"Dari mana aja lo? "
"Lo gak lihat gua pake seragam, berarti ya habis sekolah lah. " ketus Rahel
"Oh sekarang pulang sekolah itu malam ya. "
"Pengen tau aja sih lo jadi orang! " ketus Rahel
"Kalau misalnya mama tau, lo baru pulang malam ini gimana ya reaksinya. "
"Mama juga gak akan peduli sama gua Liv, dia kan pedulinya cuma sama lo doang. " ucap Rahel
"Yah, tapi kayaknya telat deh. Mama udah pulang." ucap Oliv
"Rahel, darimana aja kamu! "
"Rahel habis pulang sekolah mah, tadi sempat ada yang dibeli dulu. " ucap Rahel
"Kamu ini anak gak tau diuntung! Mau jadi apa kamu baru pulang jam segini, mending gak usah pulang sekalian! " bentak Anggun mama Rahel
"Rahel kan udah bilang ma, tadi ada urusan dulu. " ucap Rahel
"Berani kamu ngebantah mama! " ucap Anggun menampar Rahel
Rahel sudah tidak sanggup lagi berlama lama di rumah tersebut, air matanya sudah tidak dapat ditahannya lagi. Rahel memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah.
"Gua lupa kalau udah malam, harus kemana ya gua. " ucap Rahel
"Papa.... Rahel kangen sama papa, kapan papa pulang. " ucap Rahel tiba tiba teringat Dito
"Apa gua ke rumah Dito aja ya, eh tapi gak enak sama keluarganya. " ucap Rahel
Dito yang merasa butuh udara segar langsung keluar rumahnya, dia sangat terkejut dengan sosok berjaket yang ada didepan rumahnya..
"Aaaaa setan.... " teriak Dito
"Ini gua Dit, setan darimananya coba. Cantik cantik gini." ucap Rahel membuka tudung jaketnya
"Rahel? Lo ngapain malam malam disini, mana belum ganti baju. Lo belum pulang ke rumah. " ucap Dito
"Dit, boleh gak temenin gua dulu. " ucap Rahel
"Kenapa emangnya Hel? " tanya Dito
"Soalnya di rumah gua sepi gak ada orang, iseng aja gitu sendirian di rumah. " ucap Rahel berbohong
"Oh gitu, ya udah sini gua temenin." ucap Dito
"Makasih ya Dit, udah mau temenin gua. " ucap Rahel
"Kapan pun lo butuh, gua akan selalu ada untuk lo. " ucap Dito
Rahel merasa beruntung memiliki Dito dihidupnya, seakan akan masalah hidupnya hilang begitu saja saat dia ada didekat Dito.
"Hel, lihat deh bintangnya bagus ya." ucap Dito menunjuk ke arah langit
"Iya ya Dit, tumben banget banyak bintang ya. Indah banget malam ini. " ucap Rahel
"Ada yang lebih indah daripada langit malam ini. " ucap Dito
"Apa itu Dit? " tanya Rahel
"Lo Hel. " jawab Dito menengok ke arah Rahel
"Maksud lo. " ucap Rahel menengok le arah Dito
Dito menatap Rahel begitu dalam membuat Rahel sedikit bingung dengan tatapan dari Dito.
"Bisa aja lo Dit bercandanya. " ucap Rahel
"Gua serius loh Hel, kok malah dianggap bercanda. " ucap Dito
"Tumben tumbenan lo ngomong kayak gitu, oh pasti ada mau nya ya. " ucap Rahel
"Emangnya lo mau turutin apa yang gua mau. " tanya Dito
"Emangnya apa yang lo mau Dit? " ucap Rahel
"Gua mau..... " ucap Dito mendekatkan wajahnya ke Rahel
"Dit, lo mau ngapain....." ucap Rahel tanpa sengaja menonjok wajah Dito
"Aww Hel lo kok malah nonjok gua sih. " ucap Dito menahan rasa sakit
"Habisnya lo! Maksudnya apa coba tadi, lo mau macam macam sama gua!" ketus Rahel
"Siapa yang mau macam macam ke lo Hel. " ucap Dito memegangi pipinya
"Tadi ngapain lo dekatin wajah lo, kan gua pikirnya lo mau... " ucap Rahel
"Gua gak mungkin nyium lo Hel, gua cuma mau bisikin ke lo kalau gua mau lo selalu ada buat gua. Itu permintaan dari gua Hel. " ucap Dito
"Lain kali jangan bikin gua salah paham dong, coba sini gua lihat wajah lo. " ucap Rahel memegang wajah Dito
"Pelan pelan dong Hel, sakit tau. " ucap Dito
"Sorry Dit, sakit banget ya. Ini sih harus dikompres biar gak tambah bengkak. " ucap Rahel
"Ya udah gua ambilin dulu kompresannya. " ucap Dito beranjak bangun
"Tunggu, biar gua aja Dit. Lo tunggu disini." ucap Rahel menahan Dito
"Lo tau kan tempatnya? Tapi rumah gua juga sepi Hel. " ucap Dito
"Lo pikir gua takut apa Dit, tunggu bentar gua ambil dulu. " ucap Rahel memasuki rumah Dito
Dito kembali mengingat kejadian tadi saat dia mendekatkan wajahnya ke Rahel, Dito menjadi sedikit salah tingkah.
"Bego banget sih gua tadi, bikin salah paham Rahel. " ucap Dito
"Ya ampun gua pikir tadi Dito mau nyium gua, kenapa sih Hel lo harus berpikiran kayak gitu. " ucap Rahel mengambil kompresan lalu kembali menemui Dito
"Tahan bentar ya Dit, mungkin agak sakit. " ucap Rahel mengompres pipi Dito
"Awww, Hel sakit.... " teriak Dito
"Kan gua udah bilang tahan Dit. " ucap Rahel
"Lagian lo jadi cewek kasar juga ya, tonjokan lo bikin nyut nyutan euy. " ucap Dito
"Makannya jangan bikin gua salah paham, masih mending lo gua tonjok kagak gua keroyok. Bisa tambah bonyok lo. " ucap Rahel
"Ampun Hel, gak lagi lagi deh bikin lo salah paham. " ucap Dito
"Awas aja ya lo. "
"Tahan ya. " ucap Rahel mengompres wajah Dito secara perlahan"Lo mau kan turutin permintaan gua." ucap Dito
"Lo gak harus ngomong, gua pasti akan selalu ada buat lo Dit. Kita ini kan sahabat selamanya. " ucap Rahel memegang tangan Dito
"Masih sakit gak Dit? " tanya Rahel
"Udah gak kok. "
"Eh tapi tunggu deh, kok pipi lo bengkak gini Hel. Lo habis ditampar?" tanya Dito memegang pipi Rahel"Gak kok bukan ditampar, tapi ini tadi gua kebentur. " ucap Rahel
"Ya ampun sampai bengkak gini, gua kompres ya Hel. " ucap Dito mengompres pipi Rahel
"Jangan sampe Dito tau kalau gua habis ditampar sama nyokap. " batin Rahel
Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.
Jangan lupa
Vote
And
CommentSalam hangat# my twins
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup [END]
Teen Fiction"Gua gak akan pernah nyerah Dit. Selamanya gua akan selalu ada untuk lo. " ucap Rahel "Gua beruntung banget deh punya sahabat kayak lo Hel, makasih udah selalu ada buat gua. " ucap Dito Ini adalah cerita tentang perasaan, pengorbanan, kasih sayang...