xxx. the loudness silence

710 215 41
                                    

Day 22________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 22
________

📍

Jeongwoo terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari menusuk matanya. Ia menatap langit yang terlihat cerah pada hari itu dengan matanya yang menyipit. Tidur di tengah taman bunga dengan perlindungan jam hologram milik IN ternyata bisa terasa sangat menenangkan.

Awalnya Jeongwoo memang hendak beristirahat di rumah kosong yang mengerikan itu, tetapi karena Jeongwoo terlalu takut untuk berada di tempat itu, ia memutuskan untuk pergi dari sana. Jeongwoo terus berjalan tanpa arah malam itu, hingga Jeongwoo tidak datar jika ia sudah sampai di sebuah taman bunga yang entah sejak kapan berada di planet Al-Na'ir.

Jeongwoo bangkit dari tidurnya. Merenggangkan tubuh kakunya selama beberapa saat kemudian menatap lingkaran berwarna merah yang melindunginya. Warna merahnya mulai memudar dan sedikit demi sedikit dinding perlindungan itu mulai hilang. Jeongwoo memilih fitur penghilang perlindungan di jam hologramnya. Dan dalam waktu sekejab, dinding yang sebelumnya melindungi Jeongwoo sekarang menghilang.

"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan?" batin Jeongwoo sambil melihat sekelilingnya.

Jeongwoo menghela napasnya yang terasa berat. Ia mengambil tasnya lalu berjalan tanpa arah kembali. Jeongwoo perlu makan pagi ini agar otaknya dapat kembali berpikir. Selama ia berjalan, Jeongwoo melihat lingkungan sekitarnya yang terlihat sangat asri dan tenang. Mengapa ia bisa sampai disini? Apa makna sebenarnya tempat ini? Tidak mungkin kan hanya karena sebuah kebetulan Jeongwoo bisa sampai di tempat seindah ini?

"Kau tahu? Jika kita mengambil momen untuk berpikir sejenak, kita dapat merubah segalanya." ucap seseorang sambil berjalan di samping Jeongwoo.

"Siapa kau?"

"Segala hal di dunia ini berkaitan erat. Keputusanmu, akan sangat berpengaruh dengan dominant-dominant lainnya. Karena apa? Kalian itu satu kesatuan."

"Omong kosong macam apa lagi ini." lirih Jeongwoo.

"Ayolah Jeongwoo, sadar. Kau tidak boleh terjebak di lubang yang sama secara terus menerus. Kau harus keluar dan berkembang lebih pesat lagi."

"Aku tidak bisa berkembang seorang diri."

"Kau bukan tidak bisa. Kau belum bisa melakukannya. Jangan katakan tidak kepada suatu hal yang masih mungkin untuk diubah. Karena setiap orang tidak tahu bukan mukjizat apa yang God berikan kepada kita."

"God?"

Orang itu mengangguk. "Kau tidak tahu God? Apakah IN tidak sempat memberitahumu berbagai hal penting yang seharusnya diketahui oleh seorang dominant?"

"Siapa kau? Apa maumu?" selidik Jeongwoo.

"Kita tidak perlu saling kenal. Aku tidak penting. Berbeda dengan dominant yang lainnya."

Tᕼᙓ ᒪOᙀᗪᑎᙓSS SIᒪᙓᑎᙅᙓ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang