18. Pelukan Terakhir

20 4 0
                                    

"Ya ampun Dito, bangun dong. Kok lo bisa sih pingsan. " ucap Rahel menepuk nepuk pipi Dito

"Apa karna kelelahan ya, lagian nih anak ngapain sih pake bohong segala. Kan jadi gini semua, sekarang gua harus gendong dia kayak gimana coba. " ucap Rahel

"Tuh kan benar lo sebenarnya masih peduli kan sama gua. " ucap Dito membuka matanya

"Dito! Jangan bilang lo gak pingsan. " ucap Rahel terkejut

"Ya gua cuma mau tau aja lo masih peduli gak sama gua." ucap Dito

"Bercanda lo benar benar gak lucu ya." ucap Rahel pergi meninggalkan Dito

"Hel, semuanya jelas terbukti. Lo masih peduli sama gua, terus kenapa lo harus jauhin gua. " ucap Dito

"Dengan samperin lo tadi, itu lo bilang peduli. Ngotak dong lo, gua cuma gak mau nantinya gua disangka apa apain lo. " ucap Rahel

"Jadi bukan karna peduli? " tanya Dito

"Lagian buat apa juga. Udah ah lo buang buang waktu gua aja. " jawab Rahel beranjak pergi

"Hel tunggu....." ucap Dito menarik Rahel kedalam pelukannya

"Dit, lo ngapain sih. " tanya Rahel

"Plis Hel, biarkan gua peluk lo untuk yang terakhir kalinya. Biarkan gua merasakan kehangatan ini sekali lagi, sebelum nantinya gua gak akan pernah bisa peluk lo lagi. " jawab Dito memeluk erat Rahel

"Senang banget bisa dipeluk lo lagi Dit, pelukan terakhir ini akan selalu gua ingat. " batin Rahel membalas pelukan Dito

Aluna tanpa sengaja melihat Dito dan Rahel berpelukan, dia bingung harus sedih atau senang. Dia senang karna Rahel dan Dito bisa berbaikan, tapi entah mengapa hatinya terasa sakit.

"Kayaknya ada yang ditikung sama sahabatnya sendiri nih. "

"Apaan sih Nez, maksud lo apa coba." ucap Aluna

"Hebat ya lo, mungkin lo bisa berpura pura didepan gua, tapi sebenarnya lo cemburu kan. Gua tau kok kalau lo suka sama Dito, Rahel emang jahat bisa bisanya dia nikung lo. " ucap Nezya mulai memengaruhi Aluna

"Gua bisa kok bantu lo buat jadian sama Dito, itu sih soal kecil. " ucap Nezya

"Lo benaran bisa bantu gua? " tanya Aluna

"Ya tentu aja, Rahel itu harus kita singkirkan. Kalau bisa kita bikin Rahel keluar dari sekolah ini. " ucap Nezya

"Ide lo bagus. " puji Aluna

"Nah kalau gitu, kita mau mulai kapan? " tanya Nezya

"Mulai apa? " tanya Aluna

"Kan kita mau singkirin Rahel. " jawab Nezya

"Emangnya gua udah setuju sama rencana lo dan asalkan lo tau, gua gak akan pernah mau kerja sama dengan lo. Ternyata benar kata Rahel, lo itu licik, gua percaya kok Rahel gak sejahat itu. " ucap Aluna lalu pergi meninggalkan Nezya

"Kurang ajar! Bisa bisanya Aluna ngomong kayak gitu ke gua, mungkin gua belum berhasil buat hasut lo, tapi gua gak akan nyerah. " ucap Nezya merasa kesal

"Rahel mana ya, kok tumben dia gak ada di kelas. Rahel kan biasanya paling malas ke kantin. " ucap Aldi tanpa sengaja melihat Dito dan Rahel yang berpelukan

"Senang deh bisa lihat Dito dan Rahel baikan. " ucap Aldi melangkah menghampiri Dito dan Rahel

Aldi yang sedang berjalan tiba tiba ditabrak oleh seseorang hingga dia terjatuh.

Sahabat Hidup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang