xxv. hatred?

704 212 62
                                    

Still day 17_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Still day 17
_______

📍


Begitu selesai mengobati Jeongwoo, Lia mengusir laki laki itu dari ruang pengobatan para Healer. Gadis itu berkata jika ia tidak sudi melihat seseorang yang menyebabkan orang terbaik di sekolah mereka mati. Jeongwoo yang mendengar itu berusaha menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada kaum Healer.

"Aku tidak membunuh IN. Aku berani bersumpah Lia. Aku tidak membunuhnya. Untuk apa aku membunuh seseorang yang selalu bekerja keras untuk membantuku berkembang? Itu opini yang sangat tidak masuk akal."

"Opini katamu? Cih. Kau membuatnya dimakan monster Jeongwoo. Kau meninggalkan IN karena ketakutan dengan monster yang mengejar kalian. Akuilah kesalahanmu! Kau tidak pantas menutupi perbuatan lemah itu!"

"Lia sudah." tenang Eunsang.

"Bagaimana bisa tenang!? Dia yang menyebabkan IN mati! Jika sudah seperti ini kita tidak dapat mendapatkan barang dari Trader yang selama ini IN dapatkan!" marah Lia membuat Jeongwoo memiringkan kepalanya.

"Marah tidak dapat membuat IN hidup Lia. Sudahlah, lebih baik kita lanjutkan penelitian dengan sari buah itu. Jeongwoo, pergilah. Kami tidak ingin melihat wajahmu lagi." usir Jisung lembut.

Jeongwoo mengangguk paham dan keluar dari ruang pengobatan itu. Ucapan Lia tadi cukup mengganggu pikiran Jeongwoo. IN membeli barang para Trader untuk para Healer? Namun, untuk apa? Kenapa ia harus melakukan itu? Apa yang IN dapatkan dari melakukan hal itu? Ia bukan tipe seseorang yang mau melakukan sesuatu secara cuma cuma.

"Ini aneh. Kenapa dia harus melakukan itu?" batin Jeongwoo.

Bila Jeongwoo pikirkan kembali, ia memerlukan penjelasan dari segala kilasan ingatan yang ia lihat tadi. Ia juga memerlukan penjelasan mengapa semua kaum di sekolah ini sangat sensitif bila hal itu berkaitan dengan IN? Apa hubungan mereka sebenarnya?

Saat ia berjalan menuju kelasnya, tiba tiba kerah baju Jeongwoo ditarik dan ia ditatap tajam oleh Junkyu. Jeongwoo yang takut dan terpojokkan di tembok tidak dapat mengalihkan pandangannya. Ia mau tidak mau menatap Junkyu yang terlihat sangat marah. Tanpa ragu, Junkyu memukul keras wajah Jeongwoo. Yedam, Yuri, dan Denise yang melihat itu bersorak menyemangati Junkyu.

"Lanjutkan terus! Buat dia sekarat!" ucap Yuri.

"Ayolah Junkyu, lebih keras. Kau tidak selemah itu bukan?" pancing Denise.

"Dasar kurang kerjaan." cibir Yedam sambil bersandar di tembok.

Junkyu kembali memukul Jeongwoo. Ia memukul Jeongwoo berkali kali sampai hidung dan mulut Jeongwoo mengeluarkan darah. Yoshi yang melihat kejadian itu dari luar sekolah dengan malas berjalan masuk ke dalam sekolah. Jika saja bukan karena IN, pasti Yoshi tidak akan melakukan hal yang sangat tidak penting seperti ini.

Tᕼᙓ ᒪOᙀᗪᑎᙓSS SIᒪᙓᑎᙅᙓ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang