14) Gagal Fokus

4.5K 465 14
                                    

Toko pakaian adalah yang terburuk. Jungkook harus menahan hasratnya terlebih saat ini taehyung tampak seksi dengan bra sewarna merah darah. Dia memposekan diri di depan cermin.

"Jung... Bisakah kau kaitkan talinya." Taehyung memperlihatkan punggungnya di hadapan jungkook. Terlihat dia kesulitan untuk menyatukan pengaitnya. Jungkook memutuskan untuk mencoba, tetapi tetap dia tidak bisa. Itu karena tali branya memang tidak cocok di tubuh taehyung.

"Ini tidak bisa, coba yang lain saja." Beberapa model bra dengan ukuran berbeda taehyung coba. Diantara pilihan yang taehyung bawa. Dia hanya menemukan satu bra yang cocok di tubuhnya tetapi masalahnya lingkaran branya sangat besar bukan seukuran payudara miliknya.

"Jungkook, bagaimana ini? Banyak ruang kosong yang tersisa." Bagian bra yang kosong di remat taehyung untuk diperlihatkan pada jungkook bahwa bra itu sama sekali tidak cocok padanya.

"Tidak apa-apa tae, nanti juga payudaramu akan membesar seukuran branya. " Itu memang benar taehyung juga merasa tiap hari payudaranya bertambah berat dan besar. Rasanya begitu penuh, terkadang putingnya berdenyut-denyut sangat menyiksa. Belum habis dengan mualnya taehyung merasa begitu asing dengan fase kehamilan. Dia sempat berpikir apa payudaranya dapat menghasilkan air susu yang banyak. Bayinya mungkin akan sering kelaparan hanya karna bisa menyusu.

"Padahal aku suka yang ini, kenapa talinya terlalu pendek?" Taehyung merengek seperti anak kucing, dia mengangkat bra berwarna merah yang masih terlihat indah untuk di kenakan. Tetapi sayangnya tali branya terlalu pendek, dia tidak bisa memaksakan tubuhnya memakai sesuatu yang tidak muat.

"Kau terlihat bagus dengan apapun."
Mata jungkook tidak bisa berbohong dia memang menyukai taehyung apa adanya. Seulas senyuman tersemat begitu cantik di wajah taehyung. Dia tidak tahu mengapa dirinya terlampau senang hanya karna hal seperti ini. Sulit dijatuhkan tetapi mudah digapai. Sebagaimana jungkook yang menundukkan taehyung di atas perintahnya, dia mudah menggapai omega itu tetapi tidak berhasil menundukkannya. Taehyung tetap berdiri pada keputusannya tanpa mau dibantah. Jungkook mulai menyadari jika dialah yang tunduk terhadap taehyung sebagai alpha yang terlalu mengagungkan omega dalam hidupnya.

Selepas pergi berbelanja mereka pergi ke sebuah restoran dengan interior sederhana. Masakan hotel terlalu membosankan, jadi mereka memesan menu makanan yang tidak di sajikan oleh hotel.

"Kau mau pesan yang mana?" Menatap ke dalam menu dengan mata berkeliling, taehyung sama sekali tidak tahu makanan apa yang tertulis di sana. Dia melihat foto makanan yang ada di menu semuanya terlihat enak.

Apa kabar uang jungkook?

Makanan di sana begitu mahal dalam porsi yang sedikit, sedangkan taehyung mudah lapar karna bayinya.

"Aku ingin keju leiden, frites 2 porsi dan anijsmelk. Ah juga sup ercis dengan tambahan wortel yang banyak." Taehyung mengatakan dalam bahasa korea yang tidak dapat di mengerti oleh pelayan tersebut. Pelayan itu menatap bingung ke arahnya tetapi taehyung justru menatap ke arah jungkook yang membuat pelayan itu juga menatap ke arah yang sama.

"We want Leiden cheese, frites 2 servings and anijsmelk also ercis soup with a lot of carrots. Waterzooi and Douwe Egberts Coffee" Jungkook berbicara pada pelayan yang sedang mencatat pesanan.

Setelah menunggu kemudian makanan mereka tersaji di atas meja. Taehyung segera menyantap potongan keju besar. Dia bahkan tidak menyadari jungkook tengah menatapnya sambil tertawa pelan.

"Pelan-pelan sayang, kau bisa terdesak." Taehyung merasa sudut bibirnya di seka oleh ibu jari. Dia segera terbatuk saat wajah alpha itu begitu dekat dengannya.

"Uhuk...." Tangan jungkook di tepis oleh taehyung. Jungkook rasa taehyung tidak menyukai dirinya yang bersikap manis. Dia kembali mendudukkan diri di atas kursi dengan melihat taehyung yang meneguk minumnya tanpa henti.

"Tae... Soal kejadian yang sudah berlalu ayo kita lupakan." Jungkook menatapnya dengan serius. Taehyung tidak mengerti kejadian yang mana yang pemuda itu maksud karna ada banyak kejadian yang mereka lalui.

"Maksudmu?"

"Pertengkaran kita di Argentina, aku tidak bermaksud menyakitimu dengan kata-kataku waktu itu. Dan maaf telah membuatmu seperti ini, aku tahu ini berat untukmu. Kau merelakan balapan untuk bayinya. Seharusnya aku memahami jika balapan adalah impianmu." Jungkook benar-benar menyesal telah merubah sebagian hidup taehyung yang berharga. Pada awalnya omega itu menjalani hidup tanpa ada masalah dan jungkook penyebab masalah dalam hidupnya.

Tetapi taehyung bahagia karna jungkook membuatnya merasakan hal pertama yang berbeda dalam hidupnya. Ciuman pertama, Cinta pertama, dan membangun keluarga untuk pertama kalinya. Jika bukan karena jungkook yang menariknya lebih dulu dari dunia balap mungkin taehyung tidak akan menyerah pada impiannya. Dia tidak akan mendapatkan cinta dengan obsesi petarungan.

"Itu salahku karna mencoba menyalahi status hierarki. Omega tidak terlahir untuk petarungan, berbeda dengan jimin aku adalah omega yang lemah. Tapi aku tidak menyesal menjalani hubungan denganmu." Taehyung tahu dirinya juga tidak bisa menyerah pada jungkook seperti dia menyerah untuk balapan. Bayi mereka, dia sangat menyukainya dan itu sama sekali bukan masalah. Dia tidak menyesal ketika malam itu mereka bergumul di atas ranjang. Jungkook adalah cinta pertamanya, tidak seperti ibunya yang menjalani hidup dengan orang asing karna perjodohan. Mereka saling mencintai sejak awal, bagaimana taehyung bilang dia tidak bahagia ketika memiliki bayi bersama orang yang dia cintai. Sebuah keputusan dia harus menerima karna cinta.

"Itu tidak salah, kau berhak mendapatkan posisi dengan kemampuanmu bahkan untuk jimin juga sama. Kau tahu tae jujur aku masih mencintaimu. Pertengkaran kita membuatku begitu frustasi jika harus kehilanganmu." Taehyung tersedak kali ini dia bahkan sulit bernafas. Dia menenggak habis minumnya ketika makanan yang ia makan masih utuh.

Jungkook menyesali mulutnya yang berkata sok manis. Entah apa yang membuatnya berbicara begitu gamblang tentang perasaannya pada taehyung. Sebelumnya dia tidak berbicara seperti ini. Mereka hanya menjalani hubungan tanpa kata-kata manis yang sering sepasang kekasih ucapkan.

Semuanya runtuh ketika taehyung membalas apa yang dia katakan.

"Aku... aku juga" Cicitnya begitu pelan hampir tidak terdengar oleh jungkook karena suara pengunjung yang lain. Tidak bisa dipungkiri bahwa wajah taehyung memerah setelah mengatakan. Dia malu mengakui jika berkali-kali dirinya terjatuh pada pesona murni jungkook.

"Kau manis" Warna merah semakin ketara di wajah taehyung. Hal ini membuatnya jauh lebih anggun dalam memotong keju. Tidak seperti sebelumnya dia makan sedikit demi sedikit karna mengetahui jungkook tengah menatapnya melalui ekor mata.

"Kenapa? Apa makanannya tidak enak?" Gelengan pelan yang jungkook dapat. Taehyung mengigit bibirnya malu-malu.

"Kalau begitu biarkan aku menyuapimu." Dari kontras wajah taehyung yang memerah jungkook sangat mengerti jika dia tengah menahan malu. Untuk itu dia menyuapkan sesendok sup ercis ke dalam mulut taehyung. Apa yang dia lakukan ini sebagaimana bentuk kecintaan jungkook. Bahwa taehyung harus tahu dia ada bersamanya bukan karena rasa tanggung jawab melainkan karena sebuah cinta.

"Supnya sangat enak, kau harus mencoba." Sendok diambil dari tangan jungkook. Taehyung mengambil sedikit dari bagian sup makanannya. Dia rasa jungkook harus mencicipi ini.

"Yah, ini enak" Sesendok sup disuapkan oleh taehyung, jungkook hanya menerima dengan mulut terbuka.

.

.

.

TBC

Aku buat chapter ini penuh dengan perasaan. 😭 Mikir ampe lama banget dah...

Tolong hargai kasih like ★

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang