dada bidangnya.
Suara pangutan kencang mengakhiri ciuman jungkook. Pria itu diam-diam menelisik wajah taehyung yang sudah sangat merah.
"Tidak, tidak ada yang salah" Jungkook akhirnya menjawab dan mengarahkan taehyung ke cermin. Dia meraih tangan taehyung agar merasakan perutnya sendiri.
"Nah, tae. Bisakah kau merasakannya? Itu bayi kita, dia tumbuh menjadi lebih kuat." Jungkook tersenyum dan taehyung melemparkan senyum yang sama ke arahnya.
"Ya, aku bisa merasakannya." Jungkook kembali menyerang bibir taehyung yang sudah bengkak. Dia baru saja memberi pria manis itu waktu singkat untuk meraup oksigen. Kali ini jungkook menciumnya semakin dalam ditambah dengan lidahnya yang mulai mengeskplorasi mulut taehyung. Jungkook mengabsen deretan gigi taehyung sambil bibirnya masih memangut kasar bibir milik taehyung yang sudah kelewat pasrah.
Taehyung belum pernah berciuman panas seperti ini. Rasanya setiap pergerakan bibir dan lidah jungkook membuatnya semakin lemas. Dia butuh oksigen lebih banyak.
Jungkook sendiri masih asik menjelajah mulut taehyung, pemuda itu membiarkan tangan taehyung mengalung di lehernya. Laki-laki itu masih memangut sambil sesekali bermain dengan lidah taehyung. Hingga akhirnya, dia melepas pangutan dari bibir taehyung yang semakin bengkak.
Jungkook menyeka saliva yang telah bercampur entah milik siapa yang berada di sudut bibir taehyung.
"Kau melakukan hal yang luar biasa, jadi tidak perlu khawatir tentang apapun. Sekarang segalanya yang penting, aku akan selalu berada di sisimu." Jungkook secara perlahan membuka dua kancing teratas taehyung. Dia mengecup pelan leher putih dengan neckline menggoda milik taehyung. Dia menghisap sembari mengigit kecil satu tempat pada leher taehyung dengan gigi manusianya. Tentu saja itu meninggalkan bekas yang merah.
Taehyung merasa perutnya dikelilingi kepakkan sayap kupu-kupu. Dia sendari tadi seberusaha mungkin tak mengeluarkan suara-suara aneh yang untungnya berhasil.
Jungkook sedang mengusap bibirnya dengan jempol. Dia berdiri dengan menampilkan sedikit smirk, menunjuk ke arah leher taehyung yang telah dihadiahi sebuah hickey.
"Itu adalah tanda kepemilikan. Kau sekarang milikku." Meski bukan tanda klaim entah apa yang taehyung rasakan dia tetap senang.
"Pilihlah baju sesukamu, jangan biarkan anak-anak bosan dan temui aku di depan setelah kau selesai. Aku akan mengantarmu ke sana." Taehyung hanya bisa memandangi punggung jungkook yang sudah sayu. Dia merasa sangat lemas, badannya terasa panas.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)
FanfictionJeon Jungkook, pemuda berstatus Alpha yang merupakan seorang pembalap Internasional telah menjalin hubungan asmara dengan salah satu Omega dari pembalap Nasional bernama Kim Taehyung. Dengan hasrat yang menggebu-gebu mereka tanpa sadar telah melakuk...