Malam ini ruang rawat Kean kembali ramai, setelah jam lima sore tadi tiba para gangster dengan bawaannya yang membuat semua mata menuju padanya, bukan bukan mereka semua yang aneh, hanya satu oknum Tertera nama Haidar Chandra dirgantara.
Sepanjang lorong tadi rombongan keempat bocah itu terus menjadi bahan perhatian, bagaimana tidak, Haechan menggendong tas ransel berisi bantal guling yang sudah tak berbentuk, serta kedua tangannya asik melingkar pada magiccom yang ia bawa, oh jangan lupakan tas jinjing yang penuh dengan mie instant.
Hampir saja anak itu membawa panggangan jika tak dengan cepat di sembunyikan oleh Jeno, Dengan otak yang minim itu haechan berkata dengan riang ia ingin barbequean di ruang rawat Kean sebelum di tukas oleh Arjuna 'Kalo lo mau Kean mati sekarang gih cepet sana sekalian lu bawa asep asep gitu'.
Setelah mendapat ucapan sinis dari Arjuna barusan haechan sadar, betapa begonya dia hm ;).
"Pokoknya tadi bang echan sumpah malu maluin banget, Masa mau di usir sama satpam, katanya Bukan tempat pengungsian" Ujar Charles menggebu gebu, menumpahkan kekesalannya terhadap pemuda tan yang cuek dan malah sibuk dengan mi rebus dan magiccomnya.
Ucapan Charles mengundang gelak tawa dari semua penghuni kamar tersebut tak terkecuali Kean, ia bersyukur memiliki semuanya Yang menyayanginya, harapannya Semoga saja terus begini... Semoga.
"Bang"Panggil Kean lirih pada jazikiel yang duduk tak jauh darinya membuat sang empu menoleh, mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa' membuat Kean melanjutkan ucapannya " Mau pipis hehe, bantuin dong gamau nyungsruk" Lanjutnya di sertai cengiran khas.
Kiel bangkit membantu Kean turun dari brankar lalu setengah menumpu sang adik yang masih lemah "Eh eh bantuin bawa infus dong" perintahnya entah pada siapa, Arjuna yang kebetulan Tak jauh pun bangkit, mengambil infus dari tempatnya dan mengikuti keduanya berjalan.
Setelah membiarkan Kean di dalam keduanya keluar, menunggu di depan pintu selang beberapa menit Kiel mendengar bahwa Kean telah slesai, ia masuk memapah tubuh ringkih Kean lagi, langkah Kean berhenti di depan pintu toilet sedikit menetralkan nafas yang terdengar berat ia berucap "Capek, mau terbang aja" lirihnya sembari memejam, menghilangkan pening dan sesak sekaligus, saat seperti ini ia merasa sangat tak berguna untuk hidup.
Kiel yang paham akan kondispun mengangkat sang adik, menggendongnya alam bridalstyle, tak ada perlawanan mungkin adiknya memang benar benar lelah, langkahnya ia bawa ke tempat tidur Kean, menyamankan posisi sang adik mengelus surai milik si bungsu "Tidur aja kalo cape" Ucapnya lembut disertai senyum manisnya.
Kean tak tidur ia masih asik dengan candaan yang dilontarkan oleh temannya sesekali ikut tertawa atas ucapan random dari Charles yang menghujat haechan "Besok kalo Kean 'pergi' Kalian tetep ketawa terus ya" Celetukan Kean tiba tiba membuat ruang rawat menjadi hening.
Mark menoleh pada sang adik "Nggak ada yang pergi, tetep kek gini sampe tua" Ucapnya datar.
Mengetahui situasi berubah jadi awkard Kean merutuki kebodohannya sendiri "A-ah apasih kan siapa tau Kean besok kuliah di luar negeri, jadikan Kean nggak ada" tukasnya tergagap.
Mark tau bukan itu yang adiknya bicarakan, namun ia tak merespon lebih lagi, tak mau memperkeruh susana, Atensi mark dialihkan dari bunyi notifikasi di hpnya.
Tuan Narendra
Mark bisa temuin ayah bentar di cafe depan rumah sakit nak? bawa Kiel sekalian, Kean masih sakit? ayah belum siap nemuin anak ayah
19.03
√√Mark mengerutkan keningnya, apa maksud ayahnya?
Kalo cuma mau ngehina Kean maaf mark sibuk
19.04
√√Ayah mau minta maaf sama kalian nak, tolong beri ayah kesempatan
19.04
√√Tak ada salahnya mencoba, "Kiel ikut kakak, kalian, titip Kean bentar ya kakak ada urusan" Ucapan mark mampu mengalihkan ke-enam atensi manusia yang lainnya.
"Mau kemana?" Dengan suara lemahnya Kean bertanya pada si sulung.
Langkah mark mendekat pada kedua adiknya tangannya terulur mengelus kepala Kean lembut "Bentar doang kok, kakak minta anter ke cafe depan, ada klien kakak" Setengah hati Kean mengangguk, tangan mark menjulur pada si tengah "Ayo".
Hingga keduanya benar benar hilang di balik pintu.
______
Langkah ringan jazikiel mengikuti sang kakak, ia tak banyak bertanya memangnya apa yang perlu di tanyakan? sudahkah kakaknya mengatakan bahwa ia akan bertemu klien kan?
Namun Sepertinya pikiran positifnya urung, saat langkah kakaknya di bawa mendekat ke seseorang yang tengah tersenyum padanya, seseorang yang tak asing, seseorang yang selama ini ia hindari bahkan ia.....Benci?
"Akhirnya kalian datang nak, Papa kira kalian nggak datang, sebelumnya kenalkan ini andrian, adik kalian, kakak Kean juga" Ucapan lembut Narendra membuat mark sejenak terpaku, namun tidak bagi jazikiel Ia merasakan ada niat terselubung dari sang ayah.
"Mau ngapain?" Kiel bukanlah orang yang suka bebasa basi pertanyaan to the point ia sampaikan.
"Ah, sebelumnya ayah mau minta maaf sama kalian, sama Kean juga, ayah sadar selama ini ayah salah, Jauh dalam lubuk hati ayah ayah sayang banget sama Kean, cuma ayah belum bisa nerima ibu kalian pergi secepat itu" Ujarnya menyesal membuat Mark mendengus.
"Menyesal? bukankah ayah udah bahagia sama jalang itu?"
"Maaf maaf nak, tujuan ayah kesini mau nitizen andre sama kalian, ibu dia sakit, ayah sebentar lagi mau ke Singapore berobat, kalian mau ya?" Mohon Narendra pada kedua anaknya.
"Buat yang kemaren andre minta maaf kak, andre nggak bermaksud, andre lagi stres ibu andre sakit " celetuk andre setengah terisak mampu membuat mark sedikit luluh.
"Lo..... boleh tinggal sama kita, tapi kalo sampe lo apa-apain Kean lo abis sama gua" Ucap mark penuh penekanan mampu membuat Kiel menoleh seketika.
"Maksud kakak apa? jelas-jelas dia udah sering nyakitin Kean kak, kenapa kakak Terima gitu aja!" ujarnya sedikit emosi pada si sulung, mengingat betapa buruk perlakuan andrian padanya dan adiknya.
"Nggak salah ngasih kesempatan Kiel, lagian kalo kakak liat dia nyakitin Kean kakak yang akan usir dia pertama kali" Jawabnya tenang.
Ia tak menyangka kakaknya se egois ini dengan emosi yang masih ada Kiel beranjak meninggalkan ketiganya setelah mengucapkan kata" Terserah, permisi".
"Lo.. Ikut gue, lo minta maaf sama Kean" Ucap mark setelahnya pergi keluar diikuti oleh andrian di belakangnya.
diam diam Narendra memunculkan seringaiannya "Let's play this game anakku"..
Udah ya, udah menuhin janji wkwk....

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkean || END ✓
Ficção AdolescenteEND TAHAP REVISI Dia Arkean rafasya Narendra anak bungsu dari 3 saudara, Hadirnya dianggap menjadi bencana bagi sang ayah, karna hadirnya ibunya meninggalkan ketiganya. Arkean si bungsu yang dijaga setengah mati oleh kedua kakaknya, Arkean si bungs...