Ibu Aini adalah orang pertama yang aku kenal saat sebelum pelatihan di mulai. Aku meminta kontak whatsApp beliau untuk aku hubungi nanti saat pelatihan.
"Bu, nanti aku hubungi ibu ya. Jam berapa Ibu pergi ke tempat itu? Aku gak punya siapapun untuk dihubungi kecuali Ibu,"
"Mungkin jam setengah satu saya berangkat,"
"Baiklah, Bu,"
Acara MGMP mulai pada siang hari setelah acara sosialisasi. Mulai pukul satu sampai pukul empat sore. Dari senin sampai kamis selama dua pekan berturut-turut.
Lantas, apa semua guru izin mengajar? Iya, pihak panitia telah membuatkan surat izin untuk semua guru yang ikut. Saat itu, kotaku sedang di landa kabut asap yang sangat pekat. Sekolah-sekoah hanya dilakukan setengah hari atau sampai jam istirahat saja. Bahkan, untuk sekolah yang shift siang meliburkan muridnya. Ya, sekolahku sedang libur saat itu. Jadi, aku benar-benar bisa fokus pada kegiatan MGMP.
***
Jam 12.15 wib, setela sholat zuhur, aku pergi menuju sekolah tempat MGMP diadakan. Tempatnya sangat jauh, aku tak kenal daerah itu. Aku naik ojek untuk ke sana. Lumayan juga ongkosnya. Lumayan menguras kantong hehe ....
Bermodalkan maps, aku mencari tempat itu. Akhirnya aku tiba. Aku menghubungi Ibu Aini dan menanyakan keberadaannya. Ternyata, Ibu Aini akan terlambat.
Ruangan sudah hampir terisi penuh. Aku duduk di kursi barisan kedua dari akhir. Aku tak mendapati Ibu Aini. Aku duduk diam di kursiku. Aku tak berani menyapa guru lain di sampingku.
Sampai acara di mulai, aku hanya terpaku dengan gawaiku. Acara di mulai. Aku menyimaknya dengan seksama.
***
Pembicara membagikan kelompok dan membikan beberapa file unuk dikerjakan selama pelatihan. Seorang guru mendekatiku. Beliau berkata kepadaku untuk membagi file ke laptopnya.
"Dek, bisa kirim gak ke ibu materi yang di grup tadi? Ibu gak ngerti," Bisiknya pelan ke telingaku.
"Oh iya, Bu. Bisa bisa. Mana flashdisk Ibu, buar tak copy sekalian. Kebetulan aku sudah memindahkannya ke laptopku"
"Wah, makasih ya! Nanti kamu sekelompok aja sama ibu. Maklum ibu rada gaptek soal beginian."
"Iya, Bu. Baiklah,"
Aku senang akhirnya ada yang menyapaku. Beliau adalah Ibu Arlina. Beliau mengajar di salah satu SMP daerah tempat tinggalku. Beliau sangat baik. Kami menjadi akrab. Sejak hari itu, aku terus bersamanya. Saat pulang, kami saling menunggu satu sama lain. Aku memang membawa sepeda motor, sedang Ibu Arliana menunggangi ojek online. Hingga pelatihan usai, aku terus melakukannya. Menunggu dan saling menunggu. Semoga kita bertemu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Newbie Teacher
General FictionMengajar adalah suatu pekerjaan yang mulia. Ada amal di setiap ilmu yang disampaikan. Mempunyai guru yang menyenangkan adalah dambaan setiap murid. Matematika adalah pelajaran yang paling tak disukai dan ditakuti oleh kebanyakan murid. Novita adala...