Suasana Ballroom Sangat ramai, kerlap kerlip lampu mengelilingi setiap sudut ruangan luas tersebut.
Tirai putih menjuntai lengkap dengan beberapa pajangan bunga lili putih menambah kesan mewah di sekitarnya.
Hiruk-pikuk suara dan tepuk tangan para tamu undangan saling bersatu padu mengiringi dua insan yang berdiri gagah di atas altar.
Sudah dua tahun, dua tahun sejak kejadian memilukan mengiringi langkah keluarga kecil Kean tersebut.
Hari ini, detik ini juga Kean merasakan bahagia yang seutuhnya, dikelilingi orang tersayang sembari menatap lurus obyek di depannya yang pula menatapnya juga.
Adalah mark, si sulung yang selama ini berjuang merelakan sedikit kisah bahagianya demi kedua adiknya.
Meluangkan waktu untuk mengarungi ombak besar, menjadi tameng untuk kedua adiknya yang harus mereka lindungi.
Kini si sulung telah meraih kebahagiaan, menetapkan hati pada gadis cantik mantan sekertaris nya.
Mina, sosok lemah lembut serta penyayang, tak hanya pada si sulung melainkan Kiel maupun Kean turut merasakan kehangatan dan kasih sayang sosok wanita mungil tersebut.
Haruskah Kean mengucapkan rasa terimakasih kepada sang ipar? Rasa rasanya tak cukup jika hanya sebatas ucapan terimakasih dan sayang.
Mengingat perjuangan mina selama dua tahun ini untuk membangkitkan ketiga anak Adam tersebut dari keterpurukan taklah mudah.
Menjadi penyemangat dan Sandaran hangat kala tiga anak Adam tersebut jatuh ke masa paling terpuruk nya.
Bibir tipis tersebut menyunggingkan senyum tulus, sangat tulus hingga terlihat manis untuk di pandang selama apapun.
Netra kelam tersebut turut hilang tatkala sang pemilik tak henti hentinya merasakan rasa bahagia, puzzle yang sekian lama kosong akhirnya kembali terisi dan lengkap menjadikan semua rasa menjadi sempurna bersatu padu.
Puk
Tepukan ringan di bahu kirinya menyadarkan Kean dari lamunan jauh tersebut kepala besar tersebut menoleh ke sisi kiri, turut melebarkan senyumnya kala netranya menangkap lelaki yang lebih tua pemilik senyum lima jari andalannya.
"Ayo kesana" Suara tersebut mengalun lembut menyapa rungu Kean di tengah kebisingan lainnya.
Si kecil mengangguk patuh, dengan buket bunga yang ia genggam langkah ringannya terbawa, mengikuti alunan fantofel yang bergesekan dengan Lantai marmer putih di bawahnya.
"Selamat kak" Ujar Kiel tulus tubuh itu terbawa untuk mendekap si sulung yang kini tengah menyunggingkan senyuman terbaiknya untuk para tamu undangan.
"Terimakasih dek" Ucapan tersebut sedikit banyak membuat Kiel tertegun sebab lama tak mendengar kata ringan seperti 'dik' dari mulut si sulung.
Setelahnya senyum yang sedikit luntur kembali mengembang sempurna, Kiel tau mark tak pernah membedakan rasa sayang kepada keduanya, namun kondisi dan tuntutan membuat si sulung harus ekstra menjaga si kecil.
Si kecil yang dulunya rapuh dan butuh Sandaran kuat membuat si tengah sedikit merasa kehilangan walau sama sekali tak pernah di tunjukan.
Setelah melepas pelukan singkat tersebut, netra oxy milik si tengah terarah pada wanita bergaun putih di samping si sulung menyunggingkan senyum tangan lebar Kiel terulur menjabat tangan mungil milik sangat ipar.
"Selamat kak mina, sabar sabar ngadepin kakak ya" Kekehan keluar dari mulut keduanya, tak ada kata canggung, mengingat wanita cantik tersebut sudah mereka anggap sebagai pengganti sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkean || END ✓
Genç KurguEND TAHAP REVISI Dia Arkean rafasya Narendra anak bungsu dari 3 saudara, Hadirnya dianggap menjadi bencana bagi sang ayah, karna hadirnya ibunya meninggalkan ketiganya. Arkean si bungsu yang dijaga setengah mati oleh kedua kakaknya, Arkean si bungs...