31. Sakit Hati

14 3 0
                                    

"Lo siap Hel? "

"Siap untuk apa? "

"Lo lupa kan....."

"Lo tenang aja ya, hati gua kuat kok. "

"Tapi gua gak bisa lihat lo diperlakukan seperti itu. "

"Kalau udah jadi resiko gua kenapa lo harus kesal. "

"Kan lo itu gak salah Hel. "

"Dito, gua ngerti kok perasaan lo saat ini tapi gua bisa menghadapinya sendiri. " ucap Rahel menepuk pundak Dito lalu pergi berjalan mendahului Dito

"Kapan sih Hel lo bisa ngerti tentang isi hati gua, lo pikir gua gak lelah selalu menanti lo. " ucap Dito melihat kepergian Rahel

"Maaf Dit, gua gak bisa terus menerus bawa lo ke masalah gua sedangkan gua tau kalau lo sendiri punya masalah besar tentang keluarga lo. " ucap Rahel menengok ke arah Dito

Rahel terus berjalan dan menghiraukan ucapan yang selalu menindasnya, baginya semua perkataan itu hanyalah omong kosong.

"Hei Hel, akhirnya lo masuk sekolah lagi. Gua kangen banget sama lo. " sapa Aldi merangkul Rahel

"Lepasin gua."

"Hel, lo kenapa? "

"Mulai sekarang lo jauhin gua, jangan pernah deketin gua lagi. " ucap Rahel melepaskan rangkulan Aldi lalu kembali berjalan

"Aneh banget Rahel, kenapa ya. "

"Mungkin udah saatnya gua hidup sendiri tanpa bantuan siapa pun. " ucap Rahel mulai menitikan air matanya

Dengan cepat Rahel menghapus air matanya, dia tidak ingin terlihat lemah didepan banyak orang. Rahel sangat yakin dirinya akan kuat menghadapi semuanya.

"Wah, sepertinya si licik ini sudah berani menampakan wajahnya. " ucap Nezya

"Lo pikir gua takut. " ketus Rahel

"Dasar gak tau diri! Setelah lo bersikap sejahat itu lo bisa bentak gua kayak tadi. " ucap Nezya menampar Rahel

"Silahkan lo tampar gua sepuasnya, kalau bisa semua yang ada dikelas ini tampar gua sekalian. Kalau itu bisa buat kalian senang, silahkan tampar gua sepuasnya. " teriak Rahel

"Ok kalau itu mau lo. " ucap Nezya bersiap menampar Rahel

"Hentikan!!!"

Terlihat dua sosok laki laki menahan tangan Nezya yang akan menampar Rahel. Suasana semakin memburuk karna kehadiran mereka.

"Maksud lo apa mau nampar Rahel! "

"Gua gak terima Rahel diperlakukan seperti ini. "

"Dit, Al, buka mata lo! Rahel itu pantas dapetin semua ini atas apa yang telah dia perbuat. " bentak Nezya

"Gua gak setuju, lagian Rahel tidak pernah salah. Kalian yang harusnya buka mata lebar lebar. Ikut gua Hel. " ucap Dito menarik tangan Rahel

"Urusan kita belum selesai. " ucap Alvaro lalu pergi menyusul Dito

Dito mengajak Rahel untuk menenangkan dirinya dirooftop yang biasa mereka datangi.

"Maksud lo apa sih Dit! " ketus Rahel melepaskan tangan Dito

"Gua cuma gak mau lihat lo menderita. " ucap Dito

"Hidup gua itu udah menderita Dit, kejadian kayak tadi udah jadi makanan gua sehari hari. " ucap Rahel

"Tapi tetap aja gua gak suka. "

"Lo pikir dengan lo berlagak jadi pahlawan mereka akan berhenti bully gua, gak Dit! MEREKA AKAN TERUS MENERUS MEMBULLY GUA. " bentak Rahel penuh emosi

Sahabat Hidup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang