42. Dito

17 3 0
                                    

Dito tidak menyerah begitu saja, dengan keberaniannya dia mengunjungi rumah Rahel. Dito ingin menjelaskan semuanya, rasanya sangat tidak adil hanya dengan kesalahpahaman dirinya harus menjauh dari Rahel.

"Ini merupakan pilihan terbaik. " ucap Dito mengetuk pintu rumah Rahel

Rahel membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat kehadiran Dito, sesungguhnya dia sangat merindukan Dito karna sudah hampir satu bulan tidak bertemu.

"Mau apa lo kesini? "

"Gua udah gak sanggup Hel, rasanya sangat berat untuk jauh dari lo. Gua akan menjelaskan semua ke bokap lo."

"Gua rasa gak perlu deh, lo pulang aja deh. " ucap Rahel menutup pintu rumahnya

"Hel tunggu, lo kok ngusir gua sih. " ucap Dito berusaha menahan pintu rumah Rahel

"Karna gua pikir ini udah jadi jalan terbaik kita."

"Gak Hel, bukan ini yang gua mau."

"Terus apa yang lo mau? "

"Gua mau terus bersama lo. "

"Apa lo lupa, lo udah punya Aluna jadi gua pikir lo gak perlu gua lagi. "

"Justru lo sangat berarti bagi gua Hel."

"Tolong Dit, jangan buat perjuangan gua selama sebulan ini jadi sia sia. Gua udah berusaha untuk melupakan lo. "

"Segampang itu lo lupain gua Hel, setelah banyaknya kenangan indah yang kita lalui. "

"Tapi bokap gua gak izinin kita bersama. "

"Asalkan lo mau kita bisa meluluhkan hati bokap lo. "

"Maaf Dit, gua lebih sayang dengan bokap gua. Jadi kalau gua disuruh memilih antara lo atau bokap, gua akan memilih bokap. Jadi sekarang lo pulang. " ucap Rahel kembali menutup pintu rumahnya

Dito diam terpaku, kakinya tidak sanggup untuk melangkah pergi dari depan pintu rumah Rahel. Sementara itu Rahel menyandarkan tubuhnya dipintu rumahnya, air mata perlahan turun membasahi pipinya. Dia tidak mengira ternyata semuanya akan seperti ini, padahal Rahel sangat sayang dengan Dito, namun dia teringat kejadian saat dirinya menjenguk Aluna.

Flasback on

"Hai Lun, gimana keadaan lo? "

"Gua sehat kok. "

"Lun, gua paling gak suka dibohongi ya. "

"Hel, sebenarnya dokter bilang hidup gua gak lama lagi. Gua.... "

"Shuttt, gua yakin lo akan sembuh. "

"Hel, biarkan gua bahagia sebelum gua pergi. Jadi gua mohon jauhi Dito, demi gua. "

Rahel tidak menyangka Aluna akan meminta hal tersebut, dia bingung harus bagaimana. Disatu sisi dia tidak ingin jauh dari Dito, namun dia juga tidak ingin melukai perasaan Aluna karna bagaimanapun Aluna adalah kekasih Dito. Mungkin ini merupakan jalan terbaik untuk Rahel.

"Kalau itu mau lo gua akan jauhin Dito, asalkan lo harus sembuh ya. "

"Makasih Hel, lo sahabat terbaik gua."

"Mungkin dengan pengorbanan ini gua bisa belajar untuk mengikhlaskan. "

Flasback off

Dito masih terdiam didepan pintu rumah Rahel, meski rasanya berat akhirnya Dito menyetujui keinginan Rahel.

"Jadi ini yang lo mau Hel? Lo mau kita jauh? Awalnya gua pikir kita gak akan saling menjauh lagi, tapi takdir berkata lain. Baiklah kalau itu mau lo, gua akan menuruti keinginan lo, asalkan lo bahagia gua ikhlas." ucap Dito perlahan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan rumah Rahel

Sahabat Hidup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang