Happy 7 Anniversarry Army 💜💜💜
Aku harap kita selalu sehat selalu dan bisa selalu dukung BTS.
Semoga tali kekeluargaan kita makin erat ya amy semuanya.
Doa yang terbaik untuk kita semua.
Btw ini tahun kedua merayakan amy day, kalau kalian? Sudah berapa lama kalian kenal bangtan? Jujur aku bisa dibilang New Army hehe tapi aku bangga kenal dengan fandom ini.
Oh iya, kalau aku mau, besok aku double story ini yaa sayang.
Dont vorget to Vote!
Hari demi hari Raisya lalui seperti biasa dan beberapa masalah yang terlampau biasa juga sudah ia lewati. Tidak ada masalah besar yang tidak mudah dilupakan dalam beberapa hari terakhir. Raisya menyebut masalahnya sebagai kerikil masalah.
Hari ini adalah hari terakhir untuk mengumpulkan naskah yang akan diperlombakan. Sudah banyak juga yang mengumpulkan jauh-jauh hari.
Raisya bukannya ingin berlama-lama dalam mengumpulkan naskahnya, hanya saja untuk menyelesaikan naskahnya itu ia butuh sedikit lebih banyak waktu karena harus menyelesaikan ini dan itu. Belum lagi moodnya yang terkadang membuat dirinya malas melanjutkan.
Masa revisi saja Raisya menghabiskan waktu empat hari dan semalam adalah terakhir ia merevisi naskahnya. Ia hanya harus mengirimnya pada pihak panitia dan semuanya selesai.
Hari ini adalah hari Rabu di mana tidak ada kelas sepanjang hari. Raisya mengirim naskahnya dalam bentuk pdf pada panitia.
Dalam hati, Raisya berdoa semoga tuhan memberikan ia hasil yang memuaskan, setidaknya setara dengan perjuangannya.
Raisya masih percaya dengan kalimat perjuangan tidak akan mekhianati hasil sampai sekarang. Pepatah kuno itu mampu membuat Raisya percaya jika roda nasib berputar. Ia sekarang tengah berada di bawah, di mana bisa kapan saja ia berada di atas dan kembali ke bawah.
Paham jika nasib baik dan buruk selalu mengelilingi dirinya, Raisya selalu berusaha semampunya. Semua yang bisa ia kerjakan akan ia usahakan.
Pagi ini ia akan bekerja penuh di cafe. Akhir-akhir ini pria dengan topi dan masker itu kembali mengundang perhatian kendati setiap harinya pun Raisya merasa perlu tahu siapa pria dibalik masker itu. Bisakah Raisya menyebut pria itu dengan sebutan pria bermasker?
"Hei Raisya-yya? Tiramisu dan espresso seperti biasa," ucap Aeri seraya menyerahkan kertas pesanan pada Raisya.
Ia yakin ini adalah pesanan si pria masker yang kini tengah menatap ke arahnya. Raisya merinding. Tatapannya begitu kuat dan Raisya mulai takut. Maka dari itu, Raisya memilih mengalihkan pandangannya dan memilih untuk membuatkan espresso dan meletakkan satu piring tiramisu di atas nampan lantas memanggil Hyunso guna mengantarkan pesanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpinannya di perusahaan penerbitan.