Ending

1.8K 159 16
                                    

Pagi ini mentari nampak bersinar terik hingga bisa saja tumpukkan salju meleleh dalam setengah hari.

Namun tak bisa ditampik jika suhunya masih dingin, sedingin kutub utara dan kutub selatan.

Raisya tidak suka kedinginan, tapi suka ketika sepatunya menginjak salju tipis yang ada di pinggir trotoar.

Salju yang memenuhi jalanan agaknya sudah di bersihkan agar lalu lintas dapat berjalan semestinya. Trotoar untuk pejalan kaki juga begitu, salju hanya ada di pinggiran trotoar.

Cuaca seperti ini, sangat tidak menyenangkan jika hanya mengenakan sweater tipis, makanya kemarin sebelum pulang, Raisya mampir sebentar ke toko baju yang menyediakan jaket winter tebal.

Setidaknya dia sudah memiliki cukup uang untuk membeli jaket winter yang harganya cukup di kantong. Raisya tidak terlalu menyukai belanja berlebihan. Sejak kecil ia dibiasakan agar hidup hemat dan secukupnya.

Ayahnya pernah berkata, jikapun dirinya memiliki banyak uang, jangan pernah hamburkan uangmu untuk membeli kebutuhan yang bahkan sebenarnya tidak begitu kau butuhkan.

Raisya juga menyayangkan jika hasil kerja kerasnya di hamburkan begitu saja. Rasanya tidak sepadan sekali antara perjuangan untuk mendapatkan dengan waktu penghabisan.

Dirimu akan merasakan seperti naik tangga ketika berjuang untuk mendapatkan, dan akan merasakan seperti naik selincuran ketika akan menghabiskan. Semuanya tidak akan terasa dan kau akan sadar jika tiba-tiba uangmu habis setelah sampai rumah.

Raisya sampai di depan gedung perusahaan dan menemukan Jimin yang tengah bersandar pada pilar perusahaan.

Sekelebat bayangan itu seakan terus menghantui dan Raisya tidak menyukai keadaan di mana dirinya ingin membenci orang lain.

"Selamat pagi, Sajang-nim."

Raisya mencoba agar terlihat biasa saja. Bagaimanapun Jimin adalah atasannya, seseorang yang membantu dirinya berada di posisi seperti ini. Meski kesalahan yang Jimin lakukan terasa sangat memuakkan, kesopanan dan sikap profesional adalah hal yang harus di junjung tinggi.

Raisya rasa, ada kalanya dan juga ada tempatnya serta ada saatnya kau membicarakan hal di luar pekerjaan di mana tempatnya juga bukan di perusahaan.

Perusahaan adalah tempat bekerja dan tempat untuk membincangkan pekerjaan, sementara urusan pribadi seharusnya di selesaikan di ruang pribadi juga.

"Selamat pagi Raisya, kau harus keruanganku untuk menandatangani berkas pencetakan ulang bukumu," sapa Jimin yang kini berdiri di hadapan si gadis.

Sejujurnya itu tidak di perlukan. Tidak seharusnya Jimin melakukan itu dan tidak juga mengharuskan Jimin untuk memantau langsung. Namun kasusnya berbeda, ini Raisya, jadi Jimin harus mencari kesempatan.

"Baik Sajang-nim, saya akan ke ruangan anda nanti," balas Raisya.

"Kenapa harus nanti? Kita bisa langsung keruanganku sekarang juga. Aku ada urusan setelah ini," ucap Jimin.

Sebenarnya tidak ada urusan yang begitu berarti selain dirinya yang harus memeriksa dokumen kerja sama yang di tawarkan oleh beberapa perusahaan.

EQUANIMITY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang