12) Sibuk

4.3K 418 15
                                    

Ketika jungkook tahu tiga hari lagi berlalu, sudah waktunya dia pergi ke negara lain untuk perlombaan. Jika harus jujur, dia berharap tidak balapan lagi. Jika dia pensiun ketika dirinya mau, jungkook tidak akan pernah putus hubungan dengan taehyung karena beberapa argumen serta mereka akan menjadi pasangan bahagia yang sempurna mengharapkan anak pertama.

Tapi tidak, jungkook harus membuat keputusan bodoh dan mengikuti balapan menjadi hal terpenting dalam hidupnya. Jangan salah paham, dia mencintai dunia MotoGP, itu adalah hidupnya. Jika bukan karena itu jungkook tidak akan memenangkan begitu banyak hal, orang tidak akan terinspirasi olehnya dan dia tidak akan menemukan pemuda luar
biasa yang sekarang sedang mengandung anaknya.

"Tae..." Taehyung menoleh saat sedang menikmati roti isi di atas sofa. Jungkook benar-benar berharap bisa bersama taehyung sepanjang waktu, dia tidak ingin ketinggalan apa pun.

"Besok aku harus berangkat ke Assen. Apa kau mau ikut?" Yeonjun mencoba meyakinkannya untuk pergi ke Assen, tetapi jungkook mengatakan kepada adik perempuannya, somi bahwa dia
belum siap meninggalkan taehyung sendirian. Jadi mungkin dia berniat untuk membawa taehyung bersamanya.

"Kenapa mendadak sekali?"

"Yah, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini. Tapi kita tunda dulu yah pemeriksaanmu, setelah perlombaanku kita bisa pergi ke dokter untuk memeriksa jenis kelaminnya." Kalau saja jungkook tidak bodoh memperebutkan kejuaraan. Sekarang dia tahu taehyung terluka. Jungkook dapat merasakan semua kebutuhan taehyung, tetapi dia hanya bisa sedikit melakukannya.

"Padahal aku tidak sabar menunggu hari esok" Sorot mata taehyung menurun, dia tampak sedih kali ini. Pertemuannya dengan dokter harus dibatalkan. Dia bisa saja tidak ikut bersama jungkook tetapi bayinya menginginkan bersama dengan ayahnya. Tentu taehyung tidak bisa menolak, dia juga ingin menyaksikan pertandingan jungkook di sana.

"Kau tidak marah kan? Maaf seharusnya aku mengatakan ini lebih awal tapi jika kau tidak ikut aku bisa menelpon yeonjun dan somi untuk menemanimu. Mereka tampak senggang akhir-akhir ini, itu tidak akan merepotkan." Jungkook tahu itu sulit, tubuh taehyung berubah setiap hari, dia memiliki beberapa perubahan suasana hati dan feromonnya selalu keluar tanpa sengaja hampir membuat jungkook gila.

Jungkook hanya mencoba untuk memeluknya serta mengusapkan tangannya pada perut taehyung yang semakin besar.

"Tapi aku ingin ikut denganmu."
Jungkook suka ketika taehyung bergantung padanya. Dan dia mencoba mengendalikan diri, setiap kali mereka berdekatan. Kecuali feromon omega taehyung yang kuat, jungkook tidak bisa mencium bau apapun. Dia ingin mengklaim taehyung untuk menjadikannya miliknya tetapi tidak bisa, dia bahkan ragu jika taehyung tidak menginginkannya.

Mereka tidak pernah membicarakan tentang mengklaim satu sama lain, sungguh. Jungkook berpikir taehyung menginginkan kebebasan. Dia mencintai taehyung lebih dari apa pun di dunia ini.

Keesokan paginya mereka pergi ke Assen menggunakan penerbangan pertama. Jungkook membawa dua koper berisi pakaian, mereka sepertinya akan tinggal di sana cukup lama sekaligus menikmati liburan. Ada beberapa tempat yang taehyung ingin kunjungi dan jungkook tidak keberatan untuk menurutinya.

"Tidur saja jika kau bosan. Akan ku bangunkan ketika kita sudah sampai." Taehyung memiliki kebiasaan menguap ketika bosan. Kantuk selalu datang tepat waktu ketika tubuhnya merasa lelah. Dia hanya mengangguk lantas bersantai di bahu kokoh jungkook yang terasa nyaman. Taehyung mengaitkan tangannya melingkari lengan jungkook. Dia masuk dalam dekapan untuk mencari kehangatan dari pemuda disampingnya.

"Jungkook..." Taehyung memanggil dengan mata yang terpejam. Dia akan pergi tidur tetapi sesuatu yang ada dipikiran mengganggunya.

"Ya?"

"Nanti jangan pakai umbrella girl ya? Biar aku saja." Jungkook ingin mencium taehyung sekarang. Dia begitu manis terutama bibir yang tetap bicara dengan mata terpejam. Tersenyum tipis tangan kiri jungkook membelai rambut taehyung. Dia rasa taehyung sedang dalam mode cemburunya. Jika tidak, lantas kenapa taehyung sendiri menawarkan untuk menjadi pemegang umbrella. Apalagi jungkook berada di posisi pole pertama akan mencolok jika memakai taehyung sebagai pemegang umbrellanya.

"Kenapa? Apa kau tidak malu? Aku berada di pole pertama." Berkat kecepatannya jungkook meraih posisi yang menguntungkan. Dia selalu bertahan pada pole pertama sejak kualifikasi terakhirnya.

"Tentu saja aku malu, tapi aku tidak suka jika gadis lain memegangkannya untukmu." Wajah taehyung berubah masam ketika berekspresi cemberut. Jika taehyung tidak mengijinkannya memakai umbrella girl, dia bisa saja memegang payungnya sendiri tapi bukankan itu akan terlihat menyedihkan?

"Baiklah, terserah padamu tapi mungkin akan ada berita besar setelah kita kembali." Berpikir seandainya dunia ini hanya milik mereka berdua jungkook tidak akan keberatan. Namun media tidak berhenti menuai konflik dengan mereka. Dia hanya berusaha menghindarkan taehyung dari setiap masalah yang akan membuat stress.

"Lalu apa perlu aku memakai masker?" Taehyung menyatukan jari telunjuknya pertanda sedang berpikir.

"Jangan itu terlalu mencolok, mereka pasti akan bertanya-tanya tentangmu." Jungkook juga ikut berpikir kira-kira apa yang membuat taehyung tidak tampak mencolok pada perlombaanya dan tidak mengundang rasa penasaran dari para wartawan.

"Bagaimana dengan rambut palsu? Haruskah aku juga memakai pakaian seksi?"

"Tidak, aku tidak bisa fokus dengan perlombaan jika kau berpakaian seksi. Aku akan bilang pada manager untuk memilihkanmu pakaian dan rambut palsu." Taehyung hanya mengangguk pelan, pikirannya berkecamuk dia mungkin merasa bersalah sudah merenggut pekerjaan umbrella girl milik jungkook. Gadis itu pasti akan sedih ketika mendapat telpon mendadak tentang pembatalan kerjanya. Padahal tinggal dua hari lagi, gadis itu sudah seharusnya bersiap mengikuti perjalanan ke Assen.

Mereka sampai di Belanda pada malam hari disaat semua orang kebanyakan sudah tertidur, taehyung pun tampaknya juga begitu. Dia jadi tidak tega untuk membangunkannya padahal jungkook sudah mengatakan akan membangunkan taehyung ketika sudah sampai.

Berakhirlah dia yang menggendong taehyung hingga sampai di kursi tunggu bandara. Dia meninggalkan taehyung sebentar untuk mengambil koper mereka di tempat barang.

Saat kembali, dia melihat taehyung yang terbangun karena suara bising dari beberapa orang.

"Aku tertidur terlalu lama, punggungku terasa pegal." Taehyung merenggangkan tubuhnya ketika jungkook menghentikan koper disamping kursi.

"Kita bisa lebih lama disini, aku akan memijat punggungmu." Tubuh taehyung dibalik memunggungi jungkook. Tangan jungkook masuk ke dalam pakaian taehyung.
Pemuda itu memulai dengan pijatan halus di sekitar pinggangnya. Taehyung begitu menikmati hingga rasanya dia ingin mendesah sekarang.

"Lebih keras lagi, tidak apa-apa." Pinjatan jungkook memang terlalu nikmat tetapi tangan pemuda itu terlihat bergerak ragu-ragu di belakang punggungnya. Taehyung tahu pemuda itu tidak handal dalam hal ini.

"Apa sudah benar?"

"Ya, tapi uh... jangan sentuh lesung punggungku." Desahan nyaris keluar dari mulut taehyung saat merasakan tangan jungkook memijat lesung punggungnya. Venus Dimples adalah lekukan simetris yang terlihat di bagian bawah punggung.

Taehyung juga memiliki yang namanya lesung pantat, lesung ini mengacu pada Dewi Cinta, Kesuburan dan Kecantikan dari Dewi Venus. Putingnya mengeras bahkan hanya dengan sentuhan di daerah lesung punggungnya.


.

.

.

TBC

Kalian punya gak gais?

Yang namanya venus dimples, itu semacam lekukan yang ada di bagian bawah belakang tubuh. Gak semua orang punya loh, bahkan olahraga gak bisa bikin venus dimples ada. Itu berarti kayak semacam lesung pipi yah, udah dari lahir.

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang