33) Ciuman Sampai Jumpa

3.7K 333 17
                                    


"Eomma kapan ini cepat membesar?" Jung il menusuk-nusuk pelan jarinya ke arah perut Taehyung yang terbebas dari kain.

"Sekitar 5 bulan"

"Hufth... Kenapa lama sekali?"

"Tentu saja lama karna bayinya saat ini begitu kecil" Taehyung mengusap surai Jung il yang tengah membelai perutnya. Benar-benar tidak terasa saat ini dia sudah berumah tangga dan bahkan hampir memiliki anak kedua.

Taehyung benar-benar bersyukur karna rumah tangga mereka tetap terjalin hingga saat ini.

"Eomma sepertinya Woonu baru saja marah pada Jung il"

"Apa itu karena kau tidak tidur dengannya?"

"Huum.." Jung il menganguk pelan di samping perut Taehyung.

"Jung il takut akan melukainya seperti Yeri nunna" Cicit Jung il.

"Kalian pasti akan baikan percayalah, dia hanya marah sebentar"

"Benarkah? Tapi bagaimana jika dia membenci Jung il selamanya?" Jari kecil Jung il bermain di sekitar pusar Taehyung.

"Kalau begitu kau harus membujuknya untuk baikan"

.

.

.

Pukul 10 Malam

Jung il masih belum tertidur, dia takut akan menyakiti Ibunya maupun adiknya yang tertidur di sampingnya. Sudah memasuki tengah malam tetapi tak ada tanda-tanda ayahnya akan masuk ke dalam kamar mereka.

Dia terus menatap ke arah pintu, berharap pintu terbuka dan ayahnya datang dari sana.

Kriett...

Harapannya terkabul saat itu juga, dia melihat ayahnya masuk ke dalam kamar mereka tapi dia tidak sendiri. Woonu ada bersamanya berdiri di ambang pintu kamar.

Alis ayahnya mengatakan untuk segera pergi bersama anak laki-laki yang lain. Dan saat itu Jung il turun dari ranjang untuk menghampiri Woonu.

Tangan Jung il di tarik oleh Woonu untuk mengikutinya. Mereka pergi menuju ke kamar Woonu. Jung il berhenti dan melepaskan ikatan tangan mereka.

"Aku tidak mau tidur denganmu" Dia berbicara dengan kesal pada Woonu yang sepertinya tidak juga mengerti.

"Aku tidak mengajakmu kesini untuk tidur, aku ingin menunjukkan sesuatu" Ketika kata-kata itu meluncur dari bibir kecil Woonu, Jung il hanya pasrah untuk kembali mengikutinya.

Woonu membawanya memasuki lemari pakaian miliknya yang cukup besar. Dia kemudian menyalakan lampu warna-warni yang bercahaya diantara pakaiannya.

Sebuah lampu tidur yang cukup besar diletakkan di hadapan mereka.

"Kata appa, lemari pakaian selalu memiliki misteri. Dan banyak keajaiban yang bisa terjadi, ayo buat permohonan" Woonu sudah bersiap membuat permohonan, dia menyatukan kedua tangannya dan menutup mata. Kini Jung il juga melakukan hal yang sama, dia berdoa agar hidupnya lebih panjang dan keluarganya selalu diliputi kebahagiaan.

Chup...

Pipinya merasakan bibir basah.
Jung il segera menoleh dan dihadapannya wajah Woonu terlihat begitu dekat. Mata bulatnya begitu indah dipengelihatan Jung il.

"Aku juga anak kecil yang berbeda, aku jatuh cinta padamu ketika kita masih kecil" Woonu kecil mendekatkan tubuhnya ke arah Jung il dan berbisik pelan.

"Itu tadi ciuman sampai jumpa, kau harus membalasnya ketika kita sudah dewasa"

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang