[ŦɍɇȺsᵾɍɇ SᵽɇȼɨȺł Ꝁɨđs Sɇɍɨɇs]
Ini tentang Jeongwoo dan takdirnya yang terlahir sebagai seorang Listener. Awalnya kehidupan Jeongwoo di Al-Na'ir berjalan cukup baik. Hingga satu per satu kaumnya mati karena Eonian memakan para Listener. Akhirnya Jeo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Day 10 ____________
📍
2 hari semenjak kematian Wonyoung, para Listener tidak masuk ke sekolah mereka. Rasanya kematian gadis itu meninggalkan banyak pertanyaan dan luka tersendiri bagi beberapa orang. Mereka harus menyelidiki itu di luar sekolah, bagaimanapun juga mereka harus menemukan cara untuk kabur dari Eonian.
"Makanlah dulu. Kalian seperti akan mati kapan saja jika terus diam seperti itu." kata IN sambil menaruh masakannya ke meja.
"Bahkan aku tidak mendengar permintaan hantu. Apa aku sangat terguncang?" tanya Daehwi.
"Ya. Kau bahkan tidak mau makan kemarin. Kau mengurung diri di kamar sambil berselimut." jawab Jeongwoo.
"Kenapa harus Wonyoung?" tanya Jinwoo dengan matanya yang memerah.
"Kenapa bukan yang lain saja? Kenapa harus dia? Kenapa bukan Win atau aku atau Daehwi saja? Kenapa kita semua harus mempertahankan Jeongwoo dan mengorbankan segalanya!?" marah Jinwoo sambil memukul meja membuat IN berhenti makan.
"Hei tenang. Marah tidak akan menyelesaikan masalah. Kita tidak bisa mengubah takdir sekalipun kita diberi kesempatan untuk mengubah." ucap Win.
"Bagaimana aku bisa tenang?! Aku sangat dekat dengannya! Dia orang yang paling mengerti perasaanku dibanding kalian yang fokus berkembang tanpa memikirkan ketertinggalanku!"
"Kau yang lamban kenapa kau menyalahkan yang lain?" tanya Jeongwoo dengan wajah angkuhnya.
Jinwoo berdecih. "Hei Jeongwoo, kau pikir kau sudah hebat hah? Kau pikir kau sudah bisa melakukan segala hal hah!?"
"Jinwoo sudah. Aku perasaanku sedang tidak baik." ujar Daehwi.
"Kau pikir aku-"
"Berhenti terlihat sangat menderita. Kita semua juga kesusahan dan merasa kehilangan." potong IN membuat Jinwoo terdiam.
"Tidak usah bertingkah seperti kau yang paling disakiti di dunia ini. Kau sendiri yang membuat dirimu seperti itu. Cepat makan. Kau membuang waktu saja." ucap IN dingin lalu melanjutkan makannya.
Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu disana. Suasana yang ada di rumah Listener sangat tidak nyaman membuat Jeongwoo ingin pergi dari sana. Jinwoo terus saja marah atas kematian Wonyoung tanpa melihat seberapa keras usaha IN untuk merawat mereka di rumah itu. Jeongwoo jadi merasa iba karena hanya Jeongwoo yang mengerti kondisi IN. Pasti ia sangat stress saat ini.
