seventeen

879 170 13
                                    

Ngga jadi up malem karena takut kalian yang nunggu malah kemaleman.

Tandai kalau ada typo

Kritik dan saran aku terima

Jangan lupa VOTE!




Pagi ini, tepat pukul sembilan, tanpa kabar, Jimin berdiri di depan rumah sederhana milik Raisya dengan jaket berbulu cokelat miliknya.

Menggenggam sebuah bunga mawar merah yang dihiasi sedikit salju yang Jimin ambil di depan rumah si gadis.

"Kenapa tidak mengabariku dulu?" tanya Raisya seraya meraih bunga mawar dari Jimin.

"Ini kejutan. Dan selamat pagi. Apa kau sudah mandi?" tanya Jimin. Raisya mengangguk. Ia memang sudah siap, hanya saja kedatangan Jimin kerumahnya benar-benar mengejutkan. Rumahnya sangat kecil dan ketika Jimin kemari dengan setelah baju mahal, membuat Raisya kembali insecure.

"Kalau begitu? Apa kita langsung berangkat?" tanya Jimin.

"Sebentar! Aku akan ambil tas dulu."

Jimin membiarkan Raisya masuk ke dalam. Pria itu meniti rumah sederhana milik gadisnya.

Meski kecil, namun cukup bersih untuk seukuran anak gadis yang tinggal sendiri.

Raisya kembali keluar dan mengunci pintu. Meski dalam rumahnya tidak ada apa-apa, tapi Raisya ingin agar rumahnya aman bebas maling. Makanya ia selalu menguncinya meski hanya ke supermarket yang ada diujung jalan.

"Sudah."

Jimin menyodorkan tangannya di depan Raisya, sementara si gadis sibuk menelaah apa yang sedang terjadi. Sampai akhirnya Jimin yang sudah tidak tahan meraih jemari Raisya dan menautkannya.

Melemparkan senyumannya pada si gadis dan mengajaknya untuk ke arah parkiran mobilnya. Jimin memarkirkan mobilnya di basement sebuah gedung yang entah gedung apa.

Jimin melepaskan tautannya ketika Raisya harus masuk ke dalam mobilnya dan dirinya berjalan dengan cepat mengelilingi mobil sebelum akhirnya mendudukkan dirinya di kursi kemudi di samping Raisya.

Jalanan nampak masih cukup lenggang dengan beberapa mobil yang terjun ke jalan. Beberapa pejalan kaki yang juga tengah menunggu bus atau sedang lari pagi menuju taman nampak berbaur.

Jimin mengajak Raisya ke tempat ice skating yang ada di dalam sebuah tempat wahana hiburan. Lotte world.

Sebelumnya Raisya tidak pernah kemari karena biaya masuknya yang cukup mahal dan tidak memiliki uang. Tapi sekarang, dengan genggaman Jimin pada jemarinya, pria itu membawa pada dunia fantasi yang Raisya ingin kunjungi.

Lotte world di musim dingin bukan hal yang sempurna sebetulnya karena beberapa wahana yang berada di outdoor di berhentikan karena kendala salju.

Namun wahana indoor masih bisa dijalankan seperti roller coaster, komidi putar dan ice skating tentu saja.

"Kau sudah sarapan?" tanya Jimin.

"Sudah. Kakak?" tanyanya balik.

"Sudah. Kalau begitu kita langsung?" tanya Jimin lagi.

"Bagaimana jika aku jatuh? Aku benar-benar tidak bisa bermain itu," ucap Raisya risau. Ia benar-benar tidak bisa. Memakai sepatu roda saja dia tidak bisa.

"Kau yakin aku akan membiarkanmu jatuh?"

Oh baiklah. Jimin terlalu manis sekarang dan itu membuat Raisya jadi salah tingkah. Ayolah! Siapa yang tidak meleleh ketika di berikan kata seperti itu oleh Jimin? Jangan membohongi diri sendiri.

EQUANIMITY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang