Twelve

921 157 7
                                    

Dibaca dulu yaa biar ga salah paham dengan panggilan yang akan aku gunakan.

Raisya manggil Jimin itu 'Sajangnim' sedangkan ke Taehyung dan Hoseok manggil 'Daepyonim'

Berdasarkan beberapa referensi yang aku baca, Sajangnim memiliki Arti [CEO/ presiden perusahaan/ direktur utama]

Sedangkan Daepyonim memiliki arti [Wakil pimpinan]

Sumber utama aku ambil dari http://mywaskitopedia.blogspot.com/2019/07/pangkat-pekerjaan-bahasa-korea-sajang.html?m=1

Okeee kalau misalkan ada bantahan atau memang kesalahan. Silahkan beritahu aku. Aku bakal berterimakasih banget. Jangan sungkan yaaa sayang.

Terimakasih mau membacanya



"Di mana gadis itu? Bukankah sekarang waktunya pemotretan?" tanya Jimin pada Taehyung yang tengah memeluk sebuah ipad yang berisi beberapa jadwal yang harus dilakukan oleh Jimin hari ini.

Termasuk memastikan pemotretan. Sebenarnya tidak ada keharusan Jimin untuk stay di tempat, namun lagi dan lagi semua ini karena Raisya.

"Dia bilang ingin pergi ke kampus terlebih dahulu untuk menyerahkan skripsinya. Tapi sampai sekarang belum kembali. Mungkin karena diluar sedang badai salju."

Jimin menghembuskan napasnya. Jika badai salju seperti ini, bus akan semakin jarang yang beroperasi karena jalanan licin dan sangat berisisiko.

"Aku akan menjemputnya."

"Tidak! Diluar sedang badai, Jim!" cegah Hoseok. Ia tidak bisa membiarkan Jimin mengemudi dengan kondisi cuaca yang seperti ini.

"Kalau begitu salah satu dari kalian ikut denganku. Aku tidak bisa menunggu lebih lama. Ini sudah lewat dua jam hyung!" ucap Jimin kesal.

"Baiklah. Aku yang akan menemanimu. Tapi aku yang akan menyetir!" putus Taehyung akhirnya. Jimin hanya mengangguk lantas melempar kunci mobil.

Taehyung menyerahkan jadwal Jimin pada Hoseok dan melangkah menyusul pria bebal yang tidak mau mendengarkan dirinya.

Taehyung dan Jimin masuk pada sebuah mobil ferrari hitam metalik dan Taehyung mulai menancapkan gasnya pada jalanan.

Perlahan namun stabil, Taehyung mengemudi. Ia hanya tidak ingin terjadi apa-apa pada temannya, ia takut jika Jimin mengebut membawa mobilnya.

Membutuhkan waktu 20 menit hingga akhirnya mereka sampai di parkiran kampus. Tidak sulit untuk mendapat akses masuk, Jimin hanya tinggal menujukkan wajah dan semuanya beres.

Jimin mengambil scarf Luis Vuitton berwana sky blue dari belakang jok mobil dan menurunkan sepatu model Wyatt Chelsea Cropped Boots di aspal parkiran yang sudah mulai tertutup salju.

Jimin menutup pintu mobilnya lalu berlari menerjang salju yang turun dengan lebat. Kakinya melangkah dengan cepat guna mencapai gedung fakultas bahasa. Tidak sulit untuk mencarinya karena Jimin sering kemari.

Ia melihat sosok gadis yang tengah menggosokkan kedua telapak tangannya seraya meniupnya pelan. Kaki yang di balut sneakers putih lusuh ia gerakkan ke kanan dan kiri melepas bosan. Matanya bergerak mengitari halaman luas yang hampir tertutup salju sepenuhnya. Rambutnya sedikit berantakan karena di terpa angin badai salju.

Jimin membawa gadis yang duduk itu dalam dekapannya. Tidak memperdulikan bagaimana si gadis yang mulanya sangat terkejut dan hampir berontak.

Kukungan Jimin mengerat guna menetralkan suhu tubuh si gadis yang semakin meningkat. Tubuhnya dingin.

EQUANIMITY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang