TwentySix

867 180 15
                                    

Bacanya pelan-pelan jangan sambil

VOTE PLEASE! DON'T SILENT READERS!





"Hyung? Ada apa dengan Jimin?" tanya Taehyung yang kini melihat Jimin terbaring lemah di kasurnya dengan beberapa luka lebam di pipi dan juga rambut yang semrawut tidak teratur.

Hoseok masih terdiam. Pria itu menghembuskan napasnya perlahan dan memberikan ruang agar Taehyung duduk di tempatnya semula.

Taehyung memperhatikan Jimin dengan iba. Jika Jimin bangun, jelas ia tidak akan suka dengan tatapan yang Taehyung berikan.

Jimin tidak suka dikasihani.

"Raisya adalah penawar. Jika dia kembali dengan Jimin, dia akan kembali bebas dari traumanya," ucap Hoseok yang kini bersandar pada tembok disamping ranjang Jimin.

"Tapi bagaimana mungkin hyung? Bagaimana bisa Raisya dibujuk untuk kembali pada Jimin setelah ia mengetahui kebenarannya?" tanya Taehyung.

Ia sendiri tidak paham mengapa semua ini bisa terjadi. Prediksinya menjadi sebuah kenyataan dan Taehyung tidak menyukai itu. Ia ingin Jimin bahagia.

"Aku akan mencobanya. Aku akan mencoba datang ke rumahnya dengan baik-baik. Setidaknya untuk sekarang Raisya tidak boleh dibiarkan mengundurkan diri dari perusahaan," ucap Hoseok. Cara yang pertama akan ia lakukan adalah dengan membawa surat kontrak yang telah Raisya tandatangani. Biarkan Hoseok menjadi pria jahat untuk kali ini.

"Hyung? Bagaimana jika Raisya dibawa paksa kemari? Ia tidak akan tega melihat Jimin yang seperti ini. Aku yakin Raisya akan kembali pada Jimin setelah kita menceritakan apa yang terjadi dengan Jimin."

Hoseok buru-buru menggeleng. Itu bukan opsi bagus. "Lalu kau memberitahu kelemahan Jimin? Tidak, Tae. Jimin jelas tidak akan menyukai itu dan aku tidak setuju dengan usulanmu!" tolak Hoseok tegas. Bagaimanapun ia pria yang juga tidak suka kelemahannya diumbar apalagi pada gadis yang ia cintai.

Taehyung menghembuskan napasnya pelan. Saat mendengar Jimin menggumankan kalimat Raisya jangan tinggalkan aku membuat Taehyung mengerti dengan cinta yang Jimin berikan pada gadis itu.

Pria itu terlalu banyak menunpahkan cintanya pada Raisya. Jimin mencintai Raisya secara berlebihan hingga akhirnya membuat dirinya sendiri terluka lebih dalam.

"Raisya kumohon jangan tinggalkan aku," racau Jimin lagi.

"Hyung? Aku akan membawa Raisya kemari."

.

.

.

Raisya terisak dalam balutan selimutnya. Rambutnya berantakan dan matanya sembap. Wajahnya memerah dan bahunya bergetar.

Mengetahui fakta yang sebenarnya membuat Raisya kembali dirundung rasa putus asa. Ia bahkan tidak tahu jika semua ini berkaitan. Park membunuh kedua orangtuanya tanpa sebab.

Biarkan ia mengambil kesimpulan berlebihan kali ini. Ia sudah tidak ingin berpikir lebih rasional dari ini. Semuanya sudah jelas untuk menguatkan hatinya.

Pintu rumahnya diketuk dan dengan gontai Raisya turun dari ranjangnya. Menyeka air matanya juga wajahnya sebelum membuka pintu.

Perlahan kesadarannya hilang karena satu orang dari dua orang yang berdiri di depan rumahnya membekap dirinya hingga kehilangan kesadaran.

"Bawa dia masuk kedalam mobil."

.

.

.

EQUANIMITY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang