"Mungkin udah saatnya lo tau Dit, maaf kalau selama ini gua selalu menutupi kenyataan ini dari lo. " ucap Rahel
"Kenyataan apa yang lo sembunyikan dari gua? Lo lupa, kan kita udah janji buat tidak menyembunyikan rahasia." ucap Dito
"Gua tau Dit, tapi gua takut disaat gua jujur semuanya lo kecewa dan pergi meninggalkan gua. " ucap Rahel
"Gua lebih kecewa karna lo gak cerita ke gua. " ucap Dito
"Maaf.... "
"Its ok, sekarang lo cerita pelan pelan." ucap Dito
"Lo tau kenapa gua gak pernah mau lo untuk ke rumah gua. " ucap Rahel
"Karena di rumah lo selalu gak ada orang, jadi lo gak enak kalau berdua doang sama gua di rumah. " ucap Dito
"Bukan Dit, gua terpaksa bohong ke lo tentang semuanya. Gua gak mau lo tau yang sebenarnya tentang keluarga gua. " ucap Rahel
"Apa itu alasannya lo gak pernah temuin gua dengan orang tua lo, dan lo gak pernah bilang kalau lo punya kembaran. Kenapa lo sembunyikan semuanya? Kenapa Hel? " tanya Dito
Berat rasanya bagi Rahel untuk menceritakan semuanya. Rahel takut Dito akan kembali meninggalkannya, dia bingung harus bagaimana saat ini. Dito terus mendesak Rahel untuk menceritakan semuanya.
"Hel kenapa diam? Apa alasannya lo sembunyikan semuanya. " tanya Dito terus mendesak Rahel
"Karena keluarga gua hancur Dit! Gak kayak keluarga lo yang bahagia! " bentak Rahel tak dapat menahan tangisnya
"Bokap gua pergi dan gak pernah kembali, nyokap gua selalu menyalahkan gua atas kepergian bokap gua. Nyokap gua membenci gua, dia lebih menyayangi Oliv dibanding gua, apa lo tau? Gua sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari nyokap gua, yang ada gua selalu ditindas. " ucap Rahel menceritakan semua perlakuan mamanya terhadapnya
Dito benar benar tidak menyangka ternyata selama ini Rahel menyembunyikan sebuah luka yang mendalam, tapi kenapa Rahel selalu terlihat bahagia didepannya? Seolah dia tidak pernah merasakan sebuah luka. Haruskah Dito marah kepada Rahel karena sudah menyembunyikan semuanya?
"Gua tau lo pasti kecewa kan karena gua gak pernah jujur sama lo. Gua ngerti kok Dit, dan kalau lo mau pergi gak apa apa pergi aja. " ucap Rahel
Bukannya menuruti perkataan Rahel Dito malah mendekati Rahel lalu memeluknya dengan sangat erat.
"Harusnya lo cerita sama gua dari dulu Hel, gua gak pernah menyangka dibalik kecerian lo ternyata lo menyimpan sebuah luka. " ucap Dito
"Jujur Hel, gua merasa gagal sebagai sahabat lo. Kenapa gua gak pernah nyadar jika sahabat gua terluka, gua emang cowok yang gak peka Hel. "
"Gak apa apa kok Dit, gua juga gak mau lo terlibat dengan masalah keluarga gua. Cukup gua aja yang merasakan sakit, lo jangan. " ucap Rahel
"Gak adil lah Hel, masa sahabat gua menahan sakit guanya enak enakan." ucap Dito
"Sekarang gua udah cukup tenang karena udah cerita semuanya ke lo. " ucap Rahel
"Lo gak usah khawatir ya, gua gak akan tinggalin lo kok, tapi lo juga janji jangan ngejauhin gua lagi. " ucap Dito
"Makasih Dit lo udah mau jadi sahabat gua yang selalu ngertiin gua." ucap Rahel kembali memeluk Dito
Aldi sedari tadi mencari keberadaan Rahel dia sudah mencari ke semua tempat tapi tidak menemukan Rahel. Aldi hanya ingin mengecek keadaan Rahel, akhirnya dia bisa menemukan keberadaan Rahel setelah dikasih tau oleh teman Rahel.
"Tumben banget Rahel ke rooftop, apa dia masih sedih ya. Gua harus samperin dia. " ucap Aldi
Saat Aldi tiba di rooftop dia melihat Rahel yang sedang memeluk Dito. Begitu sakit terasa hatinya melihat semuanya, Aldi memutuskan untuk kembali turun dan tidak menghampiri Rahel.
"Aaarrrgghhh, bodoh banget sih gua. Harusnya tadi gak gua biarin Rahel pergi ke kelas. Harusnya gua yang temenin dia di rooftop sana, harusnya gua yang bisa hibur dia. " ucap Aldi merasa kesal dan tanpa sadar menonjok dinding didekatnya hingga membuat tangannya terluka
Aldi bingung dengan dirinya, kenapa dia merasa kesal melihat Rahel bersama Dito. Apa dia mulai menyukai Rahel?
"Kok Dito gak keliatan ya, Rahel juga gak keliatan. Mereka berdua kemana ya. " ucap Aluna yang melihat Aldi sedang marah dan menyenderkan tubuhnya didinding tersebut
"Kenapa tuh si Aldi, kok marah marah gitu. " ucap Aluna berjalan menghampiri Aldi
Emosi Aldi sangatlah tidak stabil, dia kembali menonjok dinding didepannya, tapi tiba tiba sebuah tangan menahan tangannya.
"Di, lo kenapa? Ngapain lo nonjokin dinding. " tanya Aluna
"Gak usah ikut campur lo. " ketus Aldi tanpa sengaja mendorong Aluna hingga terjatuh
Aldi yang sadar Aluna terjatuh langsung membantunya untuk berdiri, Aldi merasa bersalah karena mendorong Aluna.
"Maaf ya Lun, emosi gua lagi gak stabil. " ucap Aldi kembali duduk menyender
"Oh gitu, pantes aja lo nonjok nonjokin dinding sampe tangan lo luka gini. " ucap Aluna memegang tangan Aldi untuk melihat luka yang ada ditangannya
"Ya namanya juga cowok, kalau lagi kesal bisa lakuin apa aja. " ucap Aldi
"Tapi, apa harus sampai melukai diri. Itu namanya gak lazim Di. " ucap Aluna membersihkan darah ditangan Aldi menggunakan sapu tangan miliknya
"Eh gak usah, sapu tangan lo nanti jadi kotor. " ucap Aldi
"Lebih baik sapu tangan gua kotor, daripada lihat lo luka gini. " ucap Aluna
"Gua perhatiin Aluna ini pengertian banget, kok rasanya nyaman ya kalau didekat dia. " batin Aldi
"Lo tuh aneh ya, tadi marah marah gak jelas. Terus sekarang bengong, gua takut lo kesambet. " ucap Aluna membuat Aldi tersadar
"Hah apa? Gua bengong? Gak kok, gua gak bengong. " ucap Aldi
"Kok lo salting gitu sih, wah kenapa nih. " ucap Aluna
"Apa sih, siapa juga yang salting. " ucap Aldi
"Iya deh yang gak ngaku, btw lo masih betah nyender disini? Gak ada niatan buat pulang. " ucap Aluna
"Betah banget gua disini, apalagi berdua sama lo. " ucap Aldi
"Dih apaan sih, tiba tiba ngomongnya kayak gitu. Jangan bilang lo beneran kesambet. " ucap Aluna sedikit takut
"Mana ada cowok ganteng kayak gua kesambet. " ucap Aldi
"Lagian ogah juga kali ya tuh hantu masuk ke tubuh lo. " ledek Aluna
"Lun ngomongnya jangan aneh aneh dong, sepi nih tempat masalahnya. " ucap Aldi
"Lo takut? " ucap Aluna menertawakan Aldi
Aluna tertawa dengan sangat puasnya, sedangkan Aldi merasa kesal ditertawakan oleh Aluna. Tiba tiba terdengar suara kaleng terjatuh yang membuat mereka kaget dan takut, saking takutnya Aluna langsung memeluk erat Aldi.
"Katanya berani, tapi kok meluknya erat banget ya. " ledek Aldi
"Refleks kali, namanya juga kaget. " ucap Aluna melepaskan pelukannya
"Kaget atau takut? "
"Ih udah jangan dibahas lagi, mending pergi aja yuk dari sini. " ajak Aluna menarik tangan Aldi
"Tuh kan sendirinya takut. " ledek Aldi
Jahil banget sih Aldi ngeledekin Aluna. Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.
Jangan lupa
Vote
And
CommentSalam hangat# my twins
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup [END]
Teen Fiction"Gua gak akan pernah nyerah Dit. Selamanya gua akan selalu ada untuk lo. " ucap Rahel "Gua beruntung banget deh punya sahabat kayak lo Hel, makasih udah selalu ada buat gua. " ucap Dito Ini adalah cerita tentang perasaan, pengorbanan, kasih sayang...