Kebersamaan kami tak berlangsung lama. Ada beberapa hal yang mengharuskan kami berpisah. Mereka sudah berada di penghujung semester dan tak lama lagi akan menghadapi ujian nasional. Tinggal satu bulan lagi pembelajaran di kelas usai.
Satu bulan ini kebersamaan ini, banyak memberikan pelajaran. Oh ... ternyata seperti ini menjadi guru.
Guru adalah seseorang yang di gugu dan di tiru. Sabar tanpa batas menjadi modal utama. Meski terkadang emosi sulit terkendali, tetapi itu berlangsung beberapa jam saja. Hati akan memberontak tak menerima keadaan ini. Jika hanya mengedepankan ego, maka itu menjadikan sebuah kelalaian dalam mengajar. Mengapa? Sebelum semua materi tersampaikan, itu belum sukses dalam aturan pembelajaran.
Satu anak akan membuat kesal, tak lantas harus berhenti mengajar. Harus peduli juga dengan mereka yang benar-benar menunggu pembelajaran. Jadi, tak usah pikirkan satu anak tadi fokus saja tujuan. Alihkan saja pada hal lain yang dapat membuat kita senang.
Mungkin ada beberapa tipe guru yang menjadikan satu siswa pembuat masalah tadi sebagai alasan. Lebih memilih meluapkan 'emosi' secara kontan di kelas. Itu wajar saja, guru juga manusia.
Aku juga seperti itu. Untuk beberapa waktu, aku menuruti egoku. Saat ada kasus seperti itu, aku lebih memilih diam seribu bahasa. Saat diam aku menulis pada buku catatan kecilku tentang apa yang terjadi kemudian memberikan solusi mandiri seharusnya bagaimana aku bersikap.
Mereka yang peka melihat perubahanku itu, langsung menghampiri meja tempatku duduk. Mereka bertanya apa yang membuatku seperti itu. Aku menjawab kepada mereka jika tak terjadi apa-apa dan mencari alasan yang logis.
Mereka yang menanya ini juga perempuan sama sepertiku. Mereka tahu aku hanya menutupinya saja. Dengan cepat, mereka meminta maaf kepadaku atas kesalahan kelasnya. Ah ... benar-benar anak yang peduli. Mereka membuatku luluh. Senyum tipis pun berkembang di wajah. Aku memulai kembali pelajaran yang sempat terhenti.
Perlakuan manis seperti yang mereka lakukan inilah yang membuatku bertahan. Aku masih terlalu 'newbie' dalam situasi ini. Aku labil. Maklum saja masih mahasiswa saat itu.
***
Berita tentang KKN di bulan februari telah tersebar. Aku tahu itu. Aku sudah mendengarkan sebelum aku melamar di sekolahku saat ini. Aku terlalu nekad. Bukan nekad juga sebenarnya, seperti yang aku ceritakan pada bagian sebelumnya, ini karena pak kepsek yang terus saja menelpon meminta bantuanku.
KKN ini juga yang menjadi alasan lain aku tak jadi mundur saat ibu tak merestuiku saat itu. Aku takut membuat pak kepsek kecewa. Baru juga bergabung, sudah mau meninggalkan anak-anak. Namun, saat aku pikir kembali, aku masih punya waktu satu bulan lebih sampai menunggu waktu keberangkatan KKN. Aku punya waktu cukup banyak untuk menuntaskan materi mereka yang tertinggal dan khususnya materi kelas sembilan yang sudah harus usai semua sebelum ujian nasional. Targetku saat itu, sebelum aku pergi, aku harus menuntaskan materi kelas tiga terlebih dahulu. Aku akan pergi dengan tenang. Pergi KKN maksudnya, hehe ....
Satu pekan sebelum keberangkatan KKN, aku sudah membicarakan ini kepada pak kepsek. Pak kepsek mengerti dan memintaku untuk mencari guru pengganti selama aku pergi nanti. Guru pengganti mencari pengganti. Ya, seperti itulah kira-kira. Mengapa harus mencari pengganti segala? Toh banyak guru lain kan yang tidak pergi? Lah iya, harus. Guru lain juga banyak, rata-rata mereka tak sanggup. Maklum saja, mata pelajaranku bagian yang penting dalam ujian nasional. Tak bisa sembarang mengajar. Mengajar kalau hanya memberikan latihan saja tanpa ada penjelasan ataupun pembahasan, itu percuma. Itu bukan ciri khas pelajaran Matematika.
Selain kepada kepsek, aku juga sudah memberikan spoiler kepada anak-anak. Aku mengatakan bahwa aku akan pergi selama 45 hari. Akan ada penggantiku nanti. Mereka merespon biasa saja. Aku paham, aku baru di sekolah itu. Aku terlalu muluk jika ingin dirindukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Newbie Teacher
General FictionMengajar adalah suatu pekerjaan yang mulia. Ada amal di setiap ilmu yang disampaikan. Mempunyai guru yang menyenangkan adalah dambaan setiap murid. Matematika adalah pelajaran yang paling tak disukai dan ditakuti oleh kebanyakan murid. Novita adala...