Namjoon mengernyitkan dahinya. Ada sesuatu yang membuat dirinya dilanda kebingungan saat menyelidiki kasus Minji yang sudah tertimbun lima tahun yang lalu.
"Jung? Bukankah membuka celana adalah salah satu upaya agar darah mengalir kesekujur tubuh? Maksudku bisa saja ahjussi ini melakukannya karena memang celana yang Minji kenakan saat itu memang sangat ketat," ucap Namjoon.
Jungkook menghampiri pria itu dan memeriksa beberapa bukti yang Namjoon berikan. Semuanya terasa benar dan Jungkook semakin takut.
"Hyung? Aku juga sudah memeriksa cctv yang asli dan semuanya jelas salah. Minji terpeleset karena jalanan licin. Minji menarik tali yang menjadi pemberat sebuah pelastik yang menutupi barang dagangan yang akhirnya jatuh tepat pada keningnya hingga membuat Minji mengalami gangguan. Dan aku juga sudah memeriksa alat vital gadis itu dan semuanya normal."
Namjoon semakin terhenyak. Apa yang sudah ia lakukan lima tahun lalu? Mengapa ia melakukannya? Apa Namjoon salah?
"Jung? Bisa kau cek kembali cctvnya? Maksudku, bagaimana tersangka bisa menjadi tersangka?"
Jungkook mengangguk paham. Ia kembali berkutat dengan layar komputernya guna memeriksa cctv juga beberapa bukti yang masih tersisa. Semuanya menimbulkan hipotesa yang tersambung.
Namjoon meraih ponselnya dan mencari kontak Seokjin guna memanggilnya. Hanya butuh beberapa detik dan Seokjin mengangkat panggilannya.
"Hyung? Sibuk?" tanya Namjoon.
[Tidak begitu, ada apa? Kau sudah menemukan titik terang?]
"Hyung? Aku masih menyelidikinya, aku ingin bertanya di sel mana tersangka di tahan?"
[Aku akan mengeceknya. Akan kukabari setelah kutemukan berkas tahanannya]
"Baiklah hyung, terima kasih. Dan segeralah hubungi aku."
Sambungan terputus dan Namjoon memijat pelipisnya. Apa yang sudah ia lakukan? Ia bersumpah akan berhenti menjadi seorang jaksa jika semuanya terbukti benar. Ia akan mengabdikan dirinya di perusahaan Jimin saja atau bekerja yang lain.
"Hyung? Tersangka baru saja kembali dari pekerjaannya dan kembetulan sedang lewat jalan itu. Dan dia melihat korban yang sudah tergeletak dengan kepala belakang yang sudah mengeluarkan banyak darah. Tersangka membuka resleting celana korban karena berpikir jika aliran darahnya tersumbat karena wajah korban yang sudah pucat. Datang seorang wanita dan meneriaki semua warga hingga akhirnya ia tertangkap dan menjadi tersangka."
"Hyung? Tersangka Raka tidak bersalah."
.
.
.
Jimin memijat pelipisnya tak kala Namjoon meneleponnya lima menit yang lalu. Ia bahkan tidak tahu harus berbuat apa.
Dua minggu yang lalu Namjoon dan Jungkook memang diminta oleh Jimin untuk kembali menyelidiki kasus kematian sang adik. Namun ia tidak menyangka kebenarannya akan seperti ini.
Semuanya adalah ulah dirinya yang gegabah. Jimin menyesali itu dan sekarang ia bingung bagaimana cara mengatakannya pada Raisya.
Kedua orang tua Raisya meninggal karena ulah dirinya dan kedua orangtuanya yang tidak disengaja.
Jimin tidak menyangka jika tersangka yang dieksekusi mati tanpa penyelidikan yang konkret adalah ayah Raisya yang meninggal lima tahun lalu.
Setelah Minji dinyatakan meninggal diusia 14 tahun, enam bulan setelahnya tersangka di eksekusi mati karena Namjoon dan Jungkook memberikan bukti palsu yang kuat atas permintaan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpinannya di perusahaan penerbitan.