Hari pertama akreditasi sdikit kacau. Ada beberapa standar yang belum siap dan masih sibuk mencari. Padahal kepala sekolah sudah memberikan dokumen apa saja yang akan di nilai pada masing-masing standar. Ya, seperti inilah jika melakukan hal terlalu mepet.
Setelah kepergian pengawas, semua guru berkumpul. Kami melakukan evaluasi untuk kegiatan hari ini. Semuanya sudah berusaha. Kita berdo'a saja semoga Allah memberikna hasil yang terbaik.
***
Penilaian delapan standar nampaknya tak akan mendapat hasil yang terlalu baik. Medkipun kedua pengawas mengatakan bahwa sekopah kami nampaknya lebih baik daripada sebelumnya. Ah ... itu sekedar penyemangat saja untuk kami. Kami tahu betul fakta yang terjadi seperti apa. Kepala sekolab menargetkan sekolah harus menjadi B. Hmmm ... aku rasa itu terlalu muluk untuk semua kekacauan yamg terjadi.
"Terimakasih rekan-rekan semua atas kerja kerasnya hari ini. Besok hari terakhir atau temu akhir dari proses akreditasi di sekola kita. Saya mohon keeja samanya lagi untuk besok," Ucap kepala sekolah kepada semua ynag hadir.
"Oh, iya. Besok, siap-siap ya pengawas akan menilai proses belajar mengajar di sekolah kita. Kelas kita ada tiga. Jadi besok tiga guru harus siap di nilai saat mengajar. Ibu Mala, Ibu Erna, dan Risa siap ya. Ibu Mala mengajar di kelas 7B. Ibu Erna mengajar IPA di kelas 8. Risa mengajar matematika di kelas 7A. Nanti terserah pengawas mau pilih kelas yang mana," Sambung pria bertubuh gempal itu.
Aku yang mendengar itu hanya bisa menganguk pasrah. Apa boleh buat? Padahal besok aku ada jadwal di kelas 7B bukan 7A. Ya, sudah. Ini demi kebaikan sekolah. Titah kepala sekolah adalah mutlak.
***
Setibanya di rumah, aku berpikir. Bagaimana besok? Apa yang harus aku ajarkan? Media apa yang harus aku buat? Apa anak-anak bisa mengikuti pembelajaran yang sesuai K-13? Dan masih banyak lagi sekelumit pertanyaan yang bersarang.
Sekolah baru mulai aktif belajar. Kebetulan pembelajaran matematika di kelas 7A belum berjalan. Aku memutuskan mengambil materi awal bab yaitu tentang operasi pada bilangan bulat. Aku membuka berkas RPP sewaktu magang dulu, sayangnya tak ada RPP untuk materi itu. Aku membuatnya. Aku menerawang pembelajaran untuk besok. Oke, aku akan gunakan pendekatan saintifik yang berbasis masalah.
Aku mengambil selembar karton dan kardus yang ada di gudang rumah. Aku membuat alat peraga sederhana. Sebuah garis bilangan dan wayang orang dari kardus (tusuk rujak dan kardus yang di bentuk gambar orang) akan menjadi alat peragaku besok. Aku akan menggunakannya agar pembelajaran menarik. Melakukan perandaian jarak kedua wayang yang aku letakkan pada jarak garis bilangan yang berbeda.
RPP sudah siap, seperti itu pula alat peraga dan lainnya. Aku sudah mengumpulkan peralatan perang besok di dalam ransel. Besok pagi tinggal di angkat saja. Meskipun besok bukan kelas aku yang di pilih, tak mengapa yang penting aku sudah maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Newbie Teacher
General FictionMengajar adalah suatu pekerjaan yang mulia. Ada amal di setiap ilmu yang disampaikan. Mempunyai guru yang menyenangkan adalah dambaan setiap murid. Matematika adalah pelajaran yang paling tak disukai dan ditakuti oleh kebanyakan murid. Novita adala...