5 tahun kemudian...
Jeon Jung il tumbuh sebagai alpha kecil yang periang. Menuruni sifat ibu dan ayahnya yang menyukai balapan meski hanya menggunakan sepeda beroda tiga.
"Eomma! Sepedanya tidak mau nurut..." Si kecil mengeluh karena kemudi sepeda yang bergerak tidak sesuai kendali tangannya.
Bruk...
Setelah bunyi keras itu, taehyung telah menyadari bahwa anaknya sudah tengkurap di atas rumput.
"Sayang... Apa kau merasa sakit?" Taehyung menggendong anaknya dan mendirikan sepeda yang tumbang. Dia melihat dagu Jung il yang memar, namun terlihat anak itu sama sekali tidak menangis ataupun kesakitan.
"Dagumu memar sayang. Biar eomma periksa apakah gigimu patah." Jung il yang mengerti segera membuka mulutnya, terlihat bahwa dia tidak memiliki gigi yang patah satupun. Mengernyitkan dahi, taehyung tidak yakin tetapi dia mungkin saja salah melihat jika gigi bagian depan Jung il semakin memanjang sepanjang hari.
"Eomma gusi Jung il sangat gatal" Bocah laki-laki itu memperlihatkan gusi depannya yang terlihat merah dan sepertinya taehyung tahu, hal tersebut telah mempengaruhi pertumbuhan gigi Jung il menjadi sebuah taring serigala.
"Ayo mandi setelah ini, eomma akan membawamu bertemu dengan dokter gigi dan kau bisa bertanya padanya mengapa gusimu sangat gatal." Mereka berjalan memasuki rumah dan taehyung membiarkan sepeda kecil Jung in tetap berada di halaman depan.
.
.
.
Jung il bersembunyi di balik tubuhnya. Dia sangat bersemangat untuk datang dan bertanya pada dokter saat mandi tetapi sekarang tampak begitu malu. Mungkin karena dia mengerti jika dokter di sana sangatlah cantik.
"Jung il ah, Katanya mau di periksan. Biarkan noona memeriksamu sebentar saja." Berbicara dengan lemah lembut, dokter itu mensejajarkan tingginya dengan Jung il.
"Ani, gigi Jung il baik-baik saja tidak perlu diperiksa"
"Jung il, Apa yang jung il katakan saat di rumah tadi?" Taehyung mengingatkan bahwa jung il yang terus mengoceh dan begitu bersemangat mengatakan bahwa dia ingin membuka mulut yang sangat lebar untuk diperiksa.
Dengan terpaksa anak kecil itu menurut pada ibunya. Dia menaiki brankar dan duduk dengan gugup di atasnya. Mulutnya sudah terbuka lebar tanpa suruan. Jung il terkadang menjadi anak yang penurut tetapi dia juga menjadi anak yang nakal. Sifatnya tak jauh berbeda dengan jungkook dan dirinya.
"Dia bilang gusinya sangat gatal, setelah ku perhatikan sepertinya mulai muncul taring. Bukankah seharusnya anak seusianya belum mengalami hal seperti ini?" Taehyung menjelaskan kepada yang lebih tua, meski ini pertama kalinya dia merawat anak kecil. Seingatnya dulu yeonjun yang merupakan seorang beta tidak pernah memiliki taring hingga umur 16 tahun dan itu baru tumbuh begitu meginjak usia 17 tahun. Sedangkan taehyung sendiri memang tidak pernah memiliki yang namanya taring pada giginya.
"Jung il ah, bisakah kau tunggu di luar. Noona ingin berbicara sebentar dengan eommamu." Setelah mendapatkan sebuah permen lolipop jung il pergi ke luar ruangan dan menunggu di kursi tunggu.
Dia melihat anak laki-laki seusianya yang berjalan dengan menyeret sebuah infus.
"Mau ku bantu?" Anak kecil itu mengangguk, kemudian mereka mulai berjalan bersama. Jung il melirik sekilas ke pintu ruangan dimana ibunya berada. Tetapi sepertinya dia akan berbicara cukup lama dengan dokter jadi dia terus berjalan menemani anak seusianya menuju ruang rawat.
"Apa yang kau lakukan di sini? Aku belum pernah melihatmu." Anak itu bertanya padanya.
"Aku kemari untuk memeriksakan gigi."
"Wah, jika gigimu patah itu berarti kau sudah dewasa."
"Tidak, gigiku tidak patah tapi tumbuh"
"Kata ibuku jika gigi tumbuh berarti ada yang patah. Itu memang siklus hidup gigi. Lihat gigiku..." Anak kecil itu menunjukkan giginya yang telah tanggal dan gigi baru yang akan muncul.
"Coba aku lihat gigimu" Jung il membuka mulutnya dan terlihat gigi itu semakin panjang dari sebelumnya.
"Wah, aku belum melihat gigi yang seperti ini. Ayo bertemu ibuku dia pasti tahu." Mata Jung-il berbinar, dia perlu mengetahui apa yang salah dengan dirinya karna jika dia harus bertanya pada ibunya pasti dia tidak akan mengatakan yang sejujurnya.
.
.
.
"Ini pertama kalinya aku melihat seperti ini, aku pikir kau harus berhati-hati. Dia akan tumbuh dewasa dengan begitu cepat dan mungkin tak terkendali." Choa menjelaskan setelah memastikan bahwa jung il tidak akan mendengar percakapan mereka. Pertumbuhan gigi taring bagi serigala adalah bentuk yang melambangkan kedewasaan. Umumnya memang tumbuh pada umur 17 tahun tetapi bukan kemungkinan bahwa kasus seperti jung il tidak pernah ada di masa lalu.
"Bagaimana aku harus mengendalikannya?"
"Kurasa yang tahu hanya jungkook, dia juga alpha tentunya dia juga bisa mengendalikan apa yang ada dalam dirinya, kau harus berbicara padanya." Choa menepuk bahu taehyung. Dia tahu berat baginya untuk mengatasi ini sendiri, tanpa pengalaman yang dalam artinya taehyung tidak tahu apa yang dirasakan anaknya. Meski mereka memiliki ikatan yang kuat sebagai ibu dan anak.
.
.
.
"Kau tumbuh begitu cepat, ini bukan apa-apa jangan khawatir. Beberapa orang sepertimu juga pasti akan memiliki gigi seperti ini." Wanita paru baya yang duduk di dekat brankar berbicara padanya. Dia terlihat seperti ibunya ketika menasehati.
"Eomma apa aku boleh pulang besok?" Anak kecil yang tadi berseru, terlihat wajahnya yang merindukan rumah.
"Ya, dokter bilang demammu sudah turun. Jadi besok sudah bisa pulang." Bocah berkepala karamel memekik senang. Sudah lama dia merindukan sekolahnya dan anjing kecilnya yang ada di rumah.
"Ah, imo Kim Wonwoo. siapa namamu?" Ya, bahkan anak kecil yang tadi membawa jung il bersamanya juga tidak tahu namanya. Terkadang memperkenalkan diri menjadi lebih canggung dan terlalu formal. Ada orang yang mengenal melalui sapaan teman tanpa mengenalkan diri. Atau mereka biasanya diperkenalkan satu sama lain.
"Jeon Jung il imnida"
"Jung il, apa kau sudah tahu namanya?" Jung il menggeleng, bocah yang tadi bersamanya tidak pernah memperkenalkan diri.
"Kau ini selalu saja lupa memperkenalkan diri. Eomma sudah bilang jika kau berbicara dengan orang asing cukup lama setidaknya perkenalkan dirimu. Mereka akan menganggapmu kurang sopan."Anak kecil tadi tersenyum pongah, dia menyadari, dirinya yang langsung akrab dengan orang lain tanpa memperkenalkan diri.
"Aku Kim Woonu"
"Anu... Imo jung il pergi dulu" Ujar Jung il malu-malu.
Woonu berharap mereka bisa bertemu lagi di lain waktu.
Taehyung baru saja keluar dari ruangan, dia melihat jung il yang berlarian menuju ke arahnya.
"Jung il dari mana? Kenapa berlarian?"
Suara nafas anak itu masih belum teratur, taehyung mengindahkan perhatian dan menyuruhnya untuk duduk di kursi tunggu.
"Ada apa sayang ceritakan pada eomma?"
"Gwenchana, jung il baik-baik saja. Jung il hanya takut eomma mencari jung il karna tahu jung il tidak ada." Taehyung menghela nafas lega.
"Ayo kita pulang, sebentar lagi appa akan pulang."
.
.
.
TBC
Deskripsinya saya kurangin biar yang baca gak males 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)
FanfictionJeon Jungkook, pemuda berstatus Alpha yang merupakan seorang pembalap Internasional telah menjalin hubungan asmara dengan salah satu Omega dari pembalap Nasional bernama Kim Taehyung. Dengan hasrat yang menggebu-gebu mereka tanpa sadar telah melakuk...