Vote dan komen kalian menentukan apakah aku harus up malam minggu nanti atau skip minggu depan aja.
Up nya sekarang takut malam nanti ngga bisa up, aku kalian demo kan bahaya.
Happy reading.
Jimin meneguk birnya. Rasa panas mulai menjalar pada kerongkongannya. Sudah pukul 10 malam namun ia memilih untuk menegak birnya sebelum pergi tidur.
Pikirannya bercabang. Raisya sudah mulai mengetahui semuanya dan ia sudah tidak bisa berpikir jernih. Jimin tidak bisa kembali kehilangan sosok wanita yang ia cintai untuk kedua kalinya.
Cukup Byun Seulgi yang meninggalkannya, dan ia tidak mau Raisya ikut meninggalkannya.
Ini semua salahnya. Jimin terlalu gegabah hingga akhirnya keputusannya membuat orang lain merugi.
Harusnya Jimin tidak bertindak demikian hingga merenggut nyawa orang lain. Harusnya ia ikuti aturan penyelidikan kala itu.
Jimin mengerang karena sudah hampir 4 botol minuman keras itu membasahi kerongkongannya dan perutnya sudah mulai berkontraksi.
Rasa pening, mual dan tidak enak badan mulai menyerang tubuhnya secara bertubi-tubi hingga akhirnya Jimin bangkit dan merebahkan asal tubuhnya pada kasur.
Raisya tidur di kamar sebelah dan kemungkinan gadis itu sudah terlelap di alam mimpi.
Jimin menutup matanya dengan tangan guna mengurangi cahaya yang masuk pada matanya.
Memikirkan apa yang akan terjadi setelah Raisya mengetahui apa yang sekarang sedang diselidiki ulang oleh Namjoon dan Jungkook tentunya membuat Jimin tertekan.
Apalagi Raisya tidak akan semudah itu memaafkan dirinya jika semuanya terbukti benar.
Jimin kalut hingga rasanya ia ingin mencekik lehernya sendiri. Mengakhiri hidupnya sendiri meski ia tahu jika itu sama sekali tidak akan membuahkan hasil sama sekali.
Raisya yang sedari tadi merasa tidak tenang duduk di kamarnya memilih mengunjungi Jimin yang entah sedang apa.
Saat Raisya membuka pintu, ia cukup terkejut saat melihat beberapa botol minuman keras berserakan di lantai dan juga Jimin yang terbaring tidak teratur di atas kasurnya.
Raisya setengah berlari mendekat ke arah Jimin yang tengah mengingau acak. Raisya mengangkat kepala Jimin agar berada di atas bantal dan melepaskan sandal yang membalut kakinya dan menelusupkannya pada selimut hingga leher.
Meletakkan botol-botol itu di atas meja dan mendudukkan dirinya di atas ranjang tepat di sebelah Jimin.
"Komohon jangan tinggalkan aku," racau Jimin. Raisya meletakkan panggung tangannya pada kening Jimin. Suhu tubuhnya naik dan dengan sigap Raisya mengambil air hangat juga kain bersih guna mengompres Jimin.
Ia memeras kain yang sudah di celupkan pada air dengan suhu ruangan dan meletakkannya di area kening juga leher.
Raisya menaikkan suhu ruangan agar lebih hangat. Mengusap kening Jimin dengan lembut karena pria itu terus mengigau.
"Raisya, jangan tinggalkan aku," isak Jimin dengan mata tertutup. Raisya tersentak karena melihat butiran air mata itu turun dari kelopak mata Jimin yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpinannya di perusahaan penerbitan.