8) Terik

5.9K 493 6
                                    


Warning!

Part berisi konten dewasa 😗


Ketika taehyung bangun keesokan harinya, dia melihat pemandangan terbaik yang pernah dilihat dalam hidupnya. Mereka terbaring di atas ranjang dengan satu tangan jungkook yang membelai perut kecilnya. Pada saat ini dia tahu bahwa terlepas dari segalanya mereka akan baik-baik saja.

Damai tak berlangsung lama, tiba-tiba taehyung harus bangun dan berlari menuju kamar mandi. Ketika berhasil mencapai toilet, dia memuntahkan semua air liur dalam wastafel.

Ketika jungkook datang untuk memeriksa, taehyung sudah terduduk lemas di atas lantai kamar mandi. Setengah mengantuk jungkook muncul dari balik pintu dan mengusapkan tangannya perlahan di punggung taehyung.

"Apa kau baik-baik saja?" Taehyung menjawab dengan dehaman. Seharusnya itu menenangkan jungkook tetapi tubuhnya justru digendong ke atas tempat tidur lagi.

Jungkook datang dari arah pintu dengan membawa beberapa pil di tangannya dan segelas air yang di sodorkan padanya. Taehyung senang jungkook memperhatikan semua yang dikatakan dokter untuknya. Hatinya menghangat dia merasa betapa beruntung bayinya memiliki ayah seperti jungkook.

"Aku ada pertemuan jadwal untuk latihan, apa kau ingin aku membatalkannya?" Jungkook sebenarnya khawatir tentang taehyung yang mengatakan baik-baik saja. Dia tahu keadaan taehyung sedang tidak baik pagi ini, jadi masih ada perasaan kurang yakin untuk dirinya pergi.

"Tidak, kau bisa pergi. Lakukan apa yang harus kau lakukan. Aku akan pergi ke hotel yeonjun siang nanti." Jungkook mengangguk tapi dia pergi dengan perasaan yang khawatir padanya.

Semenjak taehyung pindah ke busan, yeonjun juga ikut dan menginap di hotel sekitar untuk memastikan taehyung baik-baik saja. Ibu mereka terlampau khawatir jika taehyung membutuhkan bantuan saat jungkook tidak ada bersamanya. Jadi dia mengutus adik laki-laki taehyung untuk mengawasinya.

"Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu." Dia meninggalkan beberapa camilan untuk taehyung di atas nakas.

"Arraseo... Aku akan memakannya. Jangan khawatir, Aku lebih baik sekarang." Taehyung tersenyum ke arah pintu saat jungkook berbalik hanya untuk menunjukkan camilan di atas nakas dengan alisnya. Bahu besarnya segera menghilang di balik pintu. Taehyung rasa dia akan lebih cepat merindukannya sekarang karna ada bayi mereka yang begitu lengket dengan ayahnya.

.

.

.

Setelah latihan, jungkook pergi ke taman karna taehyung bilang yeonjun membuat rencana untuk menguji trek menggunakan motorcross baru di jalan taman. Dan taehyung hanya menonton saudara lelakinya dari kursi ayunan. Taehyung penasaran apakah calon bayinya akan terlihat seperti jungkook atau dirinya. Bahkan jika taehyung belum bisa mengatakannya. Ini hari lain dia berharap jungkook dan dirinya akan sama seperti sebelumnya.

Taehyung bisa merasakan mata pria yang lebih muda padanya, sesuatu yang dia lewatkan sejak pertengkaran
terakhir mereka. Setidaknya sekarang jungkook bisa melihatnya.

"Tae... Sudah berapa lama kalian di sini?" Jungkook duduk di dekat taehyung dan ikut menatap ke arah jalan.

"Cukup lama. Tadi yeonjun mentraktirku begitu sampai di sini jadi bocah itu baru bisa mencoba motornya sekarang." Itu memang benar, taehyung mengeluh dalam perjalanan padahal jarak hotel yeonjun dan taman hanya beberapa langkah.

Mereka mendiami satu sama lain hingga menjadi cangung. Padahal dulu mereka sangat dekat sebagai sepasang kekasih.

"Jung... menurutmu apa jenis kelamin bayinya?" Taehyung pikir setelah dia mencapai trimester pertama jenis kelamin bayi mereka akan terlihat. Jadi dia hanya ingin tahu pendapat jungkook. Mungkin saja mereka memiliki pendapat yang sama sebagai orang tua.

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang