Disinilah Raisya dan Jimin sekarang. Di sebuah restoran yang cukup dekat dengan perusahaan. Baju yang keduanya gunakan tidak berubah, masih seperti saat pemotretan membuat beberapa orang melirik ke arah mereka karena warna yang terlalu nyentrik.
Baik Jimin maupun Raisya tidak terlalu mengindahkan tatapan orang-orang, hanya saja Raisya masih tidak nyaman ketika matanya bersitatap dengan Jimin.
Mata hitam itu terlalu berbahaya.
"Baiklah, selain mandu-guk, apalagi yang ingin kau pesan? Mau jahe hangat?" tanya Jimin.
"Baiklah Sajang-nim, jahe hangat," ucap Raisya.
Demi dewa neptunus atau dewi fortuna, Raisya benar-benar tidak bisa menahan degup jantungnya yang berpacu cepat ketika melihat Jimin melemparkan sebuah senyuman lebar padanya.
Tunggu?!
Sejak kapan rambut pria itu diganti?
Baiklah lupakan. Apa salahnya dengan warna rambut blonde? Jimin jadi semakin terlihat tampan..
Jimin memanggil pramusaji dan mengatakan pesanan mereka. Memesan menu yang sama tanpa tambahan.
"Oh Raisya-ssi? Kau masih bekerja di cafe kakak Hoseok Hyung?" tanya Jimin.
"Ya Sajang-nim, hanya saja satu minggu ini kemungkinan aku tidak akan masuk karena sibuk untuk peluncuran buku ini," jelas Raisya.
"Kau? Mengenali aku saat datang ke cafe?" tanya Jimin. Setelah sekian lama, ia akhirnya menanyakan hal ini.
"Awalnya tidak. Tapi semenjak bertemu anda, saya jadi mengenali anda," jelas Raisya.
"Jangan terlalu formal padaku, santai saja."
"Tidak bisa Sajang-nim, anda adalah atasan saya, mana mungkin saya berani berbicara seperti itu?"
"Baiklah, jika kondisi ramai kau bisa memakai bahasa formal seperti tadi, tapi jika sedang seperti ini, pakai saja bahasa yang biasanya, tidak perlu sungkan dan ini perintah!" tegas Jimin.
Ia hanya ingin mencoba lebih dekat dengan gadis yang selama ini ia incar lewat
Jiwo dan juga Hoseok."Iya, baiklah."
Mandu-guk adalah makanan khas Korea Selatan yang biasa dimakan saat cuaca dingin seperti sekarang.
Mandu-guk adalah sebuah pangsit dengan isian daging cincang dan juga sayuran yang dimasukkan ke dalam kaldu panas. Biasanya diberikan irisan kue beras atau beberapa pelengkap lainnya.
Mandu-guk dipercaya bisa menghangatkan tubuh dan juga pikiran. Itu adalah salah satu makanan yang disukai Jimin dan Raisya. Keduanya suka dengan mandu-guk.
"Besok tidak usah bekerja di cafe, kau akan bekerja di perusahaan," ucap Jimin di sela kegiatan makan mereka.
Raisya lagi-lagi terdiam sebelum menjawab. Apa itu artinya ia tidak akan bekerja di cafe lagi?
"Aku belum mengatakan ini pada pemilik cafe, bisa beri aku waktu?" tanya Raisya.
"Hoseok hyung yang akan mengurusnya. Lagipula kau tidak bisa jika harus bekerja di dua tempat sekaligus. Belum lagi skripsimu yang harus di revisi. Aku tidak yakin kau bisa menyelesaikannya sekaligus."
Jimin benar dan sama sekali tidak salah. Banyak sekali hal yang harus ia lakukan. Tapi rasanya berat sekali jika harus meninggalkan cafe yang selama ini menjadi penghasil uang bulanannya.
Meski tak seberapa, namun sejarah di cafe tersebut benar-benar membuat Raisya berat untuk meninggalkannya.
"Bisakah saya mengunjungi cafenya nanti? Saya rasa, saya harus memberitahu mereka secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpinannya di perusahaan penerbitan.