16. Berusaha Melupakan

13 4 0
                                    

Rahel berusaha penuh untuk menjauhi Dito, meski belum sepenuhnya bisa Rahel selalu berusaha.

"Udah lah, kan udah jadi pilihan gua buat jauhin Dito. Lo harus yakin bahwa lo bisa hidup tanpa Dito. Lo pasti bisa..... " ucap Rahel berusaha menyemangati dirinya

"Gak usah tegang, ini buat lo. "

"Wah es krim..." ucap Rahel

"Lo yakin sama keputusan lo Hel?"

"Di, lo jangan bikin gua jadi ragu dong. Gua udah yakin seratus persen tau gak. " ucap Rahel memakan es krim pemberian Aldi

"Ya siapa tau lo berubah pikiran. " ucap Aldi

"Gua cuma mau lihat Dito bahagia. " ucap Rahel

"Tapi gak perlu mempertaruhkan hati kan. " ucap Aldi

"Aldi plis, ini udah jadi keputusan gua." ucap Rahel

"Iya gua ngerti semua ini udah jadi keputusan lo, tapi apa segampang itu Hel melupakan semua kenangan lo dengan Dito. " ucap Aldi

"Semua kenangan itu udah mati, semuanya udah gua kubur dalam dalam Di. " ucap Rahel

"Jangan nangis..... Dengan lo menangis itu akan membuktikan bahwa lo belum siap untuk berpisah dengan Dito. " ucap Aldi menyenderkan kepala Rahel di pundaknya

"Tapi gua masih bingung deh Hel, kenapa sih lo tiba tiba mutusin buat menjauh dari Dito. " tanya Aldi

"Belum saatnya lo tau Di. " jawab Rahel

"Ya udah kalau gitu, makan lagi dong es krimnya. " ucap Aldi menyuapkan es krim ke Rahel

"Ternyata seru ya dekat sama lo, padahal kan hubungan kita itu bos dan karyawan. " ucap Rahel

"Emangnya gak boleh kalau karyawan dekat sama bos nya. " ucap Aldi

"Bukan gak boleh sih, tapi kadang suka diomongin oleh netizen yang maha benar. " ucap Rahel kembali tertawa

"Emang ya dasar netizen...." ucap Aldi ikut tertawa bersama Rahel

Aldi bernafas lega saat melihat Rahel dapat tertawa kembali. Tanpa sadar Aldi mendekatkan wajahnya hingga hanya tersisa beberapa centi lagi.

"Buang semua tangismu, gantilah semua kesedihanmu dengan sebuah senyuman. Aku yakin kamu bisa melalui semuanya. " ucap Aldi membisikan kalimat tersebut tepat ditelinga Rahel

Jauh diseberang sana Dito melihat semuanya, hatinya semakin sakit melihat semuanya. Dito makin kecewa dengan Rahel karna begitu mudahnya Rahel melupakannya.

"Ternyata benar, Rahel benar benar gak mau kenal sama gua lagi. Betapa perih hati ini mengetahui semuanya, kenangan indah selama bertahun tahun seketika pupus. " ucap Dito

"Dito.... Lo kenapa? "

Dito yang sedih langsung memeluk erat tubuh Aluna, hatinya sangat hancur. Dia benar benar kehilangan sosok yang sangat berarti baginya.

"Udah gak ada harapan lagi buat gua Lun, gua udah gak dianggap sama Rahel. " ucap Dito

"Loh kok gitu, lo jangan berpikiran kayak gitu dulu dong. Lo harus yakin kalau Rahel cuma butuh waktu aja. " ucap Aluna

"Gak Lun, jelas jelas Rahel benar benar lupain gua. Buat apa lagi gua nunggu Rahel untuk memaafkan gua kalau Rahelnya sendiri udah bahagia dengan orang lain. " ucap Dito

"Lo harus kuat, lo itu laki laki. Mungkin Rahel punya alasan kenapa dia berbuat itu sama lo dan lo gak boleh berpikiran buruk ya. " ucap Aluna mencoba meyakinkan Dito

"Lun, janji ya jangan pernah tinggalin gua. Gua gak siap kehilangan lo. " ucap Dito

"Gua kembali untuk lo Dit, gua janji gak akan tinggalin lo. " ucap Aluna
"Kita balik ke kelas ya, sekarang lo hapus air mata lo. "

"Iya Lun lo benar, gua harus kuat. Ya udah yuk balik ke kelas. " ucap Dito menggenggam tangan Aluna

Dengan penuh kekuatan Dito lewat didepan Rahel, keduanya pun sempat saling menatap. Rasa sedih jelas terlihat di mata mereka.

"Lo harus kuat, lo harus yakin bisa melupakannya....." batin Rahel dan Dito

"Hel, kok bengong. Balik ke kelas yuk." ajak Aldi

"Ayo Di.... "

Rahel dan Dito tidak bisa fokus mengikuti pelajaran, tanpa sadar keduanya melamun sambil mencorat coret bukunya. Guru yang mengajar sadar akan tingkah Rahel dan Dito, dihampirinya meja Rahel dan Dito.

"Ekhem.... "

Rahel dan Dito tidak menyadari kehadiran guru tersebut, keduanya masih sibuk melamun. Hingga akhirnya guru tersebut berteriak dan mengagetkan keduanya.

"Kalian berdua kenapa malah melamun di jam pelajaran saya. Udah merasa pinter, jadi gak usah denger penjelasan dari saya. "

"Gak bu, saya gak melamun. " ucap Rahel

"Semuanya udah terbukti Rahel, kamu lihat ini buku kamu. Penuh dengan coretan, jelas jelas kamu melamun. Kamu juga Dito, samanya kayak Rahel. "

"Maaf bu.... "

"Sekarang kalian berdua keluar dari kelas ini, berdiri ditengah lapangan sampai jam pelajaran saya selesai. "

"Tapi bu.... "

"Gak ada tapi tapian, keluar sekarang."

Dengan terpaksa Rahel dan Dito menerima hukuman dari guru tersebut. Sebenarnya Rahel tidak ingin dihukum bersama dengan Dito, itu hanya akan membuatnya dekat dengan Dito. Rahel kesal kenapa Dito harus ikut melamun sepertinya.

Siang itu terasa terik, matahari tepat diatas kepala, tapi itu bukanlah penghalang bagi Rahel dan Dito untuk berdiri ditengah lapangan.

"Kenapa juga harus dihukum bareng sama lo. " ucap Rahel

"Yaelah biasanya juga kita dihukum bareng bareng. " ucap Dito

"Tapi sekarang gua malas dihukum bareng sama lo. " ucap Rahel

"Bukan cuma lo, gua juga malas dihukum bareng lo. " ketus Dito

Hanya ada keheningan diantara keduanya ditambah lagi terik matahari semakin panas. Rasanya Rahel sudah tidak sanggup lagi, tapi dia harus bisa kuat.

"Kalau gak kuat bilang aja." ucap Dito melihat keringat Rahel yang bercucuran

"Gua kuat kok, kata siapa gua gak kuat. " ucap Rahel

"Gak usah pura pura deh, keliatan banget kali. Kan dari dulu lo emang gak bisa berdiri lama lama dibawah matahari, nanti kalau lo pingsan gua gak mau nolongin lo. " ucap Dito

"Gua gak butuh lo tolongin, gua gak selemah itu... " ketus Rahel

"Bohong...." ucap Dito lalu meletakan telapak tangannya tepat diatas kepala Rahel

"Biar lo gak kepanasan lagi. " ucap Dito

Rahel dengan kesal menyingkirkan telapak tangan Dito dari atas kepalanya, dia sama sekali tidak butuh perhatian dari Dito. Semuanya hanya akan membuatnya semakin sulit untuk melupakan.

"Lo lebay banget sih, gua bukan cewek lemah! " ketus Rahel

"Salah ya kalau gua perhatian sama sahabat gua sendiri. " ucap Dito

"Tapi mulai sekarang kita bukan lagi sahabat....." ucap Rahel membuat Dito terdiam

Mereka melanjutkan hukuman yang diberikan, sebenarnya Rahel merasa sudah tidak kuat lagi. Tubuhnya terasa lemas, tapi dia tidak mau terlihat lemah dihadapan Dito. Makin lama tubuhnya terasa lemah hingga akhirnya.....

Brukkkk

Waduh kira kira Rahel kenapa ya? Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya

Jangan lupa
Vote
And
Comment

Salam hangat# my twins

Sahabat Hidup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang