03

11.5K 902 8
                                        

Jam sudah menunjukan pukul 3sore namun jazikiel tak kunjung menampakkan giginya didepan Kean, sudah beberapa kali Kean menghela nafas, entahlah kakaknya itu pamit untuk mengurus ekskul bola basket yang akan melakukan demo eskul esok kepada anak-anak baru, maklum lah menyandang Gelar Captain membuat ia sibuk mengurus segalanya, tapi tidakkah dia paham disini bayinya kelaparan?

Hampir 1 Jam menunggu akhirnya abangnya muncul dengan cengiran tak berdosanya itu, oh tidak ingin rasanya Kean membuang kakaknya ke sungai Amazon "Udah lama nunggu? " pertanyaan macam apa ini.

"Menurut lo" Jawab Kean sembari memberikan tatapan menusuk pada sang akak "Mau pulang kapan? gue laper" tidak sebenarnya tidak hanya lapar, namun Kean juga merasa pusing, belum lagi nafasnya yang susah di atur, entahlah seperti ada batu yang menghimpit paru-parunya saat ini.

"Yaudah yok pulang, nganterin bang Jeno dulu ya dia udah di parkiran ini?" memang Jeno berencana numpang pada jazikiel karena bundanya tak dapat menjemput.

"Hmm" Kean hanya menjawab gumanan tak jelas,  Lantas dirinya bangkit, namun baru saja badannya tegak berdiri ia duduk kembali"Ah shit!"membuat Jazikiel panik seketika.

"Lu kenapa ke?" Terdengar jelas nada khawatir dari jazikiel membuat dia  membenci dirinya sendiri,  tidakkah dia tidak merepotkan kedua kakaknya sehari saja.

"Ke,  Kenapa?" Jazikiel bertanya dengan nada selembut mungkin, tangannya ia gunakan untuk mengelap peluh di dahi sang adik.  Gelengan yang ia dapatkan dari sang adik "Hufh.. Bisa jalan?" kembali Kean menggeleng untuk jawaban, ah jangankan berjalan, menjawab pertanyaan sang kakak saja ia tidak bisa, dadanya terasa panas dan nyeri membuat dia kepayahan mengatur nafas.

Jazikiel memposisikan Kean di gendongannya ala koala, Kean membenamkan wajahnya di ceuk leher sang kakak "M-ma-maaf hah" gumamnya yang mampu didengar oleh jazikiel. Kiel mengulum senyum lantas tangannya mengusap punggung sang adik "Gapapa, jagoan abang kuat, sebentar lagi ya" terlalu sering menghadapi sang adik collapse mambu mengatur rasa panik jazikiel, tak hayal untuk saat ini jantungnya bekerja dua kali lipat melihat adiknya kesakitan.

Sesampainya di parkiran Jazikiel langsung mendapat pertanyaan dari sang sahabat" Lah kenapa? selatri?" Kiel mendengus, tak mengindahkan pertanyaan Jeno lantas ia brrucap "Bukain pintu , lu nyetir ya" tanpa bertanya lagi Jeno langsung membuka pintu belakang, jazikiel masuk memposisikan Kean dengan benar, tangannya meraih oxygen portable yang selalu ia bawa saat kemanapun ia pergi bersama Kean.

Nafas Kean berangsur membaik,  bahkan anak itu sekarang tengah terlelap setelah kelelahan mengatur nafas yang tak karuan. Didalam mobil hening melanda, Jeno yang sibuk menyetir dan dengan fikiran nya sendiri, banyak pertanyaan yang ingin ia utarakan Namun, sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

Setelah sampai rumah dan sempat mengantar Jeno pulang, jazikiel turun, melihat adik terlelap, ah rasanya tidak tega untuk membangunkannya, Jazikiel menggendong Kean memasuki rumah, ternyata sang kakak juga telah pulang.

"Kean kenapa?!" seruan sang kakak terlihat panik, "sttt nanti dulu, gue anter Kean  kekamar dulu" jazikiel meninggalkan mark yang sempat mematung panik mendapati kondisi adik yang tertidur dengan wajah pucat pasi.

____________

Siang sudah berganti malam, Kean yang kondisinya sudah membaik turun untuk ikut serta melaksanakan makan malam bersama 2 kakaknya.

"Udah baikan ke?" pertanyaan dang kakak mampu membuat Kean mendengus  apa apaan si udah tau udah seger sehat wal afiat gini dah batin Kean "Udah kak Kean kan kuat gabakal sakit lama lama hahhaa" tawa mengakhiri perkataan Kean untuk jawaban sang kakak.

Mark mengangguk, ia melanjutkan acara makan malam, seperti biasanya makan malam akan sunyi "Kee?" hingga sang sulung membuka suara.

Kean mendongak alisnya terangkat sebelah seolah ia bertanya 'apa' Mark melanjutkan ucapannya "Berhenti sekolah aja ya, kamu homeschooling lagi" Kean mematung, bahkan nasi yang hendak masuk kedalam mulut berhenti mengambang di udara, Jazikiel yang hanya menyimak pun ikut dibuat terkejut atas Ucapan sang kakak.

"K-Kenapa?" seakan tak percaya apa yang diucapkan sang kakak, kean bertanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, apa apaan ini bahkan Kean baru sehari merasakan mempunyai Charles sebagai temannya, sang kakak akan memutuskan semua harapannya? apakan dunia setidak adil ini untuk Kean?

terdengar helaan nafas dari mark " Kamu baru sehari udah Kambuh ke, gimana kakak bisa ngelepas kamu selama 3 tahun?

"Kakak yakin Kean bakal bertahan sampai 3 tahun? Kean cuma pingin sekolah kak, Kean pingin ngerasain seperti bang Kiel, Kean salah kak?" detik itu juga air mata Kean turun menghujani pipi gembul nya.

"Kean" Sang abang jazikiel menegur, ia tak suka saat kerap kali Kean menyerah akan hidupnya seolah dia tau kapan dia mati.

"Aku slesai" putus kean lantas ia berdiri meninggalkan meja makan, dengan sisa nasi yang baru termakan 4sendok dan butir-butir obat yang masih utuh.

"Ke" tak mengindahkan panggilan sang kakak Kean berlari menaiki tangga masuk kekamar dengan membanting pintu cukup keras.

"Kak, Biarin Kean sekolah dulu Kiel mohon, Kiel  janji nggak akan lalai lagi kak, Kiel janji bakal jaga Kean sebisa Kiel, kasihan Kean"

"Tapi Kiel, kakak nggak sanggup liat Kean kayak tadi" dengan suara gemetar mark mengatakan bahwa ia tak sanggup.

"Lantas gimana kalo kakak ngelarang Kean, dia akan lebih nekat dari yang kakak kira"

"Kakak keatas, kamu lanjutin makan, kakak akan coba ngomong sama Kean" mark meninggalkan meja makan untuk menyusul anak ayam yang tengah merajuk di atas.

Cklek

"ke kakak mau ngomong" terlihat Kean tidur dengan memunggungi mark "kakak tau kamu nggak tidur ke, oke kakak kasih kamu kesempatan buat sekolah, tapi kamu janji jangan kayak gini, kakak nggak sanggup liat kamu sakit ke, kalo kamu mau sekolah kamu harus janji mau ngejalanin pengobatan ke"

Kean berbalik menghadap sang kakak, menghambur kepelukan sang kakak menangis disana " Kena janji bakal nurutin semua yang kakak mau, tapi Kean mohon, Kean pingin sekolah, Kean pingin punya temen kak hiks"

"Iya ke iya, udah jangan nangis, jagoan kakak gaboleh nangis, Kean janji ya bakal rutin minum obat dan jangan nunda pergi kerumah sakit buat check up" Jazikiel yang melihat pemandangan manis itupun masuk dan bergabung memeluk kakak serta adiknya.

"udah dong gausah melo gini, Gue ikut nangis ni huhu"....


Arkean || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang