44. Rapuh

13 3 0
                                    

Rahel duduk terdiam didepan tv yang sedang ditontonnya, yang dia lakukan hanyalah mengganti saluran tv tersebut tanpa tau harus menonton apa. Anton yang melihat anaknya melamun ikut duduk disampingnya.

"Hel, kamu mau nonton apa sebenarnya? "

Rahel diam tak menjawab pertanyaan papanya, Anton semakin bingung dengan tingkah anaknya ini.

"Hel, papa lagi ajak kamu ngomong loh. "

"Eh pa, sejak kapan duduk disini? " tanya Rahel tersadar dari lamunannya

"Kamu ini, ternyata dari tadi melamun. Ngelamunin apa sih kamu?"

"Bukan apa apa kok. "

"Kamu udah gak dekat lagi kan sama anaknya Rio. "

"Maksud papa Dito? "

"Gak usah kamu sebut namanya, papa gak mau dengar nama dia. "

"Rahel udah gak ada hubungan apa apa sama Dito, kan itu gara gara keinginan papa. Mana mungkin Rahel ngelawan perintah papa. " ucap Rahel beranjak pergi

"Mau kemana kamu? "

"Mama manggil, Rahel mau samperin mama dulu. "

"Apa aku salah ya sudah melarang Rahel dekat dengan anaknya Rio. "

Saat Rahel berjalan menghampiri mamanya dia melihat Aldi yang sedang kesulitan untuk mengambil sesuatu, Rahel menghampiri Aldi untuk membantunya.

"Rahel bantuin ya kak. " ucap Rahel mengambil barang yang ingin diambil Aldi

"Gak usah, gua gak butuh bantuan lo." ucap Aldi menggerakan kursi rodanya meninggalkan Rahel

"Sampai kapan kak Adit terus terusan menghindari Rahel?"

"Anggap aja kita ini orang asing, udah sana pergi. " ucap Aldi menghentikan kursi rodanya

"Harusnya kita saling menyayangi kak, bukan saling membenci seperti ini. "

"Tapi gua gak sayang sama lo, gua benci sama lo. " ketus Aldi membelakangi Rahel

"Bertahun tahun gua hidup dalam ketidakadilan, yang gua lakukan hanyalah berharap dan terus berharap. Selama ini gua merindukan sosok kakak laki laki yang selalu melindungi gua dari hal apa pun, dulu dia berjanji selamanya dia akan menjaga gua, tapi dia pergi dan gua gak bisa berbuat apa apa.... "

"Gua hanya menunggu dan terus menunggu tanpa gua sadar kehadirannya sudah menemani gua hampir satu tahun. "

Aldi terdiam mendengar ucapan Rahel, seketika dirinya mengingat semua kenangan indahnya bersama Rahel. Terlihat nyata bahwa dirinya dan Rahel sangatlah dekat, keduanya sering bermain basket bersama ditempat yang sering dikunjunginya. Kepala Aldi terasa sangat sakit, dia berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"Apa kakak tau berapa banyak air mata yang aku keluarin saat merindukan kakak. " ucap Rahel menundukan kepalanya

Air mata turun dengan derasnya hingga jatuh mengenai lantai, Rahel sudah tidak sanggup lagi. Dia tidak ingin hubungannya dengan Aldi menjadi renggang seperti ini.

"Aaawwww sakit banget kepala gua." teriak Aldi

"Kak Aldi kenapa? " tanya Rahel menghampiri kakaknya yang merintih kesakitan

Rahel berusaha menolong Aldi, namun dia malah didorong oleh Aldi.

"Pergi sana! Gua gak butuh lo. "

"Kak plis!! Jangan egois, apa kakak gak mikirin perasaan aku kak? Sakit hatiku kak melihat hubungan kita yang buruk ini. "

"Gua bukan kakak lo, kita gak pernah ada hubungan apa apa. "

Sahabat Hidup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang