"Pokoknya gua harus bisa minta maaf ke Rahel langsung di rumahnya, nanya ke siapa ya gua kira kira. " ucap Dito tanpa sengaja melihat Rahel yang berjalan dengan Aldi
"Ih kenapa sih Rahel dekat dekat terus sama Aldi, bikin kesal aja. " ucap Dito terlihat kesal
"Udah mana keliatan akrab banget lagi. Eh iya siapa tau mereka mau ke rumah Rahel, gua ikutin aja deh. " ucap Dito mengikuti Rahel dan Aldi
Dito mengikuti Rahel dengan hati hati agar dia tidak ketahuan oleh Rahel, akhirnya Dito mengetahui letak rumah Rahel. Dito memutuskan akan ke rumah Rahel nanti malam untuk meminta maaf.
"Makasih ya Di..." ucap Rahel
"Sama sama, jangan kesal lagi ya. " ucap Aldi
"Sekarang gua udah agak tenang. " ucap Rahel
"Kalau misalnya lo lagi butuh teman curhat gua siap sedia ada untuk lo. Udah sana istirahat, gua pulang ya. " ucap Aldi mengusap kepala Rahel lalu pergi meninggalkannya
"Lembut banget tangan Aldi. " ucap Rahel merasakan usapan Aldi di kepalanya
Rahel membuka ponselnya dan menemukan banyak panggilan dari Dito, ternyata Dito menghubunginya sebanyak ini, seketika Rahel senang.
Malam harinya Dito bersiap untuk pergi ke rumah Rahel, dia sudah membeli sesuatu untuk Rahel. Dito sangat berharap Rahel bisa memaafkannya.
Saat ini Rahel duduk termenung memandangi mawar dari Dito. Rahel merasa dirinya semakin jauh dengan Dito, tapi Rahel tidak bisa egois. Dito berhak mendapatkan kebahagiaan yang lebih.
"Yah layu, bunga mawar ini ibaratnya hati gua saat ini. Makin lama semakin kering, gua juga bisa berbuat apa. Intinya kalau Dito bahagia gua akan ikut bahagia. " ucap Rahel memandangi bunga mawar tersebut
Dito telah tiba didepan rumah Rahel, dia bisa melihat Rahel yang sedang duduk dari jendela. Dito menjadi semakin bersalah karna melihat Rahel sedih.
Dito menuliskan sebuah kalimat di kertas lalu dibalut dengan sebuah batu. Setelah itu Dito melemparkan batu tersebut kedalam kamar Rahel melalui jendela.
"Apaan nih. " ucap Rahel mengambil batu tersebut lalu membaca tulisan yang ada kertas.
"Gua tau lo sedih, semua ini gara gara gua, tapi gua mohon sama lo. Jangan keluarkan air mata lo lagi, setiap tetes air mata lo yang keluarkan itu membuat hati gua mendapatkan satu goresan Hel. "
Rahel semakin kecewa dengan Dito, dia langsung meremas dan merobek kertas yang diberikan Dito.
"Kenapa lo cuma bisa keluarin kata kata yang bikin hati gua semakin sakit. " ucap Rahel melihat Dito berdiri didepan rumahnya
"Dito?? Dia beneran ada disini. " ucap Rahel menghampiri Dito
"Hai Hel. " sapa Dito
"Ngapain lo disini, dan kenapa lo bisa tau rumah gua. " ucap Rahel
"Maaf Hel, tadi gua gak sengaja ngikutin lo." ucap Dito
"Gua kan udah bilang Dit, gua gak pernah mau lo datang ke rumah gua." ketus Rahel
"Kenapa sih Hel? Apa karna rumah lo kecil? Gua gak peduli sama itu semua Hel, gua gak pernah mandang lo itu kaya atau gak, gua gak peduli Hel. Asalkan lo bisa terus berada didekat gua, itu udah bikin gua bahagia. " ucap Dito
"Terus lo mau apa kesini? " tanya Rahel
"Ini buat lo. " ucap Dito memberikan sebuah kotak
"Hadiah ini gua kasih ke lo sebagai permintaan maaf gua. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup [END]
Teen Fiction"Gua gak akan pernah nyerah Dit. Selamanya gua akan selalu ada untuk lo. " ucap Rahel "Gua beruntung banget deh punya sahabat kayak lo Hel, makasih udah selalu ada buat gua. " ucap Dito Ini adalah cerita tentang perasaan, pengorbanan, kasih sayang...