Masih banyak typo..happy Reading,
Jan sunde ya, tinggalkan coment🐭
Keesokan harinya Kean benar benar berangkat bersama jeno, abangnya tersebut menjemputnya pukul delapan pagi setelah belum lama jazikiel berangkat ke pertandingan basketnya.
Setelah Kean berangkat mark menghampiri andrian bermaksud untuk mengajak sang adik yang katanya ingin menemui sangat ayah "Udah siap ndre?" Tanya mark setelah sesaat ia memasuki kamar sangat adik.
Andrian menoleh lalu menampilkan senyum manis pada sang kakak "Udah kak, ayo berangkat" ucapnya dengan nada lembut.
Mark mengangguk lalu berjalan mendahului siang adik untuk mengambil mobil terlebih dahulu, Andrian mengekor di belangnya sebelum mengirim pesan terhadap seseorang di sebrang sana.
.
.
.Kean dan Jeno sampai di rumah sakit sekitar lima belas menit perjalanan, padahal jika di tempuh dengan kecepatan sedang perjalanan menuju rumah sakit hanya menempuh waktu sepuluh menit saja.
Ya begitulah modus Jeno untuk dekat dekat dengan adik sahabatnya, Kean si tak maslah sebab saat ia bersama Jeno ia berasa sangat dimanja, bahkan tak jarang juga jeno menuruti apapun yang dimintai oleh Kean asal tak merugikan sang empu.
"Udah ayok turun" Ajak Jeno pada Kean yang di balas dengusan oleh lawan bicaranya.
"Kalo nggak turun masa dokter jung yang nyamperin Kean" Jawabnya ketus tetapi sama sekali tak menyinggung Jeno, ia malah menganggap lelucon semata.
"Iya iya etdah bocah pundungan bener deh" Jeno semakin gencar menggoda adik dari sahabatnya tersebut, bagi jeno ada kebahagiaan tersendiri saat melihat wajah masam dari Kean.
"Bodo yaa, Kean nggak denger Kean merem" Jawabnya setelah itu ia pergi melenggang meninggalkan jeno yang masih tergelak atas ucapan pundung dari Kean.
"Ada ada aja dasar bocah" Cuman Jeno lalu menyusul langkah remaja yang sudah ia anggap sebagai adiknya tersebut.
Setelah sampai pada ruangan bertuliskan 'Dr. Jung spesialis jantung' Tersebut kean mengetok pintu, setelah saat ia mendengar sahutan untuk masuk Kean membuka pintu tersenyum manis "Selamat pagi dokter jung jelek" Serunya sembari tetap mempertahankan senyum manisnya.
"Hei, Tidak sopan! " Celetuk dokter jung sembari memperlihatkan raut muka marah, lalu setelahnya ia tertawa.
" Dokter sehat?" Tanya Kean polos membuat dokter jung menoleh, lantas mengangguk.
"Sehat, memangnya kenapa ke?" Tanya balik dokter jung atas pertanyaan Kean tadi.
Sedangkan Kean hanya ber oh ria sembari menganggukan kepalanya mirip patung hokben "Kirain gila abis marah ketawa" Jawabnya acuh sembari menarik pulpen lalu mencoret nya asal pada kertas kosong di atas meja, tak memperdulikan raut wajah sang dokter kesayangannya yang nampak cengo.
Astaga anak ini untung sayang untung bocah jeritan histeris hati dokter jung terhadap pasien kesayangannya "Loh kok Kean dat-" Baru saja hendak menanyakan pasal kedatangan Kean yang sendiri pintu ruangannya kembali terbuka menampilkan sosok remaja yang tersenyum hingga matanya hilang.
"Ah permisi dokter, maaf lancang hehe" Cengir Jeno sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal karena merasa bersalah asal masuk ruangan tanpa mengetok pintu dahulu.
Dokter jung tersenyum menampilkan dimpelnya "Oh Jeno, gapapa sini masuk" Titah sang dokter yang di angguk Jeno, sang empu menurut berjalan kearah kedua manusia lainnya, lantas ia terduduk di samping Kean.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkean || END ✓
Fiksi RemajaEND TAHAP REVISI Dia Arkean rafasya Narendra anak bungsu dari 3 saudara, Hadirnya dianggap menjadi bencana bagi sang ayah, karna hadirnya ibunya meninggalkan ketiganya. Arkean si bungsu yang dijaga setengah mati oleh kedua kakaknya, Arkean si bungs...