Hari itu, aku mengajar juga di kelas lain. Pak Kepsek memintaku juga untuk mencoba juga di kelas lain agar aku bisa menyesuaikan diri. Kelas itu adalah kelas sembilan. Kelas tertinggi pada jenjang SMP. Saat mengetahuinya aku sesikit gugup. Benakku mulai memikirkan hal aneh. Aku takut mereka akan menguji kemampuanku. Seperti yang pernah aku lakukan dulu ketika pada setiap guru muda yang baru saja mengajar. Hehe ....
***
Bel tanda usai istirahat terdengar. Aku sengaja mengulur waktu selama lima menit setelah bel itu. Aku tahu, masih banyak jajanan yang belum habis di makan. Aku memilih menunggu sembari mempersiapkan mental.
Namun, uluran waktu yang aku lakukan itu adalah kesalahan fatal. Pak Sopian, seorang guru senior yang juga merangkap sebagai kepala tata usaha, menegurku. Bukan menegur secara langsung, dia menyindir.
"Itu kelas sembilan tidak ada yang mengajar? Kok di biarkan saja. Banyak yang berkeliaran," ucap pak Sopian dari muara pintu kantor.
"Oh iya pak, ini ada yang bakal masuk ke sana sebentar lagi," sahut pak kepsek dengan cepat.
Aku yang duduk bersebelahan dengan pak kepsek hanya terdiam. Pak kepsek melirikku. Lirikkannya aku paham. Dia memberikan kode kepadaku untuk segera masuk. Aku berdiri dan berjalan menuju kelas itu. Saat hendak melangkah keluar melewati muara pintu kantor, pak kepsek menyeruku. Aku menghentikan langkahku.
"Ris, kamu tak perlu bapak antar lagi kan? Bapak yakin kamu bisa. Lakukan saja seperti sebelumnya ya,"
"Iya, Pak. InsyaaAllah bisa,"
Aku melemparkan senyum kemudian beranjak pergi. Ruang pak Sopian berada tak jauh dari kelas sembilan. Aku melewati ruangannya untuk sampai ke kelas itu. Sialnya, pak Sopian tengah duduk di dekat pintu. Aku yang masih terngiang dengan teguran tadi, menjadi gugup. Aku menyapanya. Beliau membalas dengan senyuman tipis kemudian memulai berbicara kepadaku.
"Guru baru ya?"
"Ah, iya, Pak. Saya Risa, Pak. Saya baru saja di panggil siang ni oleh pak kepsek."
"Oh, pantas. Risa mengajar apa?"
"Saya mengajar matematika, Pak,"
"Oh begitu. Nah bapak mau berpesan kepada Risa. Besok kalau Risa punya jam ngajar setelah istirahat, Risa nggak boleh mengulur waktu. Membiarkan kelas kosong walaupun hanya beberapa menit, itu gak baik. Nanti kalau mereka ada buat kegaduhan kan gawat. Bapak mau bilang itu aja sama Risa. Nanti kita ngobrol lagi. Silahkan Risa masuk saja dulu,"
"Iya, Pak. Baiklah. Terimakasih atas masukannya,"
Mentalku langsung down. Aku mengutuki diriku sendiri. Aku sudah melakukan hal fatal di hari perdana akh mengajar. Aku tak menyangka kalau akan seperti itu jadinya. Selama aku sekolah, guru-guruku sering melakukannya. Lima menit itu malah terlalu cepat. Terkadang banyak juga guru yang hanya memberikan tugas saja saat mata pelajarannya berda pada jam setelah istirahat.
Ya, mungkin itu di sekolahku dulu. Setiap sekolah punya aturannya masing-masing. Hari itu aku dapat pelajaran yang berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Newbie Teacher
General FictionMengajar adalah suatu pekerjaan yang mulia. Ada amal di setiap ilmu yang disampaikan. Mempunyai guru yang menyenangkan adalah dambaan setiap murid. Matematika adalah pelajaran yang paling tak disukai dan ditakuti oleh kebanyakan murid. Novita adala...