~Hafidzah dan Rafli?

176 16 0
                                    

Hari ini tepat hari kedua Rafli dan Rangga mendampingi kegiatan santri di pondok. Mereka berdua akan menjelaskan perihal materi kemiliteran.

"Jadwal sekarang kelas berapa? " tanya Rafli.

"Kelas 9 mas, kemarin 7&8 sudah" jelas Hafidzah.

Segera mereka menuju ruang kelas untuk memberikan pelatihan menegai teori ilmu kemiliteran.

"Assalamuallaikum adik-adik" Sapa Rafli.

"Waalaikumsalam"ucap mereka serentak.

"Hari ini kami akan memberikan sedikit ilmu tentang kemiliteran dan juga mengenai tata Cara berkendara yang baik ketika di jalan ya" jelas Rafli.

Segera Rafli dan Rangga menjelaskan secara bergantian mengenai teori tersebut. Seluruh santri mendengarkannya dengan saksama. Ilmu kemiliteran Ini juga berguna bagi yang ingin menjadi Polisi agar besoknya sudah tidak asing lagi dengan kegiata-kegiatannya.
Setelah selesai menjelaskan segera mereka bertiga meninggalkan ruang kelas.

Pukul 12.00 mereka segera menjalankan ibadah solat.Setelah beberapa saat kegiatan dilanjutkan untuk hafalan.Hafidzah,Rafli,dan juga Rangga ikut mendampingi kegiatan para santri.
Sebenarnya Rafli ini juga pintar mengaji dan memiliki sifat sopan juga kepada wanita tentunya.

"Mas Rafli sama mas Rangga bisa bantu ngoreksi?" tanya Hafidzah.

"Bisa Haf, kebetulan saya sedikit tau tentang tajwid-tajwid" ucap Rafli.

"Boleh setoran sama saya dan juga sama kak Rafli dan kak Rangga ya" ucap Hafidzah kepada para santri.

Para santri segera setoran hafalan dengan sangat khusyu dan Rafli bersama Rangga mengoreksi santri dengan teliti.
Setelah semua hafalan lanjut melaksanalan solat ashar.

Pukul 15.30 kala itu Rafli dan Rangga bersiap-siap untuk pulang karena tugas hari ini sudah selesai.

"Besok hari ketiga ya dek pembinaan fisik" ucap Rafli.

"Kami pulang dulu ya Haf" ucap Rangga.

"Iya mas, terimakasih sudah memberikan ilmunya" balas Hafidzah kepada Rafli dan Rangga.

Setelah itu segera Hafidzah kala itu masuk kerumah.Pada waktu itu kebetulan Sarah kaka iparnya habis melahirkan, jadi rumah terasa lebih ramai semenjak kehadiran anaknya.
Anak Sarah perempuan dan terlihat cantik.

"Wah.. Khadijah sudah mandi ya.." ucap Hafidzah yang kala itu melihat Sarah tengah duduk sambil mengendong anaknya di ruang tamu.

"Iya tante..." balas Sarah yang menjawabnya.

"Oiya Haf, tadi kegiatannya sudah? " Tanya Sarah.

"Iya mba, sudah hari kedua tadi, masih ada 3 hari lagi"

"Kapan mau punya anak lucu gini dek? " tanya Sarah yang menggodanya.

"Calon nya belum ada mba,hehe"

"Oiya, Haflan gimana kabarnya sama kamu? "

"Maksudnya? " dengan tak mengerti maksdu Sarah.

"Ya hubungan kamu, kapan mau lamar kamu?"

"Mba ini.. " dengan tersipu malu.

"Atau ada calon lain?" masih menggoda adik iparnya itu.

"Engga mba,belum ada, mungkin belum waktunya"

"Mba doain dek supaya kamu cepet dapet jodoh ya"

"Iya mba Aamiin.."

Segera Hafidzah masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya dan dilanjutkan murojaah sampai maghrib.

Setelah solat maghrib Hafidzah membuka ponsel karena ada notif masuk.

"Assalamuallaikum dek" ucap Rafli

"Ini nomer siapa ya? " tanyanya dalam hati.

Kala itu Hafidzah belum membalas karena tidak tau itu nomor siapa.

"Udah dibaca kenapa belum dibalas ya, Huft....kenapa jadi deg-deg an gini" ucap Rafli yang menunggu balasan pesan dari Hafidzah.

Sehabis isya Hafidzah baru membalas pesan karena dia takutnya yang tadi mengirimkan pesan ada suatu hal penting.

"Waalaikumsalam,maaf dengan siapa? " send.

"Ini Rafli dek"

"O..saya pikir siapa mas, maaf ada keperluan tentang kegiatan atau apa? " tanya Hafidzah.

"Bukan kok dek " dengan keringat mulai muncul.

Hafizah menjadi bingung maksud Rafli mengirimkan pesan apa.

"Maaf lalu tentang apa ya? "

"Gini dek...." masih ragu untuk mengirimkan pesan.

"Iya? "

"Sebenarnya..saya ragu untuk bilang"

"Memangnya bilang persoalan apa mas? "

"Maaf ya Haf,saya harus bilang sama kamu sekarang,mungkin ini terlalu cepat"

"Maaf mas, saya masih belum paham dengan yang dimaksud mas Rafli"

"Saya suka sama kamu Haf,sejak pertama kali bertemu saya sudah kagum dengan kamu, mungkin saya bukan siapa-siapa, saya juga sadar masih fakir ilmu agama, namun perasaan ini muncul Haf, jika saya membuat kamu tidak nyaman saya minta maaf,mungkin saya mengungkapkan ini terlalu cepat sama kamu dek"

Hafidzah yang membacanya pun terkejut ternyata Rafli sudah menyimpan rasa dengannya.

"Maaf mas, kita juga belum saling mengenal juga"

"Tapi saya yakin kamu orangnya baik dek, jika kamu mau InsyaAllah saya akan mengkhitbah kamu,oiya kamu biasa saja ya setelah ini,niat saya baik kok, kamu pikir dulu baik-baik dek, saya tunggu jawabannya sampai kamu siap memberikan jawabannya,Assaalamaikum"

Hafidzah hanya terdiam di tempat karena dia terkejut saja dengan Rafli yang baru dia kenal 2 hari sudah menyimpan rasa dengannya. Bahkan mereka hanya sebatas kenal saja tidak lebih dari itu.

"Tapi kenapa mas Rafli suka dengan saya,masih banyak di luar sana yang lebih dari aku,bahkan gampang mas Rafli dapat yang lebih dari aku" ucap Hafidzah lirih sambil masih memikirkan perkataan Rafli kepadanya.

Senja yang telah hilang..
Kini telah berganti dengan bintang-bintang..
Hanya do'a yang selalu ku panjatkan..
Akankah ini semua jawabannya..
Namun.. aku belum menaruh hati..
Aku masih menunggu..
Menunggu orang yang tepat..
Yang bisa membawa ku ke Surga-Nya

Begitu Hafidzah menuliskan suasana hati di diary kesayangannya. Hafidzah malam itu sebenernya malah menaruh kagum dengan Haflan,karena Haflan orangnya juga baik. Namun, Haflan belum ada niatan untuk mengkhitbahnya, karena memang Haflan belum mengungkapkan perasaannya kepada Hafidzah.

Haflan masih tugas di Makassar sampai 3 bulan kedepan. Seberanya Haflan ini ingin mengungkapkan perasaannya kepada Hafidzah, namun masih menunggu waktu yang tepat,meskipun mereka berdua sudah lumayan saling mengenal dengan keluarga mereka.

Malam itu menjadi malam yang lumayan membuat Hafidzah kepikiran akan niatan Rafli. Dia masih bingung dengan ajakan Rafli, sementara dia masih menunggu Haflan, namun dia sebenarnya juga sadar bahwa dia ini siapa,namun kembali lagi karena ini fitrah munculnya.Niatan Rafli juga baik jadi inilah yang masih membuat Hafidzah bingung.

Hafidzah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang