xxxviii. unlucky boy

764 208 28
                                    

Day 29__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 29
__________

📍

Setelah diskusi panjang kemarin, Jeongwoo merasa beban yang ia pikul selama ini sedikit meringan. Empat dominant itu berusaha membantu Jeongwoo memecahkan teka-teki yang IN berikan kepadanya. Sempat beberapa kali tertawa bersama membuat Jeongwoo merasa jika ia tidak seorang diri lagi. Walaupun keempat orang itu bukan kaumnya, entah kenapa Jeongwoo merasa lebih baik saat menghabiskan waktu bersama mereka ketimbang harus sendirian seperti sekarang.

"Ah, aku kesepian lagi." batin Jeongwoo sambil memainkan jarinya di bawah sinar matahari.

Jeongwoo yang merasakan aura jahat tiba tiba mendekatinya langsung bangkit dari tidurnya. Ia melihat sekeliling hutan sekolah, memastikan adakah orang disana. Pendengarannya pun menajam. Ia dapat mendengar seseorang berjalan ke arahnya dari jarak tiga kilometer. Karena tidak memiliki sesuatu yang dapat melindungi dirinya, Jeongwoo memilih untuk pergi dari tempatnya bersantai.

Jeongwoo berjalan cepat seiring dengan derap kaki seseorang yang mengejarnya. Matanya tidak dapat menutupi rasa takut yang ia rasakan. Setelah keluar dari area hutan milik sekolah, Jeongwoo bergegas masuk ke dalam gedung sekolah. Namun, saat Jeongwoo hendak masuk sebuah dinding pelindung menghalanginya. Jeongwoo menoleh ke jendela ruangan Ibu Dara. Disana, Ibu Dara menatapnya dengan senyum yang mencurigakan.

"Sialan. Apa semua ini adalah rencana Ibu Dara?" batin Jeongwoo.

Jeongwoo terus berusaha memasuki gedung sekolah. Namun, sentuhan terakhir yang ia lakukan kepada pelindung itu menyebabkan tubuh Jeongwoo terpental kembali ke hutan sekolah. Andai saja Jeongwoo juga seorang penyihir dan merupakan penyihir yang lebih hebat dari Ibu Dara, pasti Jeongwoo sudah mengutuk Ibu Dara sekarang.

"Menyebalkan sekali. Kenapa aku menjadi sial seperti ini sih?" keluh Jeongwoo sambil bangkit dari jatuhnya.

Suara ranting diinjak membuat Jeongwoo menoleh ke belakangnya. Dalam hatinya, Jeongwoo mengumpat. Ia sudah berada cukup jauh dari orang yang mengejarnya tadi. Namun, karena Ibu Dara, sekarang Jeongwoo harus berada sangat dekat dengan orang itu. Jeongwoo meneguk ludahnya gugup. Matanya tidak dapat tenang. Terus saja melihat kesana kemari. Jantungnya berdetak kencang.


"Jeongwoo!" teriak seseorang membuat Jeongwoo menoleh ke sumber suara.

Memanfaatkan kesempatan dimana Jeongwoo lemah, pada saat itu juga orang yang mengikuti Jeongwoo bergerak menyerang Jeongwoo. Orang itu membanting tubuh Jeongwoo kemudian memukuli Jeongwoo. Orang itu adalah Seungmin. Jangan lupakan apa yang berada di tangan laki laki itu.

"Kau! Kau membuat Yeri dan Noa terbunuh! Kenapa harus mereka hah!? Kenapa harus kaumku!? Apa salah kami!?" bentak Seungmin.

Tᕼᙓ ᒪOᙀᗪᑎᙓSS SIᒪᙓᑎᙅᙓ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang