please jangan pelit Vote ya kalian.
Aku ngga pelit loh untuk up
Jadi kalau mau dibuat nyaman, kalian juga harus buat nyaman aku.
Makasi yang udah mau vote dan komen. Love you
Siang ini, di aula sudah berkumpul beberapa peserta yang dipilih dari masing-masing jurusan. Raisya tidak hanya sendiri, ia bersama dengan tiga orang yang satu jurusan dengannya. Ada Jukyung dan Minhoo yang kini duduk di sebelah Raisya. Keduanya terlihat cukup akrab, berbeda dengan Raisya yang hanya mendengarkan keduanya mengoceh sejak tadi.
Ia ingin ikut mengobrol sebenarnya, hanya saja masih sungkan.
Hingga ada panitia yang memang diketuai oleh ketua senat langsung. Raisya menatap Min Yoongi si pria yang memang terkenal di kampus karena mampu menjadi ketua organisasi mahasiswa yang kemampuannya tidak diragukan.
Di depan mereka sudah ada proyektor yang dipasang untuk menujukkan beberapa peraturan yang harus dipatuhi saat perlombaan ini berlangsung. Raisya mencatat beberapa poin penting yang disampaikan Yoongi dalam sebuah buku journal kecil miliknya yang sudah sedikit usang.Jangan salah, buku itu cukup tebal dan Raisya akan menulis semua sinopsis ceritanya di sana.
"Yang pasti tidak boleh mengambil hasil karya orang lain. Kalian bebas mendeskripsikan apapun dalam cerita. Untuk gendre tahun ini adalah Romance karena tidak bisa kita pungkiri bahwa pembaca gendre ini sedang marak sekali. Pakai kalimat yang baik dan baku. Jika ada plot twist itu akan menjadi nilai tambah utuk karya kalian," ucap Yoongi.
Raisya kadang kali bingung pada orang-orang yang menjiplak karya orang lain. Semisal untuk pembukaan saja sih masih tidak masalah, tapi kadang kala hampir keseluruhan cerita di jiplak.
"Pengumpulan naskah dua minggu dari sekarang. Jadi, saya harap kalian menyelesaikannya dengan baik. Jika ada pertanyaan, silahkan acungkan tangan," ucap Yoongi.
Ada satu telapak tangan yang mengacung tinggi yang tidak lain adalah Raisya sendiri. Untuk pertama kalinya ia bertanya di depan umum seperti ini, biasanya ia lebih senang menunggu orang lain saja yang bertanya. Tapi, kali ini ia benar-benar semangat juga antusias dan tidak ingin menyia-nyiakannya.
"Oh, silahkan!" ucap Yoongi.
"Naskah di kirim melalui media apa?" tanya Raisya gugup. Astaga, bibirnya bergetar padahal hanya mengatakan hal demikian.
"Oh bagus. Aku hampir lupa untuk mengatakan ini. Setelah naskah kalian selesai, kalian bisa mengirimkannya pada E-mail resmi kami yang akan muncul di layar," ucap Yoongi.
Layar monitor menampilkan sebuah alamat e-mail di mana Raisya langsung mencatatnya. Ia takut jika lupa.
Setelah semuanya selesai, Raisya kembali masuk ke kelas terakhirnya untuk saat ini. Ia mendudukkan diri di kursi yang biasanya. Mengeluarkan tugas makalahnya di atas meja.
Kalian tahu? Setiap kali dosen memberikan tugas kelompok, Raisya yang akan mengerjakannya sementara teman satu kelompoknya tidak ikut campur tangan sama sekali. Raisya kerap kali di ancam oleh teman sekelompoknya jika tidak mencantumkan nama mereka.
Raisya yang tidak mau mencari masalah memilih untuk diam dan mengikuti apa yang mereka mau kendati dirinya kerap kali merasa marah karena rasanya seperti tengah diperbudak.
"Makalahnya sudah selesai?" tanya salah satu dari mereka.
Raisya mengangguk dan menyodorkan makalah dengan sampul biru yang sudah rapi. Baram membuka lembarannya dan tersenyum puas. Tidak salah jika ia merekrut Raisya setiap kali ada tugas kelompok. Wanita itu tidak pernah mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpinannya di perusahaan penerbitan.