Eight

907 150 8
                                    

"Bagaimana rapatnya? Apa berjalan dengan lancar?" tanya Jimin. Ia baru saja kembali dari ziarahnya. Sebenarnya sudah 30 menit yang lalu, namun ia menyempatkan pergi ke cafe.

"Lancar tentu saja, gadis itu juga ada di sana. Tapi wanita lainnya juga ada di sana."

Jimin terdiam. Wanita lain? Wanita lain yang mana lagi? Perasaan Jimin tidak sedang mengincar banyak wanita.

"Apa berpotensi menggagalkan rencanaku?"

"Mungkin? Aku tidak tahu motifnya kembali karena apa. Tapi, aku tidak yakin dengan tindakan yang akan dia lakukan," ucap Taehyung. Jujur saja ia merasa sedikit gusar tak kala melihat presensi itu datang ke kantor dan mengikuti rapat peserta.

Jimin meletakkan jasnya di belakang kursi kebesarannya dan mendudukkan dirinya di sana. "Bisa aku melihat nama peserta yang hadir?" pinta Jimin.

Taehyung mengangguk lantas memberikan map merah di dekapannya yang berisi informasi lengkap para peserta.

"Gadis yang kau incar adalah kandidat paling kuat saat ini. Kemarin aku meminta naskahnya saat perlombaan di Universitas, dan itu benar-benar hebat. Aku masih tidak menyangka dengan apa yang dia pikirkan! Feel-nya dapat sekali! " seru Taehyung menggebu.

"Benarkah? Kalau begitu kirimkan juga padaku."

"Kau sibuk Jim malam ini," ucap Taehyung. Kasihan sebenarnya melihat temannya yang sangat sibuk. Rapat kesana kemari dan menandatangani kontrak. Belum lagi pria itu harus menciptakan inovasi baru agar masyarakat tertarik membaca buku.

"Kirimkan saja. Aku akan membacanya jika sedang tidak sibuk. Tenang saja," ucap Jimin seraya membalikkan lembar demi lembar.

Jimin menemukan biodata tentang gadis yang selama ini ia amati. Namanya indah dan Jimin mengakui fakta itu.

"Seoul Nasional University? Sedang skripsi padahal dia baru  semester enam? Wah? Apa dia juga mengikuti jejakku?" tanya Jimin kagum.

Pasalnya, S1 biasanya 8 semester. Jika mengambil tujuh semester saja bisa lulus, itu hanya bisa dilakukan orang-orang jenius. Raisya mengambil cukup banyak SKS.

"Ya, gadis itu memang jenius. Alasan kenapa aku mengatakan jika dia adalah kandidat terkuat adalah fakta ini. Aku juga terkejut dan usianya baru 22 tahun bulan lalu, " jelas Taehyung.

"Bulannya sama denganku?" tanya Jimin.

"Ya, berbeda beberapa hari saja."

"Apa perbintangannya?"

"Scorpio."

.

.

.

"Raisya-ssi? Sudah menyelesaikan skripsi?" tanya Seulgi. Gadis itu nampak sangat lahap menyantap mul Naengmyeon.

"Sedang dalam masa revisi. Naskahmu bagaimana? Sudah selesai?" tanya Raisya. Sepertinya tidak terlalu buruk jika mengobrol lebih banyak dengan Seulgi. Gadis itu menyenangkan.

"Naskahku sudah selesai. Hanya tinggal mengirimkannya."

"Dirimu semester berapa sekarang?"   tanya Raisya. Cukup penasaran juga karena wajah Seulgi terasa lebih dewasa daripada dirinya.

"Aku mengambil pascasarjana sekarang," jawab Seulgi.

"Oh? Benarkah? Berapa usiamu?"

"25 tahun."

"Baiklah maafkan aku karena memanggilmu kurang sopan, Seulgi-ssi, " ucap Raisya. Tidak enak juga rasanya saat ia memanggil demikian pada gadis yang lebih tua tiga tahun darinya.

EQUANIMITY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang