31) Tersangka

3.6K 347 16
                                    


"Hoek... hoek... humptt.."

"Kau hamil!?" Taehyung tidak tahu sejak kapan gadis menyebalkan di rumahnya ini masuk ke dalam kamarnya dan berkata sesuka hati.

"Bukan urusanmu" Taehyung menjawab dengan ketus setelah membasuh mulutnya.

Dia mendorong yeri keluar dari kamarnya dengan Jungkook, tetapi mulut yeri tidak bisa tinggal diam.

"Kau tidak hamil kan? Tae... katakan kalau kau tidak hamil. Jangan katakan ini pada Jungkook." Kini giliran Yeri yang mendorong tubuh Taehyung pada dinding.

Plak...

Taehyung menamparnya.

"Ingat posisimu, lepaskan aku..." Wajah gadis itu terdorong ke samping, yeri mengeraskan cengkramannya. Dia ingat Taehyung hanya seorang omega, sedangkan dirinya adalah alpha perempuan yang seharusnya dia mendapatkan derajat lebih tinggi bukan menjadi seorang pembantu.

"Aku alpha, kau hanya omega rendahan. Aku lebih cocok untuk bersanding dengan Jungkook, seharusnya kau tidak pernah muncul dalam hidupnya dan menghancurkan mimpiku. Kau begitu hina Taehyung! Kau dan anakmu yang cacat itu sama saja!"

Plak...

Kali ini Taehyung begitu murka dia mendaratkan tamparan lebih kencang pada yeri.

"Brengsek...!" Yeri mencekik leher Taehyung dengan keras, Taehyung hampir kehabisan nafas karnanya.

"Hiks... hiks... le..pas...akh..." Dia mulai menangis. Wajah Jungkook dalam ingatannya semakin pudar. Rasanya begitu sakit, meskipun dia hidup bersama dengan Jungkook cukup lama dan memiliki keluarga sendiri. Tidak sekalipun mereka pergi keluar bersama, dia benci pekerjaan suaminya. Dia benci ketika Jungkook harus berhati-hati dengan paparazi. Taehyung ingin memiliki keluarganya sendiri, dia ingin pergi keluar dengan bebas.

"Aku muak denganmu sialan, kau selalu mencari perhatian Jungkook ketika di hadapanku"

"Mphht... hik...humph..." Kadar oksigen yang terhirup semakin menipis seiring cengkraman kuat yeri padanya.

Tangan Taehyung meraba-raba ke arah belakang laci dengan sembarang. Begitu dia menjumpai vas bunga kaca di samping meja rias.

Pyarr...

Bunyi pecahan kaca yang terbentur dengan meja membuat yeri mundur perlahan. Dia melihat Taehyung yang memegang vas bunga yang telah pecah kemudian mengarahkan itu padanya.

"Pergi...!"

"Taehyung kau benar-benar bukan tandinganku" Setelah itu Yeri keluar sambil menutup pintu. Taehyung segera mengunci pintunya dari dalam kamar, dia hendak menelpon Jungkook lebih dulu. Tetapi sesuai yang dia perkirakan handphone Jungkook tidak aktif. Taehyung menelpon 911 dan mengatakan tentang percobaan pembunuhan yang dilakukan yeri.

"Eomma...!! hiks..." Dari luar terdengar suara hantaman keras seseorang yang terjatuh. Taehyung gelagapan membuka gagang pintu tapi pintu telah terkunci dari arah luar.

Bugh...

Prang...

Suara barang dapur yang berserakan terdengar nyaring di telinga Taehyung. Dia berharap polisi segera datang dan menghentikan kekhawatirannya.

"Jung il sayang! hiks... eomma di sini. Buka pintunya" Suara seretan kaki pada lantai terdengar menyakitkan. Taehyung menggedor-gedor pintu semakin keras. Dia melihat banyak tetesan darah yang mengalir dari cela bawah pintu.

Duk

Duk

Duk

Benturan pada dinding terdengar berulang kali. Taehyung tidak berani mendekat lagi ke arah pintu kamar. Dia melipat lututnya dia atas ranjang dengan selimut tebal.

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang